Sabtu, 4 Oktober 2025

Pilpres 2019

Arief Poyuono Kritik Tajam Demokrat, Sandiaga: Koalisi Masih Solid

Sandiaga: ucapan Arief tersebut tidak sesuai dengan kenyataan, Demokrat masih solid berada dalam Koalisi Adil dan Makmur.

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Sanusi
TribunJakarta.com/Jaisy Rahman Tohir
Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno menyayangkan ucapan Wakil Ketua Umum Gerindra Arief Poyuono yang mempertanyakan keberadaan Partai Demokrat di dalam Koalisi Adil Makmur.

"Saya sangat menyayangkan, mengkritik tajam ucapan seperti itu di bulan suci ramadan, karena itu tak sesuai dengan kenyataan," kata Sandiaga di Menteng, Jakarta, Minggu (12/5/2019).

Pasalnya, menurut Sandiaga, ucapan Arief tersebut tidak sesuai dengan kenyataan, Demokrat masih solid berada dalam Koalisi Adil dan Makmur.

"Dan sudah dikonfirmasi para sekjen bahwa koalisi indonesia adil makmur solid. ungkapan seperti itu adalah ungkapan yang bertentangan dengan semangat kebersamaan," katanya.

Sebelumnya, Arief Poyuono menyinggung keberadaan Partai Demokrat di koalisi Adil dan Makmur.
Arief Poyuono seolah merasa tak keberatan bila Partai Demokrat keluar dari kolasi Adil dan Makmur.

Menurut Arief Poyuono, Partai Demokrat tak begitu berpengaruh dalam upaya pemenangan Prabowo-Sandiaga. Arief Poyuono juga berpendapat bahwa Partai Demokrat justru membuat suara Prabowo-Sandiaga menurun.

"Monggo keluar aja deh, wong nggak ada pengaruhnya menghasilkan suara Prabowo-Sandi kok selama ini. Malah menurunkan suara lo," ucap Arief Poyuono.

Arief Poyuono
Arief Poyuono (KOMPAS IMAGES)

Demokrat Menjawab

Kepala Divisi Advoasi dan Hukum Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean justru mempertanyakan siapa sebenarnya Arief Poyuono yang diketahui sebagai Wakil Ketua Umum Partai Gerindra.

Hal itu dipertanyakan Ferdinand dalam menanggapi pernyataan Arief Poyuono yang meminta Demokrat supaya mundur dari Koalisi Adil Makmur.

Diketahui bahwa permintaan itu disampaikan oleh Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono.

Terkait itu, bahkan Ferdinand mengatakan bahwa permintaan tersebut tak digubris oleh pihaknya.

Hal itu disampaikan Ferdinand melalui tayangan Prime News di CNN Indonesia, Sabtu (11/5/2019).

"Tapi kalau tuduhan meminta keluar dari kolisi sama sekali tidak kami gubris," ujar Ferdinand.

 

"Karena bagi kami Partai Demokrat, ya mohon maaf sebetulnya Arief Poyuono ini kami pertanyakan siapa sih sebetulnya,' sambungnya.

Selain itu Ferdinand mengaku, selama pemilu ia tidak pernah bertemu dengan Arief Poyuono saat berada di kediaman Prabowo.

Kepala Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean
Kepala Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean (KOMPAS.COM)

Menurutnya, jika benar sebagai elite maka Arief Poyuono seharusnya sering berada di rumah Prabowo untuk memperkuat dukungan kepada kubu 02.

"Karena saya pribadi, puluhan kali saya wara-wiri ke Kertanegara dan ke kediaman Pak Prabowo selama proses pemilu ini, saya tidak pernah melihat Poyuono di sana," kata Ferdinand.

"Di BPN pun tidak ada."

"Jadi siapa dia sebetulnya?" tambahnya.

Untuk itu Ferdinand menegaskan Demokrat tidak menganggap terlalu serius soal permintaan Arief Poyuono tersebut.

Namun, mengenai tudingan Arief Poyuono yang menyebut Jokowi memberikan jaminan hukum kepada keluarga SBY ditanggapi serius oleh partai belambang mercy itu.

Ferdinand juga menegaskan, hubungan antara Demokrat dan Gerindra selama ini masih terjalin dengan baik.

"Kami tidak menemukan Arief Poyuono ini sebagai seseorang yang penting di Gerindra," kata Ferdinand.

"Sehingga hubungan antara Demokrat secara partai dengan Gerindra tidak ada masalah," tandasnya.

Simak videonya dari menit 7.40:

Arief Puyuono Tuding Demokrat

Sebelumnya, Arief Poyuono menuding Presiden Jokowi memberikan jaminan hukum pada keluarga Ketua Umum Partai Demokrat SBY yang ia sebut banyak terlibat kasus korupsi.

Arief mencontohkan kasus korupsi proyek Hambalang.

"Saya tahu kok kenapa kayak undur-undur, maklum belum clear jaminan hukum dari Kangmas Joko Widodo bagi keluarga SBY yang diduga banyak terlibat kasus korupsi, kayak kasus korupsi proyek Hambalang," kata Arief.

Hal tersebut kemudian membuat Arief meminta agar Partai Demokrat keluar saja dari Koalisi 02.

"Demokrat sebaiknya keluar saja dari Koalisi Adil Makmur. Jangan elitenya dan Ketum kayak serangga undur-undur ya. Mau mundur dari koalisi aja pake mencla mencle segala," ujar dia.

Arief juga menyebutkan bahwa pihaknya tidak keberatan jika nantinya Demokrat keluar dari koalisi Indonesia Adil dan Makmur.

Pasalnya, menurut Arief, Demokrat selama ini juga tidak memberikan pengaruh dalam memenangkan Prabowo-Sandi dalam kontestasi Pilpres 2019.

Arief menilai, keberadaan Partai Demokrat di koalisi justru membuat suara Prabowo-Sandi menurun.

"Monggo keluar aja deh, wong nggak ada pengaruhnya menghasilkan suara Prabowo-Sandi kok selama ini. Malah menurunkan suara lo," papar Arief.

Minta ditegur

Sementara Ketua DPP Demokrat, Jansen Sitindaon meminta pimpinan Gerindra untuk menegur Arief Poyuono terkait pernyataannya.

"Sebagai sesama rekan koalisi kami menyarankan kepada Gerindra untuk mengingatkan orang semirip Poyuono ini untuk tidak kalap dan kampungan," ujar Jansen melalui keterangan tertulisnya, Jumat (10/5/2019) dikutip dari Kompas.com.

Jansen meminta Arief Poyuono untuk introspeksi diri.

Menurutnya, suara Prabowo-Sandi turun akibat ulah orang-orang seperti Arief.

 

"Harusnya Mas Arief Poyuono ini berkaca diri ya, yang menurunkan suara Prabowo itu ya malah orang-orang sejenis Arief Poyuono ini. Kok malah menuduh kami," tambahnya.

Jansen juga menanggapi tuduhan Arief yang menyebut SBY meminta perlindungan hukum kepada Jokowi atas kasus korupsi.

Arief dianggap telah menuduh dua presiden sekaligus dalam pernyatannya.

"Karena dia telah menuduh dua presiden sekaligus. Presiden Jokowi melakukan pembiaran hukum dan Presiden SBY Korupsi," kata dia.

Jansen kemudian mempertanyakan apakah pernyataan Arief tersebut mewakili Pravowo atau hanya sekedar pernyataan pribadi.

"Pertanyaan kami, pikiran Poyuono menuduh keluarga SBY korupsi ini mewakili pikiran Prabowo selaku Ketua Umum Gerindra dan pimpinan koalisi atau tidak?" tuturnya.

Jika pernyataan Arief tersebut mewakili Prabowo, Jansen menganggap hal itu menjadi persoalan yang serius.

Namun jika tidak, Jansen meminta agar Gerindra memberikan teguran kepada Arief Poyuono dan meminta maaf.

Tanggapan lain juga datang dari calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno.

Sandiaga menyayangkan pernyataan Arief Poyuono tersebut.

Menurutnya, di bulan suci Ramadhan ini harus digunakan untuk memberikan pernyataan yang sejuk.

"Saya mengkritisi Pak Arief. Ini bulan suci Ramadhan harus memberi pernyataan yang sejuk. Kalimat seperti itu tidak senada dengan bulan Ramadhan yang bulan silaturahim, saya menyayangkan," kata Sandiaga di gedung Pandan Sari, Jalan Pusdika, Harjamukti, Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Jumat (10/5/2019) dikutip dari Kompas.com.

Calon wakil Presiden Sandiaga Uno menunaikan ibadah Salat Tarawih di Masjid At-Taqwa Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (5/5/2019).
Calon wakil Presiden Sandiaga Uno menunaikan ibadah Salat Tarawih di Masjid At-Taqwa Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (5/5/2019). (Tribunnews.com/ Taufik Ismail)

Mantan wakil gubernur DKI Jakarta tersebut menilai, pernyataan Arief tidak sesuai dengan apa yang terjadi di dalam koalisi.

Hingga saat ini, komunikasi antara partai koalisi dan elit Demokrat masih terjalin dengan baik.

“Koalisi kami solid. Alhamdulillah solid sama Pak Syarief Hasan (Wakil Ketua Umum Partai Demokrat) juga,” kata Sandi.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved