Jumat, 3 Oktober 2025

Pilpres 2019

Kunjungi Lombok, Ma'ruf Amin: di Pilpres Kita Tetap Saudara Meski Beda Pilihan

Maruf dan para kiai tersebut duduk di karpet merah, termasuk Ketua Yayasan Ponpes Attohiriyah Alfadiliyah, Tuan Guru KH. Fadli Fadhil Thohir.

Tribunnews.com/Dennis Destryawan
Calon wakil presiden nomor urut 01 KH Maruf Amin menyambangi Pondok Pesantren Yatofa Bodak, Praya, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), Selasa (2/4/2019). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

TRIBUNNEWS.COM, LOMBOK -- Calon wakil presiden nomor urut 01 KH Maruf Amin menyambangi Pondok Pesantren Yatofa Bodak, Praya, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), Selasa (2/4/2019).

Maruf dan rombongan tiba di pondok pesantren tersebut sekitar pukul 13.15 WITA. Ia didampingi istrinya, Nyai Wury Estu Handayani. Keduanya disambut oleh ribuan santri Lombok dengan salam.

"Assalamualaikum..," ujar ribuan santri saat Maruf turun mobilnya di lokasi acara.

Maruf yang mengenakan sarung dan surban putih kemudian berkumpul dengan para ulama Lombok yang sudah ada di lokasi lebih dulu.

Maruf dan para kiai tersebut duduk di karpet merah, termasuk Ketua Yayasan Ponpes Attohiriyah Alfadiliyah, Tuan Guru KH. Fadli Fadhil Thohir.

Baca: Hasil Akhir PSM Makassar vs Kaya FC, di Grup H Piala AFC, Skor Imbang 1-1, PSM Gagal ke Puncak

Saat sambutan, Maruf menyampaikan makin banyak orang yang berpidato di depan masyarakat dengan cara yang tidak santun. Maruf mengistilahkan dengan 'Al Makiyun'.

"Walaupun banyak Al Makiyun, itu bukan ahli Mekkah, tapi ahli maki-maki. Pidato tapi maki-maki. Ini namanya tidak santun," ujar Maruf.

Maruf meminta masyarkat tidak terprovokasi dengan pidato tidak santun. Di pemilihan presiden 2019, ia mengingatkan pentingnya persatuan. Meski berbeda pilihan, sesama masyarakat Indonesia tidak boleh saling bertengkar.

"Nah ini, makanya walaupun kita berbeda pilihan, kita tidak usah bertengkar, tidak usah bermusuhan, beda agama saja kita diajarkan, bagimu agamamu, bagiku agamaku," imbuhnya.

Pilpres merupakan kontestasi untuk memilih pemimpin yang amanah, menjaga agama, dan mensiasati untuk ikut dalam pembangunan dunia. Pemimpin, ucap Maruf, harus mensejahterakan dan memakmurkan masyarakat.

"Di Pilpres kita tetap saudara, teman, sahabat, walaupun beda pilihan calon presidennya," ucap Maruf.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved