Jumat, 3 Oktober 2025

Pilpres 2019

Menhub Budi Karya Tanggapi Prabowo soal Bangun Infrastruktur 'Grasak-Grusuk'

"Tidak ada yang grasak-grusuk, tidak bermaksud menyangkal tapi pernyataan itu tidak benar," kata Menhub Budi

Penulis: Ria anatasia
Editor: Johnson Simanjuntak
Ria Anatasia/Tribunnews.com
Menkumham Yasona Laoly dan Menhub Budi Karya Sumadi saat ground breaking Bandara di Singkawang, Kalimantan Barat, Senin (18/2/2019). 

TRIBUNNEWS.COM, SINGKAWANG - Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menyerang sang petahana, Joko Widodo terkait pembangunan infrastruktur saat debat capres kedua pada Minggu (17/2/2019) kemarin.

Prabowi menyebut pemerintah Jokowi selama ini terlalu 'grasak-grusuk' atau cepat mengambil keputusan dalam membangun infrastruktur. Dia menyebutkan sejumlah proyek yang terburu-buru, termasuk LRT Palembang dan Bandara Kertajati.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menegaskan, pemerintah selalu punya perencanaan matang. saat membangun infrastruktur, termasuk infrasruktur transportasi. Setiap proyek yang dikerjakan, lanjutnya, melalui tahapan seperti studi kelayakan, desain awal, master plan dan lainnya.

"Tidak ada yang grasak-grusuk, tidak bermaksud menyangkal tapi pernyataan itu tidak benar," kata Menhub Budi kepada Tribunnews.com di Singkawang, Kalimantan Barat, Senin (18/2/2019).

"Ada FSnya (feasible study), ada DED (detail engineering design), ada master plan untuk suatu pola transportasi perkotaan Indonesia," tambahnya.

Terkait proyek Bandara Kertajati, Menhub Budi mengungkapkan pemerintah pusat sudah pernah menyarankan pemerintah daerah untuk membuatnya lebih kecil. Meski saat ini belum ramai, dia optimis Bandara Kertajati menjadi proyek strategis di masa mendatang.

Baca: Sederet Wajah Pos Lintas Batas Negara yang Berubah Selama Kepemimpinan Jokowi

"Semula lokasinya di Krawang, pemda Jabar minta ke Kertajati. Setelah di Kertajati kita minta kecil saja, pemda Jabar minta besar. Kita kan enggak enak kalau ngomong itu, tapi karena saya yang ngalamin saya harus nyatakan," kata Budi.

"Tapi walau begitu, kita tetap tanggung jawab Kertajati akan menjadi besar karena ada Patimban, Kertajati dan Cirebon. Itu akan menjadi tempat paling strategis," lanjutnya.

Kemudian terkait proyek LRT Palembang, Budi mengakui perlu waktu untuk mengubah perilaku masyarakat dari kendaraan pribadi beralih ke transportasi massal. Dia memastikan desain proyek tersebut sudah direncanakan secara baik.

"Butuh waktu karena kebiasaan masyarakat zona comfort naik motor kan jadi memang butuh waktu," ucapnya.

Budi menambahkan pembangunan LRT dilakukan dari sekarang guna menekan kemacetan di kota-kota besar. Bahkan, dia sebut LRT di Palembang akan menjadi contoh untuk pembangunan LRT di Bandung, Surabaya dan Medan.

"Kalau kita bangun kota harus visioner, jangan bangun kota seperti Jakarta sudah macet baru bangun. Jadi berkebalikan. Orang yang bukan punya basis perencanaan, biasanya ngomongnya begitu," tukasnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved