Sabtu, 4 Oktober 2025

Antisipasi Kemungkinan Buruk Politik Indonesia Pasca 22 Mei, Jokowi Panggil 2 Mantan Petinggi TNI

Antisipasi kemungkinan buruk politik Indonesia pasca pengumuman hasil Pilpres 2019 oleh KPU, Jokowi kerahkan 2 mantan petinggi TNI.

Kolase Tribunnews
Antisipasi kemungkinan buruk politik Indonesia pasca pengumuman hasil Pilpres 2019 oleh KPU, Jokowi kerahkan 2 mantan petinggi TNI. 

TRIBUNNEWS.COM - Komisi Pemilihan Umum ( KPU) akan secara resmi mengumumkan hasil Pilpres 2019 pada 22 Mei 2019 mendatang.

Hasil Pilpres 2019 yang akan diumumkan KPU tersebut tentu akan berdampak pada stabilitas politik di Indonesia.

Sebab, kini telah ada penolakan hasil penghitungan suara oleh KPU dari salah satu kubu yang bertarung dalam Pilpres 2019.

Mengantisipasi adanya potensi kondisi politik yang buruk di Indonesia, Presiden Joko Widodo ( Jokowi) kerahkan dua mantan petinggi TNI.

Dikutip Gridhot.ID dari Kompas, juru bicara Badan Pemenangan Nasional ( BPN), Andre Rosiade mengatakan pernyataan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto yang menolak hasil penghitungan suara Pemilu 2019 yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Baca: Marak Isu People Power, Kapolres Sumenep Madura Himbau Warga Agar Tak Datang ke Jakarta pada 22 Mei

Pasalnya, Prabowo menganggap telah terjadi kecurangan selama penyelenggaraan pemilu, dari mulai masa kampanye hingga proses rekapitulasi hasil perolehan suara yang saat ini masih berjalan.

"Saya akan menolak hasil penghitungan suara pemilu, hasil penghitungan yang curang," ujar Prabowo saat berbicara dalam acara 'Mengungkap Fakta-Fakta Kecurangan Pilpres 2019' di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Selasa (14/5/2019).

Prabowo mengatakan, selama ini pihak BPN telah mengumpulkan bukti terkait dugaan kecurangan yang terjadi.

Dalam acara tersebut, tim teknis BPN menyampaikan pemaparan mengenai berbagai kecurangan yang terjadi sebelum, saat pemungutan suara, dan sesudahnya.

Di antaranya adalah permasalahan daftar pemilih tetap fiktif, politik uang, penggunaan aparat, surat suara tercoblos hingga salah hitung di website KPU.

"Kami tidak bisa menerima ketidakadilan dan ketidakjujuran," kata Prabowo.

Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua BPN Djoko Santoso.

Baca: Danpaspamres: Kami Amankan Presiden 100 Persen pada 22 Mei

Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto saat berbicara dalam acara Mengungkap Fakta-Fakta Kecurangan Pilpres 2019 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Selasa (14/5/2019)
(KOMPAS.com/KRISTIAN ERDIANTO)
Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto saat berbicara dalam acara Mengungkap Fakta-Fakta Kecurangan Pilpres 2019 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Selasa (14/5/2019)

Menurut dia, dugaan kecurangan itu sudah dilaporkan oleh BPN sejak awal, namun tak pernah ditindaklanjuti.

"Beberapa waktu lalu kami sudah kirim surat ke KPU, tentang audit terhadap IT KPU, meminta dan mendesak di hentikan sistem penghitungan suara di KPU yang curang, terstruktur dan sistematis," kata Djoko.

Melihat hal ini terjadi, kondisi politik di Indonesia semakin terlihat sedang dalam suasana yang panas.

Baca: Bahas 22 Mei, Jokowi Panggil Wiranto dan Agum Gumelar ke Istana

BPN Prabowo - Sandi sebut gunakan robot untuk pantau kecurangan Situng KPU.
Kompas.com (GARRY LOTULUNG)/Twitter @MSApunya
BPN Prabowo - Sandi sebut gunakan robot untuk pantau kecurangan Situng KPU.

 Takut akan berdampak semakin luas, Presiden Jokowi pun akhirnya memutuskan segera mengambil tindakan untuk berjaga-jaga menghadapi efek dari situasi politik ini.

Dilansir Gridhot.ID dari TribunMedan.com, Presiden Joko Widodo memanggil Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Ham Wiranto serta anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Agum Gumelar, ke Istana Kepresidenan, Jakarta Selasa (14/5/2019).

Ketika ditemui wartawan, Agum mengatakan bahwa pertemuan internal itu membucarakan masalah kondisi politik setelah pemilu.

"Membahas situasi, harapan-harapan, supaya setelah pemilu ini jadi berbeda dalam memilih itu menjadi sesuatu yang wajar," kata Agum.

Namun Agum tak mengatakan secara rinci hasil dari pertemuan internal tersebut.

Baca: 2 Hari Sebelum 22 Mei, 32 Ribu Personel Gabungan Diterjunkan Amankan KPU dan Bawaslu

Agum Gumelar
Agum Gumelar (Kompas.com)

Baca: Akan Diledakan Saat Demonstrasi 22 Mei, Bom Rakitan Pimpinan JAD Bekasi Bisa Diaktifkan Lewat Wifi

Ia hanya sempat menyinggung tentang bagaimana kondisi politik Indonesia setelah Komisi Pemilihan Umum mengumumkan pemenang pilpres pada 22 Mei 2019 nanti.

"Perbedaan memilih ini akan berakhir setelah pilpres selesai, kapan pilpres selesai?" katanya.

"Tanggal 22 Mei besok, ada pengumuman resmi dari KPU. Setelah 22 Mei besok diharapkan seluruh masyarakat Indonesia bersatu kembali untuk menghormati apa pun keputusan demokrasi. Itu saja," tambah Agum.

Mantan Komandan Jenderal Kopassus ini mengaku sempat memberikan sejumlah masukan kepada Jokowi dalam menghadapi situasi saat ini.

"Ya jelas ada (masukan), tapi sarannya semua diarahkan supaya bagaimana kita melihat ke depan, jadi tidak usah lihat ke belakang, tapi bagaimana lihat ke depan, apa yang terbaik bagi bangsa dan negara ke depan," pungkasnya.

Baca: Buka Bersama Bareng Jokowi, Zulkifli Hasan Minta Tunggu Hasil Pemilu Pada 22 Mei

(Gridhot.Id/Nicolaus Ade Prasetyo)

Artikel ini telah tayang di Gridhot.id dengan judul Siap Hadapi Kemungkinan Buruk Politik Indonesia Pasca 22 Mei, Jokowi Panggil Dua Mantan Petinggi TNI.

Sumber: GridHot.id
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved