Pilpres 2019
Dahnil: Lihat Tren Survei Litbang Kompas, Kepastian Prabowo-Sandi Menang Di Depan Mata
Tren statistik elektoral ini juga menunjukkan petahana Jokowi-Ma'ruf Amin dalam posisi tidak aman di Pilpres 2019.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Apabila melihat tren survei Litbang Kompas teranyar, kepastian pasangan nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menang di depan mata.
Demikian disampaikan Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dahnil Anzar Simanjuntak kepada Tribunnews.com, Rabu (20/3/2019).
Survei terbaru Litbang Kompas menunjukkan, elektabilitas Jokowi - Maruf Amin berada di angka 49,7 persen, sementara Prabowo - Sandiaga Uno 37,4 persen. Adapun, 13,4 persen responden menyatakan rahasia.
"Melihat tren survei Litbang Kompas tersebut, kepastian Prabowo - Sandi menang di depan mata. Gelombang perubahan agaknya tidak bisa dibendung lagi," ujar mantan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah ini kepada Tribunnews.com.
Tren statistik elektoral ini juga menunjukkan petahana Jokowi-Ma'ruf Amin dalam posisi tidak aman di Pilpres 2019.
"Bila petahana ada di angka di bawah 50 persen dipastikan petahana kalah," tegasnya.
"Apalagi bila dibandingkan dengan hasil pemilu 2014 yg lalu, malah justru angka itu semakin mengkhawatirkan bagi petahana," jelasnya.
Untuk itu BPN Prabowo-Sandi akan melakukan antisipasi politik adanya mobilisasi ASN dalam pilpres 2019.
Antisipasi ini kata dia, untuk menghindari terjadinya kecurangan.
"Jadi, kami pasti akan terus antisipasi politik "kalap bin panik" yang menghalalkan segala cara mulai mobilisir ASN, aparatur hukum dan lain-lain termasuk antisipasi kecurangan yang mungkin terjadi," ucapnya.
Baca: Milenial Memilih: Rumah Siap Kerja atau Kartu Pra-Kerja
Survei terbaru yang dilakukan Litbang Kompas pada 22 Februari 2019 - 5 Maret 2019 menunjukkan, jarak elektabilitas antara pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, semakin tipis.
Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf berada di angka 49,7 persen, sementara Prabowo-Sandiaga 37,4 persen.
Adapun, 13,4 persen responden menyatakan rahasia. Survei dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan melibatkan 2.000 responden yang dipilih secara acak melalui pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi di Indonesia, dengan tingkat kepercayaan 95 persen, dan margin of error +/- 2,2 persen.
Peneliti Litbang Kompas, Bambang Setiawan menuliskan, jarak elektabilitas kedua pasangan calon semakin menyempit, 11,8 persen.
Pada survei Litbang Kompas sebelumnya, Oktober 2018, perolehan suara keduanya masih berjarak 19,9 persen dengan keunggulan suara di pihak Jokowi-Ma'ruf.
Saat itu, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf 52,6 persen, Prabowo-Sandiaga 32,7 persen, dan 14,7 responden menyatakan rahasia.
"Selama enam bulan, elektabilitas Jokowi-Amin turun 3,4 persen dan Prabowo-Sandi naik 4,7 persen," tulis Bambang.
Hasil survei ini juga menunjukkan bahwa meski penurunan angka elektabilitas Jokowi-Ma'ruf terlihat sedikit, tetapi memberikan pengaruh signifikan pada jarak keterpilihan.(*)