Jumat, 3 Oktober 2025

Pilpres 2019

Bamsoet Berharap Penyebab Banyaknya Petugas KPPS Meninggal Dunia Bisa Terungkap

Menurut Bamsoet, harus dicari akar permasalahan yang menyebabkan banyaknya orang tewas tersebut.

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Sanusi
Tribunnews/JEPRIMA
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman saat berfoto bersama warga di Jalan Badila II Tamansari, Jakarta Barat, Jumat (3/5/2019). Santunan tersebut diberikan sebesar Rp 36.000.000 yang diterima langsung oleh anggota keluarga. Tribunnews/Jeprima 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengaku prihatin dengan banyaknya petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal selama penyelenggaraan Pemilu 2019.

Menurut Bamsoet, harus dicari akar permasalahan yang menyebabkan banyaknya orang tewas tersebut.

"Kita harus segera cari tahu penyebab dan solusinya," ujar Bamsoet di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (8/5/2019).

Bamsoet mengatakan bahwa bukan kali ini saja Pemilu memakan korban jiwa. Pada Pemilu 2014 lalu petugas KPPS yang meninggal mencapai 114 orang dan dan tanpa santunan.

"Pemilunya tidak serumit sekarang," katanya.

Ketua DPR, Bambang Soesatyo (Bamsoet) saat di kompleks parlemen
Ketua DPR, Bambang Soesatyo (Bamsoet) saat di kompleks parlemen (Kompas/ JESSI CARINA)

Menurut politikus Golkar itu, Pemerintah dan DPR sudah mencoba mengantisipasinya dengan mengurangi jumlah pemilih di setiap TPS yang dibatasi maksimal hanya 300 orang. Sehingga menurutnya beban kerja tidak terlalu berlebih.

"Dari berbagai informasi yang kami peroleh, selain faktor umur, riwayat kesehatan, beban kerja serta tekanan psikologis dimana semua pihak ingin menang juga ikut memberi andil salah satu penyebab petugas di lapangan meninggal dunia," pungkasnya.

Baca: BIN Galang Tokoh Agama Tokoh Masyarakat Hingga Elit Politik Waspadai Radikalisme

Baca: Ragam paket ‘Buka Puasa’ bersama Hotel Kartika Chandra.

Baca: Ragam paket ‘Buka Puasa’ bersama Hotel Kartika Chandra.

Audit Medis

Sebelumnya, Komisi Pemilihan Umum ( KPU) mengaku pihaknya sudah melakukan audit medis terhadap petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara ( KPPS) yang meninggal dunia. Komisioner KPU Viryan Aziz menyebut proses ini bahkan sudah dilakukan sejak awal.

Hal ini disampaikan Viryan menanggapi desakan sejumlah pihak untuk melakukan investigasi terhadap penyebab meninggalnya 456 anggota KPPS yang bertugas di Pemilu 2019.

"Tim investigasi saya pikir tidak relevan, yang relevan sekarang adalah kita ingin mengetahui dan sudah berjalan sejak awal, kami sudah komunikasi dengan Kemenkes, selain dukungan kesehatan, saat rekap kecamatan sudah mulai berjalan proses audit medis," kata Viryan di Gedung KPU, Jakarta, Rabu (8/5/2019).

Seperti dilansir Tribunnews dari Kompas.com, Viryan mengatakan, KPU bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan lewat rumah sakit yang ada di tiap daerah. Menurut dia, proses rekam medis tersebut bisa menunjukkan sebab petugas KPPS meninggal.

"Jadi lewat jajaran Kemenkes di rumah sakit, di layanan kesahatan sudah bisa juga mendapatkan informasi sebab-sebab dari jajaran kami yang meninggal dunia," kata dia.

Saat ditanya apakah hasil rekam medis itu menunjukkan bahwa semua petugas KPPS yang meninggal dunia disebabkan karena kelelahan, atau ada penyebab-penyebab lain, Viryan tak memberi jawaban.

"Yang tahu yang di bawah, yang akan rapat, yang lebih punya kompetensi membahas dan kemudian mengetahui lebih dalam sebab-sebabnya. Namun point pentingnya ini beban pemilu seperti ini perlu kita cari solusi untuk ke depan," kata Viryan.

456 Orang Meninggal

Berdasarkan data terakhir, Selasa (7/5/2019) pukul 16.00 WIB, jumlah petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal dunia sebanyak 456 orang.

Sementara itu jumlah petugas KPPS yang sakit juga bertambah menjadi 4.310 orang. Jumlah itu belum termasuk petugas dari Bawaslu dan Kepolisan. (Tribunnews.com/Kompas.com)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved