Pilpres 2019
Tak Bisa Mencoblos, Sejumlah Pemilih di Apartemen Kalibata City Protes ke Panwaslu
Para warga tersebut berasal dari beberapa daerah yang mengaku bekerja di Jakarta tetapi tidak sempat mengurus A5.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah pemilih yang tidak memiliki formulir A5 (pindah memilih) melakukan protes ke Panwaslu TPS 71 Apartemen Kalibata City.
Para warga tersebut berasal dari beberapa daerah yang mengaku bekerja di Jakarta tetapi tidak sempat mengurus A5.
Pantauan Tribunnews.com, salah satu warga, Manika dari Makassar mengaku mendapat tugas dari kantornya di hari pemungutan suara.
"Saya sudah pernah mengurus A5, masa kalau mau nyoblos mesti pulang ke kampung halaman lalu ke sini lagi (bawa surat dari daerah), jadi aturan itu sangat menyulitkan WNI untuk orang yang memiliki mobilisasi tinggi. Saya sayangkan Mahkamah Konstitusi. MK buat keputusan kalau bisa coblos pakai e-KTP yang sesuai sama alamatnya, ya ini efeknya," kata Manika saat ditemui di TPS 71, Apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan, Rabu (17/4/2019).
Tak hanya Manika, pemilih dari Papua, Ross Kornelius juga tak bisa memberikan hak pilihnya. Hal tersebut lantaran dia tidak sempat mengurus formulir A5 karena baru tiba di Jakarta pada H-10 Pemilu.
John mengatakan dia ditugaskan ke Jakarta untuk melakukan tes kesehatan untuk esok hari.
Sejumlah warga yang ada di TPS lalu membela Ross lantaran berasal dari Papua yang tak bisa menggunakan hak pilihnya. Sejumlah warga lalu meminta Panwaslu membolehkan warga yang sudah datang untuk bisa ikut memilih.
Akan tetapi, petugas Panwaslu tetap melakukan sesuai prosedur bahwa orang yang bisa memilih hanya yang memiliki A5.
Baca: NGO Asing Puji Perhelatan Pemilu di Indonesia, Ini Pujiannya
Sejumlah warga yang protes lalu tak terima, hingga akhirnya petugas Panwaslu menelepon video call Ketua KPU DKI Betty Epsilon untuk menjawab pertanyaan warga.
Warga tetap tak terima lantaran tak bisa mencoblos. Mereka kemudian meneriakkan terpaksa golput karena tak bisa memilih.
Warga yang tak bisa nyoblos ini lalu mengimbau untuk mengawasi sisa surat suara agar tidak disalahgunakan.
"Saran saya untuk membuat kontribusi di sini harus awasi TPS. Terutama dalam perekapan nanti, supaya betul-betul di lakukan perekapan yang supaya surat suara tidak ditusuk. Ini solusinya tidak ada ya berarti kita semua golput," kata Manika.