Pilpres 2019
Kata Kubu Jokowi, Survei Internal BPN Hanya Kreasi
Kubu Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf angkat bicara terkait hasil survei internal Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi.
Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kubu Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf angkat bicara terkait hasil survei internal Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi.
Hasil survei itu menyebut Prabowo Sandi memperoleh elektabilitas 54 persen.
Influencer TKN, Tiurmaida Tampubolon mengatakan bahwa kubu Prabowo-Sandi berkreasi dalam melakukan survei. Hal itu dilakukan untuk mengobati kekecewaan.
"TKN berpendapat kubu 02 terpaksa berkreasi menciptakan hoax bahwa BPN telah melakukan survei internal ,Prabowo unggul terhadap Jokowi, supaya tidak selalu kecewa karena berbagai hasil survei independen justru menempatkan Jokowi di atas Prabowo," ujarnays aat dihubungi, Selasa, (12/3/2019).
Baca: Rating Tinggi, Bukti Piala Presiden 2019 Jadi Hiburan Merakyat
Pasalnya menurut Tiurmaida survei yang disampaikan koordinator juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Dahnil Anzar Simanjuntak tersebut tidak didukung kelengkapan persyaratan survei valid sebagaimana seharusnya.
Kubu BPN tidak menyebutkan secara spesifik mengenai hasil survei internal tersebut, misalnya mengenai jumlah responden dan kapan survei internal itu dilakukan.
"Herannya lagi, daerah mana saja yang menjadi basis kemenangan pasangan Prabowo-Sandiaga juga tidak disebutkan Dahnil secara detail," katanya.
Menurutnya, Dahnil terkesan asal bicara menyampaikan elektabilitas Prabowo-Sandi itu. Dahnil hanya ingin mengelak dari survei SMRC yang menyebut elektabilitas Prabowo-Sandi tertinggal 20 persen lebih dari Jokowi-Maruf.
Berdasarkan survei SMRC, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf 54,9 persen. Sementara, pemilih pasangan Prabowo-Sandi sebesar 32,1 persen. Kemudian, sebanyak 13,0 persen menyatakan tidak tahu atau merahasiakan pilihannya.
"Jadi , jelas sekali bahwa hasil survey Internal BPN , Prabowo Sandi lebih unggul ketimbang Jokowi Maruf adalah bagian dari serial hoax yang kerap digulirkan BPN saat menghadapi kepanikan guna menjatuhkan popularitas atau kesukaan masyarakat Indonesia terhadap Jokowi," pungkasnya.