Jumat, 3 Oktober 2025

Pilpres 2019

Pengamat: Masukan SBY Atas Bentuk Kampanye Prabowo-Sandi demi Selamatkan Konstituen Demokrat

SBY sebelumnya mengingatkan Prabowo-Sandiaga untuk mengedepankan kebinekaan dan inklusivitas dalam kampanye akbar di Gelora Bung Karno.

Abror Rizky/Fotografer SBY via Kompas.com
Pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno bersama Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono di JCC Senayan, Jakarta, Selasa (15/1/2019). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Teguran Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) atas bentuk kampanye terbuka capres cawapres, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno lebih bertujuan untuk menyelamatkan konstituennya.

Demikian disampaikan Pengamat politik Universitas Pramadina, Hendri Satrio, kepada Tribunnews.com, Senin (8/4/2019).

SBY sebelumnya mengingatkan Prabowo-Sandiaga untuk mengedepankan kebinekaan dan inklusivitas dalam kampanye akbar di Gelora Bung Karno, Minggu (7/4/2019).

Pesan itu terungkap dalam surat yang disampaikan SBY kepada tiga petinggi Demokrat, yaitu Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat Amir Syamsudin, Waketum Partai Demokrat Syarief Hasan, dan Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan. Surat itu ditulis SBY dari Singapura tertanggal 6 April 2019.

Baca: Menhub Budi Karya: Larangan Terbang Boeing 737 MAX 8 Berlaku Sampai Ada Klarifikasi FAA

"Tegurannya SBY itu sebetulnya lebih untuk menyelamatkan konstituen partai Demokrat," ujar pendiri lembaga survei KedaiKOPI ini.

Karena menurut dia, kalau SBY tidak menyarankan Prabowo agar mengedepankan kebinekaan dan inklusivitas dalam kampanye, maka itu hanya akan menguntungkan PKS dan PAN.

Malah sebaliknya, kata dia, tidak menguntungkan bagi Demokrat sebagai partai politik nasionalis.

"Karena konsep kampanye akbar di GBK, dengan ada shalat subuh berjamaah, kemudian doa secara islam, itu yang mendapatkan elektoral benefit, lebih ke PKS dan PAN. Karena Demokrat lebih nasionalis," jelas Hendri Satrio.

Oleh karena itu, dia mengatakan, SBY menerbitkan surat tersebut untuk menginformasikan kepada konstituen, kader dan pendukungnya, bahwa Demokrat tetap kebhinekaan.

Lebih jauh ia juga menilai bagus surat yang disampaikan SBY sebagai kritik di internasl koalisi pendukung Prabowo-Sandi.

Karena kritikan SBY itu, imbuh dia, bisa membuat koalisi ini semakin solid dan baik.

"Dinamika seperti ini justru bagus untuk koalisi partai politik pendukung Prabowo-Sandiaga," paparnya.

Apalagi, dia melanjutkan, kritik SBY telah dijalankan, baik oleh tim sukses yang menggelar acara kampanye terbuka di GBK maupun oleh Prabowo-Sandi.

"Apa yang disampaikan SBY sebetulnya dilaksanakan oleh Prabowo. Prabowo selama kampanye menunjung tinggi kebhinekaan," ucapnya.

Misalnya, dia mencontohkan, ketika Prabowo tidak hanya menyebut kata Allah dalam pidato, tetapi juga Tuhan.

Hal ini menurut dia, menunjukkan Prabowo juga mengedepankan kebinekaan sesuai dengan pesan yang diharapkan SBY.

Sebelumnya, koordinator juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dahnil Anzar Simanjuntak, menegaskan, kampanye akbar Prabowo-Sandiaga di Gelora Bung Karno, Minggu (7/4/2019) menjunjung tinggi kebinekaan.

" Kampanye tadi sangat menjunjung tinggi kebinekan, menggembirakan keberagaman yang hadir beragam dari banyak suku dan agama, serta latar belakang, bahkan ada sesi doa lintas agama sebagai simbol toleransi," kata Dahnil dalam keterangan tertulisnya, Minggu siang.

Hal itu menanggapi surat Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY) kepada tiga petinggi Demokrat tertanggal 6 April 2019.

Dalam surat itu, SBY meminta ketiganya untuk menyarankan Prabowo agar mengedepankan kebinekaan dan inklusivitas dalam kampanye.

Menurut Dahnil, semua pihak yang menghadiri kampanye tadi saling berbagi dan bersuka cita.

Ia juga memandang, masyarakat dari berbagai daerah dengan ikhlas datang ke GBK.

"Bahkan menginap di GBK dan seluruh hotel yang ada disekitar GBK dengan biaya sendiri, jadi kampanye akbar di GBK adalah manifestasi keikhlasan rakyat untuk menjemput perubahan, bukan politik amplop dan sembako," kata Dahnil.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved