Jumat, 3 Oktober 2025

Pilpres 2019

Prabowo Tolak Hasil Pemilu 2019, Ini Respons KPU, Kubu Jokowi: Seharusnya Malu pada Rakyat

Prabowo Subianto menyatakan akan menolak hasil penghitungan suara Pemilu 2019 yang dilakukan KPU. Ini tanggapan KPU dan kubu Jokowi.

Editor: Sri Juliati
Tribunnews/JEPRIMA
Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto saat memberikan pernyataan politik didepan masa pendukungnya pada acara mengungkap fakta - fakta kecurangan Pilpres 2019 yang diselenggarakan oleh BPN di Hotel Grand Sahid Jaya, Sudirman, Jakarta Pusat, Selasa (14/5/2019). Pada pernyataan tersebut Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menyatakan akan menolak hasil penghitungan suara Pemilu 2019 yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). 

Prabowo Subianto menyatakan akan menolak hasil penghitungan suara Pemilu 2019 yang dilakukan KPU. Ini tanggapan KPU dan kubu Jokowi.

TRIBUNNEWS.COM - Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menyatakan akan menolak hasil penghitungan suara Pemilu 2019 yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Pasalnya, Prabowo menganggap telah terjadi kecurangan selama penyelenggaraan pemilu.

Mulai masa kampanye hingga proses rekapitulasi hasil perolehan suara yang saat ini masih berjalan.

"Saya akan menolak hasil penghitungan suara pemilu, hasil penghitungan yang curang," ujar Prabowo saat berbicara dalam acara 'Mengungkap Fakta-Fakta Kecurangan Pilpres 2019' di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Selasa (14/5/2019).

Baca: Fakta Acara Ungkap Kecurangan Pemilu: Prabowo Diklaim Menang 54,24%, BPN Tolak Hasil Perhitungan KPU

Baca: Peneliti LIPI Dorong BPN Prabowo-Sandi Laporkan Dugaan Kecurangan Pemilu Kepada Bawaslu

Baca: Prabowo Buat Wasiat Malam Ini, Ahli Hukum Dikumpulkan

Prabowo mengatakan, selama ini pihak Badan Pemenangan Nasional (BPN) telah mengumpulkan bukti terkait dugaan kecurangan yang terjadi.

Dalam acara tersebut, tim teknis BPN menyampaikan pemaparan mengenai berbagai kecurangan yang terjadi sebelum, saat pemungutan suara, dan sesudahnya.

Di antaranya adalah permasalahan daftar pemilih tetap fiktif, politik uang, penggunaan aparat, surat suara tercoblos hingga salah hitung di website KPU.

"Kami tidak bisa menerima ketidakadilan dan ketidakjujuran," kata Prabowo.

Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua BPN Djoko Santoso.

Ketua Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga Jenderal Purnawirawan Djoko Santoso di Padepokan Pencak Silat, TMII, Jakarta Timur, Rabu, (24/4/20219).
Ketua Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga Jenderal Purnawirawan Djoko Santoso di Padepokan Pencak Silat, TMII, Jakarta Timur, Rabu, (24/4/20219). (Tribunnews.com/ Taufik Ismail)

Menurut dia, dugaan kecurangan itu sudah dilaporkan oleh BPN sejak awal, tapi tak pernah ditindaklanjuti.

"Beberapa waktu lalu kami sudah kirim surat ke KPU, tentang audit terhadap IT KPU, meminta dan mendesak di hentikan sistem penghitungan suara di KPU yang curang, terstruktur dan sistematis," kata Djoko.

Sementara itu, KPU mempersilakan jika Prabowo Subianto menolak hasil penghitungan suara Pemilu 2019.

Komisioner KPU, Ilham Saputra mengatakan, jika ada dugaan kecurangan agar menempuh langkah sesuai koridor hukum yang berlaku.

"Ya enggak ada masalah kalau ada ditemukan indikasi kecurangan."

"Dilaporkan saja kepada lembaga terkait, misalnya ke Bawaslu biar mereka yang memproses," ujar Ilham saat ditemui di Gedung KPU, Jakarta Pusat, Selasa (14/5/2019).

Komisioner KPU RI Ilham Saputra di Kantor KPU RI, Jakarta, Selasa (7/5/2019)
Komisioner KPU RI Ilham Saputra di Kantor KPU RI, Jakarta, Selasa (7/5/2019) (Tribunnews.com/Danang Triatmojo)

Ia menjelaskan, hingga saat ini KPU membuka diri terhadap hal-hal yang mengindikasikan adanya kecurangan.

Menurut Ilham, sejumlah indikasi kecurangan yang sudah dilaporkan telah ditindaklanjuti oleh Sentra Gakkumdu.

"Prinsipnya kalau ada indikasi kecurangan silakan dilaporkan kepada institusi yang berwenang yang diamanatkan oleh undang-undang," kata Ilham.

Lantas, apa kata kubu Jokowi terkait penolakan Prabowo?

Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Ace Hasan Syadzily mengkritik pernyataan Prabowo tersebut.

Menurut dia, Prabowo tidak menghormati pilihan rakyat Indonesia dalam Pilpres 2019 ini.

Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Ace Hasan Syadzily.
Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Ace Hasan Syadzily. (Chaerul Umam/Tribunnews.com)

"Kita harus harus menghormati pilihan rakyat. Mereka telah menentukan pilihannya untuk menjadikan Jokowi-Kyai Ma’ruf sebagai capres-cawapres 2019 ini."

"Seharusnya Prabowo-Sandi malu kepada rakyat," ujar Ace melalui keterangan tertulis, Selasa (14/5/2019).

Ace menyayangkan Prabowo mengulangi sikapnya saat tidak terima dengan hasil Pilpres 2014 lalu.

Menurut dia, ini merupakan pelajaran buruk dalam kehidupan demokrasi di Indonesia.

"Dalam demokrasi itu, ada prinsip dasar yang harus dijunjung tinggi oleh siapapun, kita harus siap menang dan juga harus siap kalah. Itu prinsip dasar dalam kontestasi berdemokrasi," kata dia.

Menurut Ace, sebagian besar masyarakat Indonesia akan menerima siapapun presiden yang terpilih dalam Pilpres 2019.

Masyarakat lebih memiliki kesadaran atas prinsil demokrasi.

Dia heran para elite yang justru tidak bisa memahami itu. "Justru elite-elitenya yang tidak siap berdemokrasi," ujar Ace.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "TKN: Seharusnya Prabowo-Sandiaga Malu kepada Rakyat" dan "Prabowo Tolak Hasil Pemilu, KPU: Tidak Ada Masalah, Laporkan Saja ke Lembaga Terkait" dan "Prabowo: Saya Akan Menolak Hasil Penghitungan Suara Pemilu"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved