Sabtu, 4 Oktober 2025

Pilpres 2019

Rizal Ramli: Pidato Jokowi Kurang Jujur

Mantan Menko Kemaritiman di Pemerintahan Jokowi-JK ini menuturkan, seharusnya Jokowi mau mengakui kegagalannya

Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUN/DANY PERMANA
Ekonom Rizal Ramli berbincang dengan awak Tribunnews.com terkait perkembangan ekonomi Indonesia terbaru di Kantor Redaksi Tribun Network, di Palmerah, Jakarta, Rabu (6/2/2019). TRIBUNNEWS/DANY PERMANA 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ekonom senior Rizal Ramli menyebut Presiden sekaligus Calon Presiden (Capres) Nomor Urut 01, Joko Widodo (Jokowi) kurang jujur karena tak mau mengakui kegagalannya dan hanya mengklaim sejumlah prestasi yang telah dicapai.

Hal itu disampaikan Rizal terkait pidato Jokowi di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Minggu (24/2/2019) kemarin.

"Pidato Presiden Widodo di Sentul kurang jujur karena tidak mengakui kegagalan yang terjadi," kata Rizal Ramli di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Senin (25/2/2019).

Mantan Menko Kemaritiman di Pemerintahan Jokowi-JK ini menuturkan, seharusnya Jokowi mau mengakui kegagalannya selama memimpin Indonesia 4 tahun terakhir.

Sebab, jika Jokowi mau mengakui kegagalannya dan bersedia mengubah strategi, itu bisa membuat rakyat melihat optimisme baru di pemerintahan Jokowi kedepan.

"Harusnya Jokowi berani minta maaf kepada rakyat Indonesia dan mengganti strategi pencapaian. Kalau itu dilakukan baru akan ada harapan baru, optimisme baru. Tapi kalau Presiden Widodo nggak mau minta maaf dan ganti strategi, sehingga kegagalannya justru menebar pesimisme," tutur Rizal Ramli.

Baca: Ditetapkan Tersangka, Polri: Hidayat Berperan Atur Perangkat Pertandingan Madura FC vs PSS Sleman

"Padahal inti kepemimpinan adalah menumbuhkan harapan dan optimisme. Untuk itu pemimpin harus mampu melakukan refleksi, introspeksi dan kejujuran mengakui kekurangan dan kegagalan untuk segera diubah sehingga memberi harapan dan optimisme baru," tambah mantan Menko Perekonomian era Presiden Gus Dur itu.

Ia juga mencontohkan, bagaimana kebijakan impor yang dianggapnya gagal, karena Jokowi mencanangkan swasembada pangan di Indonesia saat kampenye Pilpres 2014 lalu.

"impor pangan maunya swasembada tapi personal yang diangkat orang doyan impor. Jadi ini kegagalan strategi, dan harusnya Jokowi berani minta maaf, rakyat akan simpati. Tapi ini ya berani ngeles mulu. Kalau ngeles terus tidak ada optimisme yang ditawarkan," tutupnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved