Pilpres 2019
PPP Targetkan 80 Persen Pemilihnya Dukung Jokowi-Ma'ruf
Untuk diketahui berdasarkan riset lembaga survei indikator, PPP merupakan salah satu partai koalisi yang belum solid mendukung Jokowi.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal PPP Arsul Sani membenarkan bahwa pemilih partainya belum solid dalam mendukung pasangan Jokowi-Ma'ruf.
Hal itu disebabkan oleh perubahan posisi koalisi yang awalnya berada di Kubu Prabowo pada Pemilu Presiden 2014 lalu, kini merapat ke kubu Jokowi.
Untuk diketahui berdasarkan riset lembaga survei indikator, PPP merupakan salah satu partai koalisi yang belum solid mendukung Jokowi.
"Jadi kalau dikatakan masih tinggi, wajar saja terutama untuk PPP dan Golkar karena ini memang ini ada shifting position dari yang awalnya ke pak Prabowo lalu kemudian kepada pak Jokowi. tapi kami yakin nanti ya disisa waktu Pilpres ini akan terus mengecil," kata Arsul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, (24/1/2019).
Arsul mengatakan efek Pilpres 2014 lalu bukan hanya terasa oleh PPP saja melainkan partai lainnya termasuk yang berada di kubu Prabowo. Yang pasti menurut Arsul PPP terus berusaha mensolidkan pemilihnya untuk mendukung Jokowi.
Dari sekitar 31 persen pada 2014 lalu, kemudian 57 persen pada 2017, hingga kemudian di atas 70 persen.
"Target kami memang disekitar angka 80 an," katanya.
Baca: Dampingi Joko Driyono di Polda Metro Jaya, Sekjen PSSI Tegaskan Komitmen PSSI Berantas Mafia Bola
Sebelumnya, hasil survei Indikator Politik Indonesia menemukan adanya keterbelahan dukungan atau Split Ticket Voting dari pemilih partai partai pendukung Jokowi-Ma'ruf.
Pemilih PPP termasuk yang paling tidak solid mendukung Jokowi-Ma'ruf dibanding partai pengusung atau pendukung lainnya.
Berdasarkan survei Indikator sebanyak 43,2 persen pemilih PPP memilih pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.