Minggu, 5 Oktober 2025

Pilpres 2019

Soal Video ''Jika Jokowi Terpilih Pendidikan Agama Islam Dihilangkan'' Gus Mis: Mana Mungkin

Menurut Cendekiawan Muda Nahdlatul Ulama (NU) ini, tidak mungkin pelajaran agama akan dihapus dari kurikulum jika Jokowi kembali menang

Editor: Johnson Simanjuntak
ISTIMEWA
Cendekiawan Muda Nahdlatul Ulama (NU) yang juga politisi PDI Perjuangan Zuhairi Misrawi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Fitnah kepada Joko Widodo (Jokowi) semakin keji dan tidak masuk akal ketika menuding pelajaran agama akan dihapus jika Jokowi-Ma'ruf menang.

Demikian disampaikan Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo (Jokowi)-Ma’ruf Amin, Zuhairi Misrawi kepada Tribunnews.com, Rabu (6/3/2019).

Menurut Cendekiawan Muda Nahdlatul Ulama (NU) ini, tidak mungkin pelajaran agama akan dihapus dari kurikulum jika Jokowi kembali menang di Pilpres 2019.

"Jokowi didampingi Cawapres seorang ulama terkemuka, mana mungkin akan menghapus ajaran agama," tegas Gus Mis, panggilan akrab Zuhairi Misrawi.

Lulusan Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir ini yakin fitnah hitam demikian semakin mudah dipatahkan dan publik pasti tidak akan memercayainya.

"Apalagi fitnah tersebut disampaikan oleh pihak-pihak dengan partai tertentu, maka publik pun akan menilai ini fitnah keji yang tidak bermoral," tegas ketua Bidang Hubungan Antar-Agama Baitul Muslimin Indonesia itu.

Ia pun yakin elektabilitas Jokowi makin bersinar, di tengah gempuran fitnah dan kampanye hitam.

"Insya Allah elektabilitas Jokowi makin melesat, karena fitnah hanya dilakukan oleh lawan yang tidak bermartabat," tegas Gus Mis.

Mengutip Kompas.com, diberitakan kampanye hitam yang menyebar fitnah kepada pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01, Joko Widodo-Ma’ruf Amin kembali terjadi.

Baca: Polri: Perempuan Berinisial L Berada di Kamar Mandi Saat Penangkapan Andi Arief

Kali ini seorang ibu menyebarkan fitnah dari rumah ke rumah warga bahwa jika pasangan capres nomor 01 terpilih, Pendidikan Agama Islam di sekolah-sekolah akan dihapuskan.

Pada video tersebut, seorang wanita mengenakan jilbab warna kuning dan di baju lengan panjangnya terdapat gambar mirip lambang Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Dalam video itu, ibu tersebut ditemani beberapa rekannya yang juga mengenakan baju dengan gambar yang sama melakukan kampanye hitam terhadap pasangan capres nomor 01.

“Kalau pilih Prabowo itu, kita pikirkan nasib agama kita, anak-anak kita walaupun kita tidak menikmati sekarang. Tapi besok lima atau sepuluh tahun akan datang, apakah kita mau kalau pelajaran agama dihapuskan oleh Jokowi bersama menteri-menterinya?” katanya.

“Itu kan salah satu programnya mereka, pertama pendidikan agama dihapus di sekolah-sekolah. Terus rencananya mereka itu menggantikan pesantren menjadi sekolah umum dan berbagai macam cara untuk ini,” tutur wanita berusia kisaran 50-an tahun yang belum diketahui identitasnya ini.

Sementara itu, Ketua Bawaslu Makassar Nursari yang dikonfirmasi, Rabu (6/3/2019) mengatakan, pihaknya baru mendapat video kampanye itu dari wartawan yang hendak melakukan konfirmasi pada Selasa (5/3/2019) kemarin.

Hanya saja, sampai sekarang belum ada pihak yang melaporkan kampanye hitam tersebut ke Bawaslu.

“Kami juga baru dapat video itu dari teman-teman wartawan yang mau konfirmasi. Belum juga ada yang datang melapor ke Bawaslu. Meski begitu, kami masih selidiki lokasi kampanye hitam tersebut. Sebab, kalau dilihat lokasinya berada di daerah di Sulsel,” ujarnya.

Nursari belum bisa memastikan lokasi kampanye hitam ibu-ibu tersebut. Ia pun telah menyerahkan bukti rekaman video ke Bawaslu Sulsel untuk dibantu dalam melakukan penyelidikan.

Aparat kepolisian di jajaran Polda Sulsel juga melacak lokasi dan mencari pelaku kampanye hitam tersebut.

“Saya sudah serahkan video tersebut ke Bawaslu Sulsel untuk dibantu selidiki. Ketua Bawaslu Maros juga kemarin menelepon mencari tahu soal lokasi kampanye hitam itu. Demikian pula kepolisian sedang melakukan penyelidikan, termasuk kami di Bawaslu Makassar,” tambahnya.

Terkait dengan video kampanye hitam ibu-ibu di Sulsel yang mengenakan baju dengan gambar mirip logo PKS, kader PKS Ariady Arsal membantah kalau yang melakukan kampanye hitam terhadap pasangan nomor urut 01, Jokowi-Ma'aruf Amin, adalah kader rekannya separtai.

"Yang namanya orang bisa saja berpakaian PKS, bisa jadi juga itu hanya simpatisan. Tapi video yang beredar itu saya yakin bukan pengurus PKS. Saya sangat yakin karena PKS tidak seperti itu karakternya," ujar Ariady.

Ariady yang merupakan Ketua Fraksi PKS DPRD Sulsel tersebut menuturkan jika sekarang politik di Indonesia sedang memanas menjelang pilpres.

"Saya sedang mencari siapa orang dalam video itu, karena kalau kader di Sulsel pasti ketahuan mulai tingkat keanggotaannya apa, di level mana. Kalaupun yang melakukan itu adalah simpatisan, Ariady mengaku akan susah melacaknya. Karena simpatisan itu datangnya dari mana saja. Yang pasti, apapun itu, itu adalah tanggung jawab pribadi. Insya Allah pasti ketahuan,” jelasnya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved