Jumat, 3 Oktober 2025

Pilpres 2019

Soal Tabloid Indonesia Barokah, TKN Ungkit Peredaran Buletin Kaffah

Dalam buletin dakwah yang beredar luas di masjid-masjid itu, terdapat kampenye hitam yang menyerang Jokowi.

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Johnson Simanjuntak
Chaerul Umam/Tribunnews.com
Buletin Kaffah edisi 074 yang terbit 18 Januari 2019 dan selebaran "Say No Jokowi". 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf Amin, Ace Hasan Syadzily mengatakan BPN Prabowo-Sandi seperti kebakaran jengot dengan beredarnya Tabloid Indonesia Barokah yang disinyalir menyudutkan paslon no 02 itu.

Namun, mereka rabun menyaksikan beredarnya buletin Kaffah yang melakukan kampanye hitam ke capres petahana Jokowi.

Dalam buletin dakwah yang beredar luas di masjid-masjid itu, terdapat kampenye hitam yang menyerang Jokowi.

"Lihat saja narasi yang diangkat dalam edisi 074 yang terbit 18 Januari 2019. Buletin ini sejalan dengan selebaran 'Say No Jokowi' dengan mengangkat soal 'Stop Mendukung Penguasa Gagal dan Ingkar Janji'," ujar Ace melalui keterangan tertulis, Sabtu (26/1/2019).

Buletin Kaffah edisi 074 yang terbit 18 Januari 2019 dan selebaran
Buletin Kaffah edisi 074 yang terbit 18 Januari 2019 dan selebaran "Say No Jokowi". (Chaerul Umam/Tribunnews.com)

"Ini menjelaskan benang merah kampanye hitam ke Pak Jokowi dengan menggunakan dalil-dalil agama. Pada selebaran 'Say No Jokowi' terdapat hastag #2019GantiPresiden. Ini indikasi produsen kampanye hitam adalah kelompok politik yang sama," sambungnya.

Yang terbaru, kata Ace, dalam edisi 075 yang terbit 25 Januari kemarin, buletin Kaffah jelas membela paslon 02 soal tes baca Al Quran dengan menggunakan dalil-dalil agama.

Hal tersebut memperjelas siapa yang berada di balik buletin kaffah.

"Buletin ini diterbitkan dan diedarkan setiap hari Jumat di masjid-masjid. Dan sudah masuk ke jumatan yg ke 75. Jadi kalau dilihat waktu terbitnya maka memang  by design dicetak untuk kepentingan politik Pilpres. Mendukung paslon 02 dan menjelek-jelekkan paslon 01 dengan dalil-dalil agama," tegas Ace.

Terbitnya tabloid itu, sambung Ace, menjadi jelas sesungguhnya pihak mana yang mempolitisasi masjid.

Dan menjadikan tempat ibadah itu sebagai tempat kampanye.

Sikap yang ditunjukkan oleh BPN selama ini terkait peredaran tabloid Indonesia Barokah seperti terpercik ke sendiri.

"Sikap BPN yang teriak-teriak soal kampanye hitam dan juga politisasi Masjid seperti menepuk air di dulang, tepercik muka sendiri. Kampanye hitam di masjid sudah mereka lakukan sejak lama. Tatkala raja hoaka terkena tabloid Indonesia Barokah, duluan mereka teriak-teriak sebagai korban," tutup Ace.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved