Minggu, 5 Oktober 2025

Pilpres 2019

Bravo 5 Minta Penegak Hukum Usut Penghadangan Ma'ruf Amin di Pamekasan

Di wilayah itu, ratusan orang dengan mengenakan kaos berwajah pasangan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menghalang-halangi

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Johnson Simanjuntak
Tribunnews.com/ Dennis Destryawan
Calon wakil presiden nomor urut 01 KH Maruf Amin saat kampanye terbuka di Lapangan Ahmad Yani, Sumenep, Madura, Jawa Timur, Senin (1/4/2019). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon wakil presiden nomor urut 01 KH Maruf Amin dihadang saat berkunjung ke Pamekasan, Madura.

Awalnya Maruf Amin hendak berziarah ke makam sesepuhnya bernama Kiai Zuhro di Desa Jambringin, Senin (1/4/2019) kemarin.

Di wilayah itu, ratusan orang dengan mengenakan kaos berwajah pasangan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menghalang-halangi rombongan Maruf.

Ketua Umum Bravo 5 Jawa Timur Ubaidillah Amin Moech menyayangkan peristiwa tersebut.

Menurutnya, sebagai figur ulama, negarawan, juga calon wakil presiden, Maruf Amin layak mendapatkan penghormatan.

Terlebih dari masyarakat yang berlatar belakang santri.

"Perbedaan pilihan politik adalah perkara yang lumrah. Ini hanyalah hajatan demokrasi 5 tahunan. Janganlah kita mengorbankan nilai persatuan dan persaudaraan hanya karena berbeda pandangan tentang hal sepele seperti ini," kata Ubaidillah dalam keterangan yang diterima, Selasa (2/4/2019).

Baca: Satgas Antimafia Bola Periksa Sesmenpora Kasus Pengaturan Skor Tersangka Hidayat

Menurutnya sikap mencaci maki, menghujat, mengintimidasi, adalah perbuatan yang terlarang dalam sudut pandang apapun.

Terlebih itu dilakukan pada seorang tokoh masyarakat, dan juga simbol sebuah entitas keagamaan.

Menurutnya, hal tersebut juga telah menodai kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Karena itu, kami memohon kepada pihak yang berwajib, untuk mengusut tuntas akan kejadian yang menimpa Ma'ruf Amin di Pamekasan kemarin. Hal ini supaya menjadi efek jera, supaya kejadian yang semisal tidak terjadi lagi. Saat lain waktu, tempat dan kesempatan," katanya.

Dirinya juga mengimbau kepada semua pihak agar tetap bersikap dingin.

Mengedepankan akal sehat dan akhlaqul karimah.

"Jangan mudah tersulut berita bohong dan provokasi. Mari kita jaga semangat persatuan dan kesatuan sebagai sesama anak bangsa," kata Ubaidillah.

Sementara itu, Marzuki Mustamar ketua PWNU Jawa Timur meminta semua pihak, baik aparat maupun pendukung paslon agar peristiwa seperti di Madura kemarin tidak terjadi lagi.

"Monggo kita jaga ummat ini. Monggo kita jaga negri ini. Kalau sampai pecah, korban terbesar juga kita ummat Islam, bangsa Indonesia. Monggo lebih hati-hati membimbing ummat," kata Marzuki.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved