Pilpres 2019
3 Emak-emak Terseret Kampanye Hitam di Karawang: Keseharian, Sosok Abah Ajo, Hingga Posko
Kasus tiga wanita atau emak-emak di Karawang, Jawa Barat yang diduga melakukan kampanye hitam terhadap Jokowi menjadi sorotan publik.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus tiga wanita atau emak-emak di Karawang, Jawa Barat yang diduga melakukan kampanye hitam terhadap pasangan calon presiden nomor urut 01, Jokowi-Ma'ruf Amin menjadi sorotan publik.
Tiga perempuan tersebut menjadi viral karena videonya viral di media sosial.
Ketiga pelaku masing-masing berinisial ES, IP, dan CW.
Baca: Instruksi Jokowi ke Kapolri : Tindak Tegas Siapapun yang Ganggu Persatuan Lewat Hoaks
Ketiganya sudah ditetapkan polisi sebagai tersangka kasus menyebarkan informasi untuk menimbulkan kebencian atau permusuhan individu dan kelompok masyarakat berdasarkan SARA, sebagaimana diatur di Pasal 28 ayat 2 Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik.
Tersangka kini ditahan dan disidik Polres Karawang.
Seperti diketahui, kasus jadi perhatian pascavideo viral tiga perempuan mengajak seorang warga untuk tidak memilih Joko Widodo-Ma'ruf Amin dalam Piplres 2019.
Baca: Anaknya Dipenjara Karena Kasus Narkoba, Ibu Reza Bukan Jatuh Sakit
"Moal aya sora azan, moal aya deui nu make tiung, awewe jeng awewe menang kawin, lalaki jeng lalaki menang kawin (tak akan ada lagi azan, tak ada lagi yang pakai kerudung, wanita boleh nikah dengan wanita, lelaki bisa nikah dengan lelaki)," ujar seorang perempuan di video.
Tribunnews.com pun menelusuri lokasi peristiwa dan asal usul tiga perempuan tersebut.
ES tercatat sebagai warga warga Kampung Bakanmaja, Desa Wanci Mekar, Karawang, Jawa Barat.
Baca: Cerita Prabowo Subianto Pernah Jatuh Cinta pada Perawat
Sementara IP tercatat sebagai warga Kampung Kalioyod, Desa Wancimekar, Kecamatan Kotabaru, Karawang, Jawa Barat.
Sedangkan CW tercatat sebagai warga Perumnas Telukjambe, Karawang.
Jualan
Lilis, Ketua RT 02, Kampung Kalioyod, mengatakan IP setiap hari menghabiskan waktunya di rumah dengan memasak.
IP sehari-hari diketahui berjualan nasi uduk.
Selain itu, ia pun kerap memasak atau menerima pesanan dari tetangganya apabila ada hajatan.
"Dia (IP) jualan nasi uduk, sering masak terus dijual. Jualannya sempat di dekat jalan, tapi terus didepan rumah," ujar Lilis, di Kampung Kalioyod, Desa Wancimekar, Kecamatan Kotabaru, Karawang, Jawa Barat, Rabu (27/2/2019).
Baca: Akhirnya Syahrini Bagikan Kabar Bahagia Setelah Menikah dengan Reino Barack: Energy Of Akad
"Kadang kalau tetangga ada hajatan ada acara terus diminta masak, ya mau orangnya. Sering nerima pesenan gitu," tambahnya.
Pantauan Tribunnews.com, di kediaman IP memang terlihat sebuah etalase kaca yang terletak di teras rumah.
Berdasarkan informasi tetangganya, etalase tersebut digunakan IP untuk berjualan nasi uduk.

Sementara, ES diketahui berjualan es campur di dekat rel kereta.
"Kalau ES itu jualan es campur. Itu di dekat rel kereta jualannya," kata dia.
Kepala Desa Wanci Mekar, Kecamatan Kota Baru, Kabupaten Karawang, Alih Miharja mengatakan suami ES diketahui bekerja sebagai penjaga lintasan rel kereta.
Baca: Kesetiaan Atiqah Dampingi Ratna Sarumpaet Jalani Sidang: Ikut Mobil Tahanan Hingga Jadi Penjamin
"ES bekerja sebagai pedagang es campur dan suaminya penjaga lintasa rel kereta api. Kalau IP ibu rumah tangga," kata Alih, kepada Wartakota, Rabu (27/2/2019).
Ali menjelaskan kedua perempuan itu juga tidak aktif di Desanya, baik kegiatan RT maupun RW.
"Jadi memang warga biasa saja, engga punya kegiatan baik tingkat RT RW. Yang saya tahu itu saja pekerjaan ya seperti itu," ucap Alih.
Namun, demikian kata Alih, ia tidak mengetahui jelas aktifitasnya sehari-hari di luar itu.
"Kalau relawan atau tim kampanye saya engga tahu ya. Hanya sebatas itu yang saya tahu," jelasnya.
Sosok Abah Ajo
Sosok lelaki tua berambut putih yang tampak bertelanjang dada dalam video emak-emak yang viral diketahui bernama Suparjo
Pria berusia 70 tahun tersebut tinggal di Kampung Kalioyod RT 04 RW 03 Desa Wancimekar, Kecamatan Kotabaru, Karawang, Jawa Barat.
Tribunnews.com mencoba menyambangi pria yang kerap disapa Abah Ajo itu di kediamannya.
Pantauan Tribunnews.com, ia tinggal di sebuah bangunan dengan empat pintu.
Temboknya berwarna kuning yang dipadukan dengan warna hijau dari pintu dan jendela.
Namun, ternyata kediamannya kosong.

Saat disambangi, terik matahari menyinari dengan sedikit angin bertiup di sekitar rumah tersebut.
Kemudian Tribunnews.com pun menggali sosok beliau dari warga sekitar yang mengenal Abah Ajo.
Perempuan berkacamata yang enggan disebutkan namanya, mengatakan Abah Ajo tinggal berdua dengan istrinya saja.
Tempat tinggalnya sekarang adalah kontrakan yang dimiliki Abah Ajo.
Empat kontrakan itu satu di antaranya digunakan Abah Ajo dan istrinya.
"Abah Ajo hanya tinggal berdua dengan istrinya. Mereka memiliki empat kontrakan dan salah satunya dihuni mereka," ujar perempuan berkacamata itu, di lokasi, Rabu (27/2/2019).
Abah Ajo dan istrinya, kata dia, tak memiliki anak.
Sehingga ketika yang bersangkutan atau istrinya sakit, biasanya para tetangga akan bergantian mengurus mereka.
Baca: Akhirnya Syahrini Bagikan Kabar Bahagia Setelah Menikah dengan Reino Barack: Energy Of Akad
"Ya, karena sudah berumur, biasanya yang mengurus tetangga," kata dia.
Istri Abah Ajo sendiri sehari-hari berjualan makanan di sekolahan.
Sementara Abah Ajo dahulu sempat berjualan es keliling.
Akan tetapi semenjak pendengarannya berkurang, Abah Ajo tak lagi berjualan.
"Istrinya berjualan makanan. Kadangkala (dulu) Abah juga berjualan es dengan gerobak dorong. Namun setelah pendengarannya berkurang, Abah sudah tidak lagi berjualan es," katanya.
Tak ada posko pemenangan
Desa Wancimekar, Kecamatan Kotabaru, Karawang, Jawa Barat, heboh pasca video dua orang warganya yang diduga melakukan kampanye hitam terhadap paslon nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin viral di media sosial.
Beredar informasi, dua ibu-ibu tersebut yakni IP (45) dan ES (49) tergabung dalam relawan paslon nomor urut 02 bernama Persatuan Emak-emak Pendukung Prabowo-Sandiaga (PEPES).
Saat dikonfirmasi soal posko pemenangan Prabowo-Sandiaga di daerahnya, sejumlah warga mengklaim tidak ada posko tersebut.
Bahkan, posko pemenangan paslon nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin pun diklaim tak ada.
"Nggak ada itu, disini nggak ada posko pemenangan Prabowo. Yang 01 (Jokowi) juga nggak ada kok," ujar Ketua RT 02, Lilis, kepada Tribunnews.com, di Kampung Kalioyod, Desa Wancimekar, Kecamatan Kotabaru, Karawang, Jawa Barat, Rabu (27/2/2019).

Ia menjelaskan pula hal tersebut telah dikonfirmasikannya dengan lurah setempat setelah viralnya video tersebut.
"Saya udah tanya pak Lurah. Pak Lurah juga bilang nggak ada. Disini itu aja pada nggak tau condong kemana (01 atau 02, - red)," jelasnya.
Baca: Satu Posisi Utama di Lini Tengah Barcelona Jadi Rebutan 5 Pemain
Pernyataan senada juga diungkapkan oleh beberapa warga yang ditemui Tribunnews.com di sepanjang jalan.
Rata-rata mereka mengatakan tidak ada posko pemenangan di wilayahnya.
Namun, ada pula yang mengaku tidak tahu dengan hal tersebut.
Namun, Tribunnews.com menemukan sebuah fakta lain di lapangan, dimana terpampang spanduk dan banner bergambar Prabowo-Sandi.
Spanduk BPN Prabowo-Sandi terpampang di atas sebuah gang yang menghubungkan sebuah rumah tingkat satu-satunya di jalan tersebut dengan sebuah rumah makan.
Gang tersebut berada di seberang jalan dari gang kecil tempat menuju kediaman salah satu emak-emak, yakni IP, yang diamankan kepolisian Jawa Barat.
Selain itu, di kediaman IP, Tribunnews.com kembali menjumpai banner milik paslon nomor urut 02 itu.
Banner itu nampak terpasang di bagian depan rumah IP, tepatnya di atas kerai bambu yang tergantung di depan terasnya.

Banner yang berbentuk persegi panjang itu memperlihatkan foto Prabowo-Sandi dan bertuliskan 'Posko Pemenangan Garuda Merah'.
Meski begitu, para tetangga yang bersangkutan mengaku tidak mengetahui apakah kediaman IP memang posko pemenangan.
Seorang pria paruh baya yang tinggal di depan rumah IP mengatakan bahwa banner itu hanya tempelan dan bentuk dukungan IP kepada paslon pilihannya.
"Itu kayaknya tempelan aja. Mungkin dukungan yang punya rumah buat Pilpres," ujar pria paruh baya tersebut.
Hingga berita ini diturunkan, Tribunnews.com belum bisa mengkonfirmasi kebenaran apakah kediamannya merupakan posko kemenangan Prabowo-Sandi.
Hal itu dikarenakan suami IP tidak berada dirumah dan anaknya tidak mau dimintai keterangan. Sementara IP sendiri berada di Polres Karawang. (tribunnews.com/ wartakota)