Pilpres 2019
BPN: Kalau Alumni 212 Dukung Prabowo, Itu Hak Politik Mereka
Hidayat Nur Wahid menilai tak ada yang salah jika gerakan 212 memberikan dukungan kepada pasangan calon tertentu dalam Pilpres 2019.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Penasihat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Hidayat Nur Wahid menilai tak ada yang salah jika gerakan 212 memberikan dukungan kepada pasangan calon tertentu dalam Pilpres 2019.
Menurutnya dukungan dari persaudaraan alumni 212 tidak melanggar undang-undang.
Termasuk memberikan dukungan kepada pasangan calon nomor urut 02, Prabowo-Sandiaga.
"Pertama, 212 itu sah rakyat Indonesia. Mereka juga punya hak pilih, mereka punya hak politik. Kalu kemudian mereka menyatakan dukungan ke kelompok manapun, itu hak mereka," kata Hidayat Nur Wahid di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (5/4/2019).
Baca: Berbedat Soal Pembubaran HTI, Aria Bima Pukul Meja hingga Minta Gamal Albinsaid Diam
"Kalau kemudian mereka (Alumni 212) menyatakan dukungan ke 02, misalnya, ya itu hak mereka. Di mana salahnya? Tidak ada undang-undang apapun yang dilanggar," tambah Hidayat Nur Wahid.
Menurut Wakil Ketua MPR RI tersebut, sebenarnya tim BPN tidak mutlak mengundang PA 212 karena PA 212 juga memiliki agenda untuk memutihkan Jakarta pada hari kampanye akbar Prabowo-Sandiaga dilakukan.
"Ya sudah ketemu aja. Yang dipentingkan adalah bahwa itu nanti semuanya berlangsung tetap aman, tertib, dan damai sesuai dengan apa yang kita harapkan, sesuai dengan tradisi islami yamg dipegang oleh 212," ujarnya.
Baca: PPATK Akan Telusuri Dugaan Penggunaan Dana Asing dalam Kampanye Pilpres 2019
Menanggapi tudingan Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf yang menyebut PA 212 adalah gerakan politik untuk kubu Prabowo-Sandiaga, menurut Hidayat, gerakan 212 tak hanya memikirkan soal Pilpres.
Hidayat mengatakan Islam tak memisahkan antara urusan politik dan bukan politik, asalkan dilakukan dengan cara yang baik dan sesuai aturan hukum serta tidak merugikan pihak lain.
"Dukungan politik, Anda mau sebut gerakan politik, ya terserah Anda. Tapi apa salahnya kalau itu gerakan politik? Gerakan politik dari masyarakat yang punya hak politik di negara demokrasi, apa salahnya?" ujar politikus PKS tersebut.
Baca: Jokowi Minta Pendukungnya di Indramayu Rapatkan Barisan Lawan Fitnah Jelang Pencoblosan
Diberitakan sebelumnya, Ketua Penyelenggara Kampanye Akbar Prabowo-Sandiaga di GBK Senayan, Muhammad Taufik menyebut, pihaknya mengundang para peserta ulama 212 dalam kampanye akbar tersebut.
"Hampir semua yang hadir di 212 hadir. Insyaallah hadir semua," ucap Taufik di GBK Senayan, Jakarta, Kamis (4/6/2019).
Respons Maruf Amin
alon wakil presiden nomor urut 01 Maruf Amin tidak akan menghadiri kampanye akbar pasangan calon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (7/4/2019).
Dalam kampanye tersebut, kubu Prabowo-Sandiaga mengundang alumni 212.
Maruf Amin, sebagai penggerak alumni 212 dipastikan tidak akan hadir.
Sebab, menurutnya, itu masuk kategori kampanye pasangan Prabowo-Sandiaga.
Baca: Sungai Meluap, Puluhan Hektare Sawah di Brangsong Kendal Terendam, Petani Terancam Gagal Panen
Bagi Maruf Amin, tujuan gerakan 212 sudah selesai.

Kini yang ada Persaudaraan Alumni 212.
"Ya, itu kan' sudah kampanye kok. Saya sih calon 01. Jadi tidak ada hubungannya. 212 tidak ada hubungannya. 212 yang asli sudah selesai. Kalau sekarang 212, yang PA. Yang dibangun ke sana itu 212 yang PA namanya," ujar Maruf di Rumah Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (5/4/2019).
Baca: Kemenlu: Panitia Pemilihan Luar Negeri Hanya Bertanggung Jawab Kepada KPU
Menurut Maruf, gerakan Persaudaraan Alumni 212 bermuatan politis.
Sedangkan, 212 asli merupakan gerakan yang mengedepankan keumatan.
"Iya PA itu, kalau yang murni, yang tidak ada tambahannya 212 murni nah di situ saya ada. saya penggerak," tutur Maruf.
Baca: Fakta Terkini Kasus Mayat dalam Koper, Pembunuhan Diduga di Kediri hingga Korban Sempat Melawan
Maruf pun memastikan tidak akan hadir dalam acara di GBK.
"Ya tidak lah. Dan tidak ada hubungannya dengan 212 yang asli. Ini kan' 212 PA," ucapnya.