Pilpres 2019
BPN Prabowo-Sandiaga Maksimalkan Rebut Pemilih Mengambang dan Belum Tentukan Pilihan
Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno ingin menarik suara pemilih golput jelang Pemilihan Presiden 2019.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno ingin menarik suara pemilih golput jelang Pemilihan Presiden 2019.
Juru Bicara BPN, Dahnil Anzar Simanjuntak, meyakini kubu Prabowo Subianto dapat menarik pemilih golput untuk memilih pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo-Sandi.
Baca: 3 Pria di Tangerang Diringkus Akibat Kedapatan Membawa Senjata Api, Diduga Komplotan Begal
"Masih ada waktu untuk mendekati dan melakukan persuasi kepada teman-teman itu," ujar Dahnil.
Hal tersebut disampaikan Dahnil usai diskusi yang diadakan Lembaga Survei KedaiKOPI dengan tema "siapa dongkrak calon presiden" di Resto Ajag Ijig Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (21/8/2019).
Pemilih yang masih golput, menurut Dahnil, sama dengan swing voters (pemilih mengambang) dan undecided voters (pemilih yang belum menentukan pilihan).
Kategori pemilih itu, ucap Dahnil, memiliki kekecewaan terhadap program pemerintah.
Baca: Kondisi Terbaru Ahmad Dhani di Surabaya, Bawa Kresek Berjalan Pincang Saat Keluar dari Rutan Medaeng
"Ini ada peluang, yang diuntungkan, tentu kami," ujar Dahnil.
BPN berusaha untuk menarik suara golput dengan menawarkan program yang lebih konkret.
"Makanya program yang kami tawarkan adalah yang selama ini menjadi keluhan teman-teman. Misalnya isu korupsi, lapangan pekerjaan," kata Dahnil.
Baca: Agus BN Berurai Air Mata Saat Bacakan Pledoi, Hakim PN Tipikor: Tenang, Tolong Tisu
Dahnil menyontohkan, Sandiaga Uno menawarkan program kesejahteraan, misal mengatasi masalah di Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan hingga menghapuskan Ujian Nasional bagi siswa.
Berdasarkan survei Litbang Kompas, terdapat 13,4 persen undecided voters. Survei Litbang Kompas memperlihatkan suara pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin turun, meski masih unggul dengan 49,2 persen.
Sedangkan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di angka 37,4 persen.