Sabtu, 4 Oktober 2025

Pilpres 2019

Pengamat: Tantangan Pilpres 2019 Bukan Politik Uang Tapi Politik Identitas

Ray melihat, politik identitas ini dimulai pada saat Pilkada DKI Jakarta dan sampai sekarang konfliknya masih terbawa-bawa

Editor: Johnson Simanjuntak
Tribunnews.com/ Fransiskus Adhiyuda
Direktur Lingkar Madani Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti saat ditemui di kawasan Matraman, Jakarta Timur, Kamis (31/1/2019). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik Ray Rangkuti melihat tantangan kontestasi pemilihan presiden (Pilpres) 2019, bukan politik uang seperti tahun-tahun sebelumnya. 

"Sekarang sudah berbeda, mereka tetap menerima uangnya tapi belum tentu memilih calon yang ditentukan. Jadi ancaman baru sekarang itu politik identitas," ujar Ray dalam diskusi di kawasan Menteng, Jakarta, Senin (25/2/2019).

Ray melihat, politik identitas ini dimulai pada saat Pilkada DKI Jakarta dan sampai sekarang konfliknya masih terbawa-bawa sampai kampanye Pilpres 2019.

"Ancaman politik identitas, SARA ini jauh lebih bahaya dibanding politik uang karena kalau politik uang selesai di situ. Tapi kalau politik identitas itu bisa menimbulkan kekerasan yang meluas," papar Ray. 

Baca: Relawan Pepes Terdaftar di BPN Prabowo -Sandi

Ray menjelaskan, politik identitas masuk dalam kategori intoleransi dalam bersikap dan peranan partai politik sangat penting dalam menghilangkan hal tersebut dalam menjalankan pesta demokrasi.

"Kita itu 80 persen dikuasai partai politik, mau jadi dubes harus izin ke partai, mau jadi apa saja harus izin ke partainya. Partai ini harus mengedukasi kader-kadernya dan masyarakat agar tidak memainkan politik identitas," ujar Ray. 

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved