Sabtu, 4 Oktober 2025

Pilpres 2019

Pengamat: Tanpa PAN, Kekuatan Partai Koalisi Jokowi-Amin Sudah Kuat di Parlemen

"Oleh karena itu, tidak ada signifikansinya mereka dalam koalisi 01. Walau pemerintah perlu juga memperkuat hingga mereka merasa aman," tambahnya.

kolase tribunnews
Jokowi-Zulkifli Hasan 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tanpa bergabungnya partai politik dari koalisi Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, kekuatan partai Koalisi Indonesia Kerja (KIK) cukup kuat untuk mendukung pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma'ruf Amin di periode 2019-2024.Termasuk terkait Partai Amanat Nasional (PAN).

Demikian menurut Pengamat Politik, Leo Agustino, kepada Tribunnews.com, Minggu (28/4/2019).

"Kalau dikaitkan dengan penguatan pemerintah di lembaga parlemen, saya pikir, tanpa PAN pun pemerintah sudah kuat," ujar Leo Agustino.

"Oleh karena itu, tidak ada signifikansinya mereka dalam koalisi 01. Walau pemerintah perlu juga memperkuat hingga mereka merasa aman," tambahnya.

Baca: Menilik Keindahan Air Terjun Sarang Burung di Sulawesi Selatan, Punya Tingkat Tujuh yang Menawan

Selain itu dia menjelaskan, kendati sistem politik di negeri ini bukan sistem parlementer, tapi bangsa ini masih butuh lembaga pengontrol seperti legislatif yang kritis.

Dan kalau PAN bergabung, maka dia menilai, akan sulit mengharapkan parlemen yang kritis dan mempunyai fungsi pengawasan yang kuat bagi pemerintah di periode kedua nantinya.

"Meski begitu, bukan berarti saya tidak setuju PAN bergabung dalam koalisi 01. Asalkan mereka, PAN dan partai politik lainnya bisa memainkan peran controlling, saya setuju saja mereka bergabung. Tapi masalahnya, tidak ada yang menjamin mereka akan berfungsi seperti yang diharapkan," jelasnya.

Di luar itu semua, dia menegaskan, sanagt dibutuhkan parlemen yang kritis terhadap pemerintahan karena mereka menjadi kontrol dan penyeimbang jalannya pemerintahan.

"Kita berharap, baik pemerintah maupun parlemen, dapat menjalankan peran dan fungsinya sesuai dengan logika bernegara yang demokratik," tegasnya.

Sebelumnya, Ketua Mahkamah Partai Amanat Nasional (PAN) Yasin Kara mengakui pertemuan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dengan Presiden Joko Widodo bisa membuka peluang partainya bergabung kembali dengan kubu capres petahana.

"Membuka diri, kita tetap membuka diri. PAN partai paling rasional yang pernah ada. Bisa bergabung (ke Jokowi) bisa tidak," kata Yasin di Jakarta, Sabtu (27/4/2019).

Menurut Yasin, arah koalisi PAN ke depan akan tergantung dengan evaluasi internal pasca pemilu 2019 usai.

Jika dalam evaluasi tersebut PAN dinilai sudah cocok bersama koalisi parpol pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, maka PAN akan mempertahankan posisinya.

Namun, jika posisi PAN dinilai sudah tidak cocok disana, maka bisa jadi PAN kembali mengalihkan dukungan dan bergabung dengan koalisi Jokowi.(*)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved