Kamis, 2 Oktober 2025

Pilpres 2019

Cerita Putra Kiai Ma'ruf Amin Soal Sarung yang Jadi Ciri Khas sang Ayah

Sarung yang dipadukan jas dengan kopiah dan sorban di leher sudah menjadi ciri khas Calon Wakil Presiden nomor urut 01, KH Ma'ruf Amin.

TRIBUN/DANY PERMANA
Putra KH Maruf Amin yang juga Ketua Dewan Pembina Master C19, Ahmad Syauqi, berbincang dengan awak redaksi Tribunnews.com di kantor Redaksi Tribun Network, Palmerah, Jakarta, Kamis (7/2/2019). TRIBUNNEWS/DANY PERMANA 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sarung yang dipadukan jas dengan kopiah dan sorban di leher sudah menjadi ciri khas Calon Wakil Presiden nomor urut 01, KH Ma'ruf Amin.

Menurut Abah, demikian sapaan Ma’ruf Amin, pakaian yang dikenakannya diberi istilah pakaian khas Kiai Nusantara.

Putra dari Ma'ruf Amin, Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin menuturkan ayahnya memutuskan memakai sarung khas Kiai Nusantara sejak menjadi Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Sejak itu pula, KH Ma'ruf Amin tidak pernah tampil memakai celana.

KH Ma'ruf Amin menjabat Rais Aam PBNU pada 2015. Kini dia menjabat Mustasyar PBNU.

Baca: Jokowi Yakin Jika Ulama dan Umara Bertemu Negara Pasti Tentram

"Semenjak beliau menjadi Rais Aam PBNU memutuskan lebih memakai sarung. Tidak pernah kelihatan memakai celana," kisah Gus Syauqi saat bertandang ke Redaksi Tribunnews.com, Kamis (7/2/2019).

Sepanjang itu pula, sarung dipadukan dengan jas juga kopiah ditambah sorban di lehernya menjadi gaya khas Abah.

Sebenarnya ada berapa banyak sarung yang dimiliki Abah?

Ketua Dewan Pembina Master C-19 ini mengaku belum pernah menanyakan hal itu kepada Abah.

"Kalau soal berapa jumlah sarungnya, saya tidak pernah tanya. Kalau saya yang tanya dipikir mau minjem. Saya juga tidak pernah pinjem sarung beliau. Ibu yang lebih paham mengenai hal itu," seloroh Gus Syauqi.

Meskipun mengenakan sarung, Gus Syauqi menilai, Abah tak kalah dalam hal berpenampilan.

Bahkan Gus Syauqi mengakui, dirinya kalah jika dibandingkan Abah dalam hal gaya penampilan.

Tampilan Abah demikian terlihat dalam aneka kegiatan tak terkecuali kala menjadi narasumber di luar negeri.

Lihat saja ketika Abah mengisi kuliah umum di Hotel Mandarin, Singapura, pada Rabu (17/10/2018) lalu.

Kuliah umum tersebut digelar S. Rajaratnam School of International Studies-Nanyang Technological University.

Abah membuka kuliah umum itu dengan sebuah kelakar.

"Mungkin pertama kali ada pemakalah di kesempatan (public lecture) ini yang memakai sarung," kata Abah.

Mendengar demikian, sontak hadirin tertawa.

Kemudian, Abah menjelaskan, sarung yang dikenakan merupakan identitasnya sebagai ulama.

"Saya kebetulan sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia dan juga Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama. Jadi, sarung ini (salah satu) pakaian ulama Indonesia," lanjut dia ketika itu.

Abah menceritakan kembali pengalamannya saat diminta Joko Widodo menjadi calon wakil presidennya.

Usai "dipinang" Jokowi, Abah mengaku sempat bertanya, "Pak Jokowi, apa saya harus ganti kostum?".

Menurut Jokowi, Abah tidak perlu mengubah penampilan.

Ia menyarankan Abah tampil apa adanya sebagai ulama.

"Karena itu, saya di manapun, sepanjang tidak dilarang, saya akan memakai sarung ya. Walaupun saya juga punya celana," lanjut Abah disambut tawa hadirin.(*)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved