Pilpres 2019
Ma’ruf Amin Ucapkan Terima Kasih Kepada PWNU Jatim Telah Menangkan Jokowi
Maruf Amin mengucapkan terima kasih kepada Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur karena telah berupaya memenangkan Jokowi-Maruf.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rizal Bomantama
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Calon wakil presiden nomor urut 01 Maruf Amin mengucapkan terima kasih kepada Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur karena telah berupaya memenangkan Jokowi-Maruf di Jawa Timur.
Hal itu disampaikan Maruf Amin saat silaturahmi dengan kiai dan masayikh NU di Kantor PWNU Jatim, Gayungan, Surabaya, Minggu (28/4/2019).
Maruf Amin juga mengatakan bahwa berdasarkan quick count suara untuk Jokowi mengalami peningkatan di Jawa Timur dibandingkan Pilpres 2014.
Baca: Kerugian Negara Akibat Korupsi Capai Rp 9,29 Triliun, ICW Sebut Asset Recovery Belum Maksimal
“Terima kasih kepada PWNU Jatim, seperti kita lihat Bapak Jokowi sekarang menang di Jatim dengan perolehan suara 68 persen, sementara Pemilu sebelumnya 53 persen, saya rasa PWNU Jatim ada di balik hasil itu,” ungkap Maruf Amin.
Tak hanya di Jawa Timur, Maruf Amin juga menegaskan kemenangan Jokowi-Maruf di Jawa Tengah dan Yogyakarta menurut versi quick count juga melibatkan andil PWNU.
“Sebelum Pilpres ada isu berhembus NU terpecah belah, tapi dengan hasil ini menunjukkan PBNU bisa mempersatukan semuanya baik struktural maupun kultural,” tegasnya.
Baca: Terkini Real Count Pilpres 2019 Minggu Jam 18.15 WIB Jokowi vs Prabowo, Data 3 Wilayah Hampir 100%
Maruf Amin juga mengatakan majunya dia dalam Pilpres 2019 merupakan sebuah penghargaan kepada NU diajak menjadi bagian dari pimpinan nasional.
“Karena biasanya ulama hanya di bagian belakang, di bagian hilir, dengan diajaknya saya berarti ada upaya hulunisasi ulama dalam kepemimpinan nasional,” katanya.
Dalam quick count Litbang Kompas di Jawa Timur Jokowi-Ma’ruf memperoleh suara sebesar 64,65 persen sementara Prabowo-Sandiaga hanya 35,35 persen suara.
Soal posisi Menag
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur KH Marzuki Mustamar mengatakan jika ada pihak dari kubu 02 akan bergabung dengan koalisi Joko Widodo-Maruf Amin jangan diberikan posisi Menteri Agama dan Menteri Pendidikan.
Hal itu disampaikan Marzuki saat membuka silaturahmi antara cawapres nomor urut 01 KH Maruf Amin di Kantor PWNU Jawa Timur, Gayungan, Surabaya, Minggu (28/4/2019).
“Kalau nanti jika ada kubu lawan mau bergabung dan diakomodir, kami titip pesan agar jangan diberikan paling tidak dua posisi yaitu Menteri Agama dan Menteri Pendidikan,” ucap Marzuki Mustamar.
KH Marzuki Mustamar mengatakan posisi dua menteri itu strategis.
Sehingga harus dipegang orang-orang berkompeten dari kubu Jokowi-Maruf Amin.
Baca: Relawan Milenial Jokowi Akan Beri Bantuan Untuk Petugas KPPS yang Meninggal
Ia mengatakan posisi tersebut paling tidak diisi orang-orang NU.
“Kalau itu Kiai Ma’ruf Amin yang bisa menjawab kenapa dua menteri itu bisa dipegang orang NU,” tegasnya.
KH Marzuki Mustamar pun menegaskan bila ada kubu lawan yang ingin bergabung harus ada deklarasi damai bersama unsur-unsur pendukung Jokowi-Maruf termasuk NU.
Baca: Bawaslu Pastikan Pemungutan Suara Ulang di 2 TPS di Boyolali Sebagai yang Pertama dan Terakhir
“Kalau ada permintaan bergabung harus tegas dari organisasi pusat sampai paling bawah, kemudian harus ada deklarasi damai antara induk organisasi yang akan bergabung dengan NU dan lainnya sehingga ditaati sampai ke bawah,” tegasnya.
“Dengan begitu bersama kita solid mendukung pemerintahan,” ujarnya.
Sebelumnya beredar kabar PAN akan bergabung dengan kubu Jokowi-Ma’ruf setelah terjadi pertemuan antara Presiden Jokowi dengan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan.
Belum tertarik
Dikutip dari kompas.com, Tim Kampanye Nasional (TKN) hingga saat ini belum membahas peluang bergabungnya partai pendukung Prabowo-Sandiaga ke dalam koalisi Jokowi-Maruf
Hal tersebut diungkapkan Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf, Arsul Sani menyikapi Partai Amanat Nasional yang membuka peluang mendukung Jokowi.
Menurut Arsul Sani, pihaknya belum tertarik membahas isu akan bergabungnya PAN ke dalam Koalisi Indonesia Kerja (KIK).
Baca: KPK Eksekusi 15 Tahanan Korupsi ke Dalam Bui
"Partai-partai Koalisi Indonesia Kerja (KIK) belum tertarik untuk mendiskusikan di internal KIK tentang wacana di atas. Bagi kami masih terlalu pagi untuk mendiskusikan soal itu," ujar Arsul ketika dihubungi, Minggu (28/4/2019).

Arsul menilai wacana tersebut sebagai diskursus internal PAN saja.
TKN Jokowi-Ma'ruf tidak ingin terlalu jauh menyikapi perdebatan itu.
Menurut dia, hal yang lebih penting saat ini adalah mengawal penghitungan suara.
"Fokus kami saat ini adalah mengawal penghitungan suara pilpres yang secara konsisten menunjukkan keunggulan paslon 01 dalam perolehan suara," ujar Arsul.
Baca: 9 Caleg Artis Diprediksi Gagal Lolos Jadi Anggota DPR, Siapa Saja Mereka?
Zulkifli Hasan Buka Suara
Dikutip dari tribunnews.com Zulkilfi Hasan akhirnya buka suara terkait pertemuannya dengan Jokowi.
Hal itu diungkap Zulkifli lewat akun twitternya @zul_hasan, Jumat.
Menurut Zulkifli, kehadirannya dalam pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur sebenarnya hal rutin saja dalam tugas sebagai Ketua MPR.

"1. Terima kasih untuk pertanyaan2 terkait kehadiran saya di Istana. Kehadiran yg sebenarnya rutin saja dalam tugas sebagai Ketua MPR," tulisnya.
Zulkifli Hasan menegaskan, dirinya hadir dalam pelantikan Gubernur Maluku bukan sebagai Ketua Umum PAN, melainkan sebagai Ketua MPR.
Baca: ICW Soroti Vonis Ringan Pengadilan Kepada 79 Persen Terdakwa Korupsi di Tahun 2018
Dalam kapasitasnya sebagai Ketua MPR ini, ia juga mengaku hadir dalam pelantikan gubernur-gubernur lainnya.
Terlebih, Murad Ismail yang dilantik sebagai Gubernur Mauluku adalah sahabat Zulkifli Hasan dan PAN mengusungnya di Pilkada Maluku.
Zulkifli melanjutkan, saat ini kader PAN di seluruh Indonesia masih fokus mengawal perolehan suara partai dan Pilpres.
Zul menutup cuitannya dengan ajakan untuk menjaga persaudaraan.
"4. Saudaraku dan sahabat semua, Di masa masa krusial penghitungan suara ini, mari tetap jaga dan rekatkan persaudaraan kita sesama anak bangsa. Pilihan boleh beda, Merah Putih kita tetap sama," tulisnya.