Selasa, 30 September 2025

Pilpres 2019

BPN: Pertarungan Antara Ma'ruf Amin dengan Sandiaga Uno Jadi Kunci Kemenangan Pilpres 2019

Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno dianggap lebih berperan dalam mendongkrak elektabilitas ketimbang cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin.

Editor: Adi Suhendi
Tribunnews.com/ Taufik Ismail
Wakil Direktur Bidang Advokasi dan Hukum Prabowo-Sandi, Ferdinand Hutahaean di Posko Pemenangan Prabowo-Sandi, Jalan Sriwijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa, (6/11/2018). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Ferdinand Hutahaean membenarkan hasil survei Litbang Kompas mengenai cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno dianggap lebih berperan dalam mendongkrak elektabilitas ketimbang cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin.

Menurut Ketua DPP Partai Demokrat itu, peran besar Sandiaga Uno dalam mendongkrak elektabilitas pasangan nomor urut 02, sudah terlihat sejak pemilihannya mendampingi Prabowo Subianto.

"Sejak awal dari dideklarasikan pasangan ini suaranya terus naik," ujar Ferdinand Hutahaean kepada Tribunnews.com, Jumat (22/3/2019).

Baca: Sebut Nama Khofifah, KPK: Romahurmuziy Punya Hak Menjadi Justice Collaborator

Suara-suara dari milenial, dia melihat, banyak terserap dengan hadirnya Sandiaga.

hal tersebut yang menambah perolehan suara Pasangan Prabowo-Sandi.

"Suara Prabowo-Hatta Rajasa kala pilpres 2014, terserap semua ke Prabowo. Sekarang ini bertambah suara dibawa Sandi. Itulah sebenarnya yang membuat peluang Sandi lebih besar ketimbang Ma'ruf Amin," jelas Ferdinand Hutahaean.

Sementara di kubu 01, dia tidak mempertanyakan posisi suara Jokowi-Jusuf Kalla (JK) dalam Pilpres 2014 lalu.

Malah dia melihat, suara Jusuf Kalla tidak akan seluruhnya terserap ke pasangan Jokowi-Amin di Pilpres 2019.

Baca: KPK Ambil Contoh Suara Romahurmuziy Saat Pemeriksaan

Hal itu terwakilkan kata dia, oleh keluarga JK, yakni Erwin Aksa, dimana kini berada di barisan pendukung Prabowo-Sandi.

"Apakah suara dari Jokowi-JK dulu itu tinggal di Jokowi-Amin? Sepertinya tidak. Karena Erwin Aksa berada di barisan Prabowo-Sandi," tegasnya.

Untuk itu dia menyakini pertarungan pilpres 2019 bukan terletak pada capres Jokowi melawan Prabowo.

Daya serap suara Cawapres, antara Ma'ruf Amin dengan Sandi menurut dia, menjadi kunci kemenangan di Pilpres 2019 mendatang.

Survei Litbang Kompas terbaru mengukur sejauh mana peran calon wakil presiden terhadap elektabilitas pasangan calon di Pemilihan Presiden 2019.

Baca: Penjelasan Romahurmuziy Tentang Sanksi Disiplin Haris Hasanudin

Hasilnya, cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno dianggap lebih berperan dalam mendongkrak elektabilitas ketimbang cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin. Bagi pendukung pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin, hadirnya Ma'ruf menambah keyakinan mereka memenangi pemilu.

Sebanyak 89,7 persen responden pendukung Jokowi menyatakan yakin dan makin yakin memilih Jokowi yang berpasangan dengan Ma'ruf. Begitu juga bagi pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, kehadiran Sandi juga meningkatkan keyakinan menuju jalan kemenangan. Ada 92,6 persen responden pendukung Prabowo yang mengaku yakin memilih Prabowo setelah berpasangan dengan Sandi.

"Jika melihat sejauh mana cawapres berperan meningkatkan elektabilitas, peran Sandi cenderung lebih tinggi dibandingkan Amin," tulis peneliti Litbang Kompas, Gianie, seperti dikutip dari harian Kompas, Jumat (22/3/2019).

Peran cawapres yang masih bisa diperkuat ini tergambar dari hasil survei Litbang Kompas dari akhir Februari hingga awal Maret 2019 dengan melibatkan 2.000 responden di 34 provinsi dengan margin of error +/- 2,2 persen.

Sebanyak 71,9 persen responden menyatakan memilih karena sosok calon presiden (capres). Adapun alasan memilih karena sosok cawapres masih relatif rendah, yakni 9,5 persen.

Survei juga menunjukkan ruang kontestasi di antara dua pasangan calon peserta Pemilihan Presiden 2019 itu kini semakin menyempit. Elektabilitas pasangan calon (paslon) Joko Widodo-Ma’ruf Amin kini 49,2 persen, selisih11,8 persen dari pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang elektabilitasnya 37,4 persen.

Pada survei Oktober 2018, selisih elektabilitas kedua pasangan adalah 19,9 persen.

Jika dilihat secara rinci soal seberapa kuat pengaruh sosok cawapres ini, Litbang Kompas memotret dalam kelompok pemilih Prabowo-Sandi, sebanyak 16,7 persen responden memilih karena faktor Sandi.

Sementara di kelompok pemilih Jokowi-Ma'ruf, pilihan yang didasarkan oleh faktor Ma'ruf hanya sebesar 5,4 persen. Survei Litbang Kompas terkait sosok cawapres pada Pilpres 2019.

Survei ini terbit pada harian Kompas, Jumat, 22 Maret 2019.(Survei Litbang Kompas) Survei juga menunjukkan Sandiaga disukai karena latar belakang pendidikan dan usia.

Sementara Ma'ruf disukai karena latar belakang keagamaan. Kendati demikian, jumlah masyarakat yang memilih karena faktor cawapres masih kecil jumlahnya. Sebanyak 71,9 persen menyatakan memilih karena sosok capres.

Sementara alasan karena sosok cawapres hanya dinyatakan 9,5 persen responden.

Oleh karena itu, Litbang Kompas menilai peran cawapres masih bisa dioptimalkan untuk menggaet masyarakat yang belum menentukan pilihan.

"Waktu kampanye yang tersisa kurang dari satu bulan masih bisa dimanfaatkan kedua cawapres untuk menaikkan elektabilitas. Sandi masih bisa menjangkau daerah yang belum menjadi basis kekuatan mereka. Sementara bagi Amin, keunggulannya sebagai sosok ulama sudah tidak diragukan," tulis Ginaie.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved