Kamis, 2 Oktober 2025

Pilpres 2019

Kontroversi Pendukung Prabowo: Kivlan Zen, Andi Arief hingga SBY Disebut Orang Licik

Simak pernyataan kontroversional dari sejumlah tokoh pendukung Prabowo mulai dari Kivlan Zen, Andi Arief, hingga SBY soal Setan Gundul dan Orang Licik

Kolase Tribunnews.com
Kontroversi Pendukung Prabowo: Kivlan Zen, Andi Arief hingga SBY Disebut Orang Licik 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pernyataan sejumlah tokoh pendukung Capres 02, Prabowo Subianto, mulai dari Kivlan Zen, Andi Arief, hingga SBY disebut 'Orang Licik' menjadi topik hangat akhir-akhir ini.

Sejumlah tokoh politik mulai dari Kivlan Zen, Andi Arief, hingga Ferdinand Hutahaean pun mengungkapkan pendapatnya masing-masing terhadap sikap politik Pilpres 2019.

Demikian bermula dari pernyataan Andi Arief soal 'Setan Gundul' hingga Kivlan Zen menyebut Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY sebagai orang licik.

Simak fakta yang terungkap dirangkum Tribunnews.com dari berbagai sumber berikut ini.

Baca: Prakiraan Cuaca BMKG 33 Kota Hari Ini Jumat, Hujan Petir di Tarakan, Hujan Lebat di Medan

1.Andie Arief singgung 'Setan Gundul'

Wasekjen Partai Demokrat, Andi Arief dalam cuitannya menyebut ada pihak di kubu Prabowo yang memberi info sesat kepada Prabowo Prabowo Subianto.

Andi Arief menyebut kelompok tersebut sebagai setan gundul.

Menurut Andi Arief, Partai Demokrat ingin menyelamatkan Prabowo Subianto dari kelompok yang memberikan angka klaim kemenangan 62 persen.

"Partai Demokrat ingin menyelamatkan Pak Prabowo dari perangkap sesat yang memasok angka kemenangan 62 persen," ujar Andi seperti dikutip dari akun Twitter-nya, Senin (6/5/2019) dikutip dari Kompas.com.

Kelompok yang ia sebut sebagai "setan gundul" itu telah menyesatkan Prabowo dengan memberikan informasi perolehan suara tersebut.

"Dalam koalisi adil makmur ada Gerindra, Demokrat, PKS, PAN, Berkarya, dan rakyat."

"Dalam perjalanannya muncul elemen setan gundul yang tidak rasional, mendominasi, dan cilakanya Pak Prabowo mensubordinasikan dirinya."

"Setan Gundul ini yang memasok kesesatan menang 62 persen," kata dia.

"Gerakan rakyat itu hancur lebur karena setan gundul memberi info sesat 02 menang 62 persen. Tidak ada people power berbasis hoaks," tutur Andi Arief.

2. Kivlan Zen balas pernyataan Andi Arief

Kivlan Zen menanggapi pernyataan Andi Arief yang menyebut ada setan gundul di Koalisi Adil Makmur Prabowo-Sandi.

Kivlan justru menyebut Andi Arief yang merupakan setan gundul.

"Ya yang setan gundul itu dia yang setan gundul, Andi Arief setan gundul, dia yang setan."

"Masa kita dibilang setan gundul," jelas Kivlan Zen di sela aksi demo di Kantor Bawaslu RI, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (9/5/2019).

Baca: UPDATE Hasil Real Count KPU Pilpres 2019 Jokowi vs Prabowo Pukul 07.15 WIB, Data Masuk 75.13%

3. Kivlan Zen menuding SBY

Kivlan Zen menuding Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bertindak licik saat Pilpres 2019.

Ia menyebut, SBY dan Partai Demokrat ingin menjegal Prabowo Subianto batal menjadi capres di Pilpres 2019.

"Saya tahu sifatnya mereka ini saling bersaing antara Prabowo dan SBY. Dia tak ingin ada jenderal lain yang jadi presiden, dia ingin dirinya sendiri dan dia orangnya licik."

"Sampaikan saja bahwa SBY licik. Dia junior saya, saya yang mendidik dia, saya tahu dia orangnya licik, dia mendukung 01 waktu menang di tahun 2014," kata Kivlan Zen di sela aksi demo di Kantor Bawaslu RI, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (9/5/2019).

4. Ferdinand sebut Kivlan Zen berlebihan

Ketua Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean angkat bicara terkait pernyataan Kivlan Zen yang menyebut Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY) licik.

Menurut Ferdinand Hutahaean, Kivlan Zen tidak tahu perjuangan SBY memenangkan pasangan Prabowo-Sandiaga.

"Saya pikir Pak Kivlan terlalu berlebihan berbicara ya dia tidak tahu, Pak SBY begitu keras berjuang untuk memenangkan Pak Prabowo-Sandi, " katanya saat dihubungi, Kamis (9/5/2019).

5. Prabowo disebut tak banyak dengarkan arahan SBY

Menurut Ferdinand, selama Pilpres 2019, justru Prabowo yang tidak terlalu banyak mendengarkan arahan dan masukan SBY.

"Jadi saya pikir tidak perlu saling menuding begini, saling menyalahkan, kita jangan menambah lawan. Karena lawan yang ada saat ini saja tidak dilawan," katanya.

Hanya saja justru Prabowo tidak menyambut baik.

Malahan Prabowo sering melakukan tindakan yang merugikan diri sendiri, satu di antaranya menyerang SBY.

"Jadi saran saya mohon maaf kepada pak Kivlan tidak ingin menggurui tetapi sebaiknya Pak Kivlan tidak usah terlalu banyak bicara yang tidak produktif yang justru kontraproduktif terhadap pemenangan pak Prabowo," katanya.

6. Pendiri Demokrat sebut pernyataan Kivlan Zen tak tepat

Pendiri Partai Demokrat, HM Darmizal MS, menilai tudingan Kivlan Zen terhadap Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai orang yang licik tidaklah tepat.

Darmizal melihat SBY adalah tokoh egaliter, cerdas, santun, serta melakukan segala sesuatu secara cermat dan terukur.

Hal itu dirasakannya selama membesarkan partai berlambang Mercy itu bersama SBY.

"Pak Kivlan, boleh saja menjadi senior Pak SBY di TNI, tapi rasanya saya lebih tahu SBY dibanding Kivlan. Saya tahu persis perilaku dan tabiat SBY. Tidak tepatlah jika Kivlan menyebut seperti itu," ujar Darmizal, di Jakarta, Kamis (9/5/2019).

Meski Kivlan adalah senior SBY saat meniti karier di TNI, ia mengatakan tidak serta merta ayah Agus Harimurti Yudhoyono itu bisa disebut anak buah Kivlan Zein.

"Ada jenjang di militer yang harus dilalui. Kivlan Zen berhenti dengan bintang dua di pundaknya. Sementara SBY memperoleh bintang 4. Itu artinya, pangkat SBY lebih tinggi dari Kivlan Zen," jelasnya.

Baca: Resep Buka Puasa Hari Ini - Resep Takjil Enak dan Sederhana Tapi Bisa Bikin Ketagihan

7. Kivlan Zen disarankan tak meledek model parlemen jalanan

HM Darmizal MS menyarankan Kivlan untuk menggunakan mekanisme yang sudah disiapkan oleh UU, dari Bawaslu hingga ke Mahkamah Konstitusi jika tak puas dengan hasil Pemilu.

"Berpikirlah jernih, konstitusional dan rasional, buatlah catatan sejarah yang baik bagi anak cucu kita kelak," kata dia.

"Saya sarankan Pak Kivlan tidak perlu meledak-ledak model parlemen jalanan. Menyerang pihak lain atas kekalahan jagoannya."

"Pak SBY adalah Presiden RI ke-6, yang menjabat selama 10 tahun," ujarnya.

Dia yakin, besar sekali peran SBY dan Partai Demokrat dalam perolehan suara Prabowo- Sandi.

"Tolong hargai apa yang telah dilakukan Pak SBY dan Partai Demokrat sebagai teman seiring dalam Pemilu ini. Ingat usia Pak Kivlan," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Chrysnha, Vincentius Jyestha Candraditya, Taufik Ismail/Kompas.com)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved