Jumat, 3 Oktober 2025

Pilpres 2019

Data Masuk 60,05 Persen, Litbang Kompas: Jokowi-Amin Masih Menang Di Angka 54,72 Persen

Ketika data masuk 50,10 persen ke pusat data Litbang Kompas pada pukul 16:27 WIB, pasangan Jokowi-Amin masih di atas dengan perolehan 55,17 persen.

Editor: Johnson Simanjuntak
Srihandriatmo Malau/Tribunnews.com
Data Masuk 60,05 Persen, Litbang Kompas: Jokowi-Amin Masih Menang Di Angka 54,72 persen 

 TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pasangan 01, Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma'ruf Amin masih perkasa dari paslon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, berdasarkan hitung cepat Litbang Kompas, Rabu (17/4/2019).

 Data masuk 60,05 persen ke pusat data Litbang Kompas pada pukul 15:53 WIB menunjukkan Jokowi-Amin unggul di 54,72 persen.

Sedangkan paslon 02, Prabowo-Sandi berada di angka 45,28 persen.

Sebelumnya, saat data masuk 55 persen ke pusat data Litbang Kompas pada pukul 15:53 WIB, pasangan Jokowi-Amin unggul di 54,72 persen, dari paslon 02, Prabowo-Sandi sebesar 45,28 persen.

Ketika data masuk 50,10 persen ke pusat data Litbang Kompas pada pukul 16:27 WIB, pasangan Jokowi-Amin masih di atas dengan perolehan 55,17 persen.

Sedangkan Prabowo-Sandi memperoleh 44,83 persen.

Amatan Tribunnews.com di pusat Data Litbang Kompas, saat pecah telur hasil hitung cepat Litbang Kompas pada pukul 15:03 WIB, Jokowi-Amin unggul dengan perolehan 55,37 persen suara.

Sedang Prabowo-Sandi memperoleh 44,63 persen.

Sejauh ini baru 37,85 persen suara masuk ke pusat data Litbang Kompas.

Suara terus bergerak pada pukul 15:10 WIB, dengan suara masuk 42,80 persen.

Jokowi-Amin masih unggul dengan 55,82 persen, sementara Prabowo-Sandi 44,17 persen.

Litbang Kompas menyelenggarakan hitung cepat Pilpres 2019.

"Nah kalau untuk di dalam pusat data ini, ada 210 tenaga--confirmator (penerima data interviewer, dan mengonfirmasi kebenaran dengan memeriksa keberadaan interviewer, apakah dia ada di TPS atau tidak dan memeriksa data interviewer," ujar Kepala Pusat Data Hitung Cepat Litbang Kompas, Gianie saat ditemui di pusat data Hitung Cepat Litbang Kompas, Palmerah, Jakarta, Rabu (17/4/2019).

"Di atas lagi ada verifikator untuk pemeriksa exit poll, yang sudah kita lakukan tadi pagi. Nah yang bekerja srkarang adalah confirmator dan validator. Validator ini bertugas memeriksa data yang diterima confirmator," jelasnya.

Baca: Wiranto Sebut Ricuh di Sampang Bukan Masalah Besar

Dalam hitung cepat kali ini, Litbang Kompas mengambil sampel semua pemilih dari 2.000 TPS terpilih yang tersebar di seluruh Indonesia.

Pengambilan 2.000 sampel dilakukan dengan pertimbangan target toleransi kesalahan (margin of error), kemampuan sumber daya yang ada, dan biaya.

"Dari segi personel, kami siapkan tenaga lapangan 2.000 TPS tersebut. Artinya, tenaga lapangan saja sudah 2.000, plus koordinator untuk mengelola interviewer, disebut koordinator lapangan. Mereka mengawasi 5-7 interviewer. Di atas korlap, ada lagi, koordinator daerah. Total untuk 2000 TPS lapangan adalah 2.387 orang. Itu semua dari jaringan yang kami miliki," jelasnya.

Metode penentuan TPS sampel dengan menggunakan teknik penarikan sampel secara acak sistematis berdasarkan jumlah data dari Daftar Pemilih Tetap (DPT) dalam negeri.

Total DPT dari 2.000 TPS sampel Kompas pada hitung cepat kali ini adalah 488.826 pemilih. Dengan tingkat kepercayaan 99 persen dari total maksimal pemilih adalah 185.732.093, maka simpangan kesalahan diperkirakan akan kurang dari 1 persen.

"Margin of error kami diharapkan dibawah 1 persen. Secara umum 2000 TPS yang kami ambil berdasarkan DPT terakhir yang dikeluarkan KPU. DPT kam 180 juta sekian, ketemu intervalnya, nah DPT terpilih ini dilihat, dia di TPS mana. Jadi kami DPT dulu, baru mencari dia di TPS mana. Dari sana ketemu 2.000 TPS itu," paparnya.

Untuk menghasilkan data yang lebih valid dan akurat, sejak dari proses penentuan sampel sampai validasi data di lapangan dilakukan dengan pengawasan berlapis.

TPS sampel yang sudah ditentukan diperiksa kembali dengan data daftar pemilih terdaftar yang dikeluarkan KPU RI. Sehingga semua TPS sampel tervalidasi dan benar sesuai dengan daftar pemilihnya.

Semua hasil data yang masuk akan divalidasi kembali, sehingga tidak terjadi kesalahan non teknis dan kesalahan akibat kelalaian manusia. 

"Ini semua dilakukan untuk mendapatkan data yang valid dan akurat, agar mendapatkan hasil sedekat mungkin dengan hasil yang sebenarnya," paparnya.

Baca: Prabowo Menang Telak di Lapas Lowokwaru Malang

Setiap interviewer nantinya akan mengirimkan foto dan lokasi TPS ke Pusat Data sebelum melakukan tugas pengumpulan data hasil penghitungan suara. Konfirmator bertugas memonitor keberadaan para pewawancaradan memeriksa data yang masuk.

Tim ini menghubungi pewawancara dan Panitia TPS untuk memastikan akurasi data yang dikirimkan. Validator mengesahkan data yang sudah terkonfirmasi (quality control). Data valid akan disahkan dan dipublikasikan langsung.

"Biar percaya dengan TPS yang dipilih, nanti divalidasi lagi. Harus lewat cek dan recheck. Agar yakin, TPS yang dipilih mewakili karakteristik pemilih dan penduduk di Indonesia," jelasnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved