Pilpres 2019
''Jejak Digital'' dr Ani Hasibuan yang Membuat Dirinya Dianggap Dukung Prabowo
Dalam dialog tersebut, Ani Hasibuan mengaku bukan siapa-siapa dan tak terlibat dalam kubu para pendukung pasangan Pilpres 2019.
TRIBUN-TIMUR.COM - Dokter Ani Hasibuan, seorang dokter ahli syaraf, namanya muncul saat dia ke DPR untuk mengadukan tewasnya ratusan (di atas 500) penyelenggara Pemilu 2019 (sebagian sebesar anggota Kelompok Petugas Pemungutan Suara atau KPPS).
Dalam dialog tersebut, Ani Hasibuan mengaku bukan siapa-siapa dan tak terlibat dalam kubu para pendukung pasangan Pilpres 2019.
"Saya tak ikut-ikut dengan urusan sebelah sini sebelah sana. Saya dokter. Teliti, otopsi. Teman saya di RSCM itu mau bantu ko, ayo dong dipekerjakan," kata Ani Hasibuan seperti ditulis Wartakotalive.com, Rabu (8/5/2019).
Baca: Sebelum jadi Teroris, Perakit Bom Bekasi adalah Atlet Karate Nasional Berprestasi
Baca: Mantan Komandan NII: Dalam Kelompok Teroris Kenapa Pelakunya Selalu Jamaahnya?
Baca: DIALOG: Sistem Satu Arah di Ruas Tol Atasi Macet Mudik? (Bag. 2)
Tetapi, sejak dr Ani Hasibuan tampil di Tv One dan sampai Kamis ini, foto-foto dan video dirinya ramai dan menjadi viral di dunia maya.
Berbagai tulisan, komentar, baik yang bersifat memuji, mengkritik, maupun memaki pun bermunculan.
Jejak digital Ani Hasibuan pun diungkap ke publik, sekaligus mengungkap siapa dr Ani Hasibuan itu.
Akun sang_Pembantu @sang_Pembantu, mengungkap dan membagikan foto terkait aktivita Ani Hasibuan dan kecenderungan pilihan politiknya.
Di sejumlah akun Facebook, di antaranya akun Epy Dachlan, juga membagikan jejak digital Ani Hasibuan.
Saat mencoba menelusuri jejak digital dr Ani Hasibuan dan menemukan akun instagram anihasibuan1974.
Dalam akun instagram tersebut terpasang sejumlah foto-foto (mirip) Ani Hasibuan, termasuk juga video antara lain berisi pernyataan (mirip) Ani Hasibuan yang mengomentari kaus Ahmad Dhani.
Foto-foto Ani Hasibuan memakai pakaian putih dengan logo garuda merah mirip seragam timses Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno pun ada.
Ani Hasibuan pun menunjukkan tangannya sebagai bentuk dukungan kepada pasangan Pilpres nomor 02.
Di sebuah laman berita, Ani Hasibuan mengaku memiliki kecenderungan politik tertentu, tetapi apa yang ia lakukan terkait tewasanya ratusan penyelenggara Pemilu 2019 semata-mata karena kemanusiaan.
Bisa jadi apa yang dilakukan Ani Hasibuan yang mengusulkan pengusutan kasus tewasnya ratusan penyelenggara Pemilu itu urusan pribadi dan benar didorong oleh kepengan kemanusiaan.
Tetapi, ada era digital seperti sekarang ini, orang akan dengan mudah dan sangat cepat untuk mengetahui track record seseorang.
Netizen atau warganet hanya dalam hitungan detik akan bisa langsung mengungkap jejak digital seseorang dan menunjukkan siapa dr Ani Hasibuan.
Karena itu, apa yang telah diingatkan Erik Qualman sekitar 7 tahun lalu, bisa menjadi pegangan kita dalam beraktivitas di dunia maya.
Jejak kaki di pasir akan terhapus dengan datangnya air pasang, tetapi jejak digital akan bertahan selamanya.




Debat sengit dengan Adian Napitupulu
Ani Hasibuan menyarankan untuk melakukan otopsi kepada jasad dari petugas KPPS yang meninggal dunia tersebut.
Pernyataan Ani Hasibuan pun mendapat tanggapan serius dari Adian Napitupulu.
Menurut Adian, peryataan Ani Hasibuan termasuk menghakimi pekerjaan petugas KPPS.
"Saya berharap tadi kita mendengar analisis medis tanpa dibumbui pernyataan tendesi termasuk menghakimi pekerjaan KPPS."
"KPPS tuh apa sih kerjaannya cuma nyatat-nyatat doang ? Sebagai dokter analisanya medis saja. Enggak perlu kemudian menghakimi apa yang mereka kerjakan," ungkap Adian Napitupulu.
Adian meminta Ani untuk memberikan pendapat medis saja dan tidak menghakimi untuk beri pendapat yang objektif.
"Jangan menganalisa beban kerja orang lain. Jangan kemudian menghakimi beban kerja KPPS cuma catat-catat kok meninggal. Ini tendensius menurut saya. Kan itu yang kemudian tertangkap publik. Sebagai dokter bicara sebagai dokter," kata Adian Napitupulu.
Adian juga tegaskan untuk menghormati pekerjaan orang.
"Statement itu tadi bahaya lho," ujar Adian.
"Bukan itu poin saya, orang ketua KPPS nya aja bilang kelelahan kok," timpal Ani Hasibuan.
"Itu sudah diluar kapasitas dokter. Ini jelas kapasitas KPPS tidak hanya nyatat bu dokter!" tegas Adian.
Adian meminta untuk tidak menyederhanakan pekerjaan KPPS.
Lebih lanjut Ani lanjutkan analisa medis penyebab kematian petugas KPPS.
Adian kembali membantah soal pernyataan Ani yang meremehkan pekerjaan KPPS.
"Jangan ngomong begitu. Jangan remehkan pekerjaan KPPS. Jangan ada kesombongan profesi yang merendahkan pekerjaan orang lain, hanya mencatat-catat saja. Jangan !" pinta Adian Napitupulu.
Mendengar pernyataan keras dari Adian Napitupulu, Ani Hasibuan pun tampak mengabaikannya.
Ia lantas menyebut bahwa dirinya tidak pernah meremehkan pekerjaan siapapun.
"Enggak apa-apa deh mau ngomong apa aja. Enggak saya enggak meremehkan. Bodoh," ungkap Ani Hasibuan. (*)