Sabtu, 4 Oktober 2025

Pilpres 2019

BPN Sebut Ajakan Jokowi Pakai Baju Putih Saat Hari Pencoblosan Tabrak Asas Pemilu

Arahan calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi) agar masyarakat memakai baju putih saat datang ke TPS pada 17 April 2019 mendapat protes.

Editor: Adi Suhendi
Danang Triatmojo
Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Ferdinand Hutahaean 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Arahan calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi) agar masyarakat memakai baju putih saat datang ke TPS pada 17 April 2019 mendapat protes.

Menurut Ketua DPP Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean, arahan Jokowi berpotensi membuat konflik di tengah masyarakat saat hari pemungutan suara Pemilu 2019.

"Karena akan teridentifikasi siapa-siapa orangnya Jokowi dan pendukung Prabowo akan merasa, 'oh ini lawan saya'. Maka potensi konflik itu sangat mudah sekali terjadi," ujar Ferdinand Hutahaean yang juga anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, kepada Tribunnews.com, Rabu (27/3/2019).

Baca: Namanya Dijadikan Soal di USM Sekolah Internasional, Nikita Mirzani: Siapa Bisa Nandingin Nyai Ratu?

Dia tegaskan, hal ini berbahaya.

Karena Jokowi sedang menebar bibit konflik di tengah masyarakat.

Selain itu, dia menilai Jokowi tidak memahami betul asas pemilu yakni langsung, umum, bebas, dan rahasia.

Dengan identifikasi tertentu seperti ajakan itu, maka kata dia, itu sama saja menabrak asas pemilu yang rahasia.

"Karena kita sudah tahu yang datang ke TPS itu, baju putih adalah pemilih Jokowi," katanya.

Baca: Pengacara Seungri Menghimbau Semua Pihak Tenang Saat Menunggu Hasil Penyelidikan Kelima Sang Artis

"Jadi Jokowi tidak memahami makna demokrasi yang sesungguhnya," imbuhnya.

Bukan itu saja, dia menilai, ajakan Jokowi ini akan menjadi salah satu cara untuk menjadi pembenaran kelak dari sebuah perlakuan curang.

Selama ini kata dia, baju putih ini indentik dengan pendukung Prabowo.

Hal itu berbasiskan gerakan moral politik 212 yang menggunakan identitas baju putih.

"Nah, kami melihat ini ada upaya, ketika nanti, pendukung Prabowo yang biasa datang dengan baju putih, seolah-olah itu dianggap pendukung Jokowi padahal tidak," katanya.

"Bahwa nanti akan dipotret ini baju putih ramai. Wajar dong menang. Padahal itu bukan pemilih Jokowi, tetapi justru pemilih Prabowo," tambahnya.

Baca: Tim Ontoseno Vyatra PEM Akamigas Juara 1 Lagi

Karena itu, menurut dia ajakan Jokowi ini sebagai upaya-upaya pembenaran dari sebuah kecurangan.

Untuk itu, dia berharap Jokowi meralat dan membatalkan ucapannya tersebut.

"Karena ini potensinya sangat tidak baik, menabrak asas pemilu dan bisa berakibat konflik di lapangan, serta bisa dipakai sebagai sebuah pembenaran atas kecurangan," katanya.

Calon presiden petahana Joko Widodo (Jokowi) meminta kepada warga Dumai, Riau, pada 17 April 2019 untuk berbondong-bondong datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) menggunakan baju putih sesuai dengan pakaian yang dikenakan Jokowi-Ma'ruf di surat suara.

Capres nomor urut 01 itu pun meminta warga Dumai untuk tidak salah memilih pasangan capres-cawapres dalam kontestasi Pilpres 2019.

Di mana, dirinya bersama cawapres Ma'ruf Amin menggunakan baju putih.

"Jangan lupa saya ingatkan 17 April itu kita pakai baju putih, karena yang mau dicoblos bajunya putih, karena kita adalah putih, putih adalah kita," kata Jokowi di Dumai.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved