Sabtu, 4 Oktober 2025

Pilpres 2019

Prabowo Dikabarkan akan Menunaikan Ibadah Umrah Sebelum Debat Capres Jilid Kedua

Sebelum gelaran debat kedua pada 17 Februari 2019 mendatang, Prabowo direncanakan menunaikan ibadah umrah.

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Dewi Agustina
Tribunnews/JEPRIMA
Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno saat mengikuti acara Debat Pertama Capres dan Cawapres di Gedung Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (17/1/2019). Debat Pertama ini mengangkat isu Hukum, HAM, Korupsi dan Terorisme. (Tribunnews/Jeprima) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto memilih beristirahat usai mengikuti debat perdana di Hotel Bidakara, pada Kamis (17/1/2019) malam.

Usai debat, capres yang diusung Partai Gerindra, PKS, PAN, dan Demokrat tersebut langsung pulang ke kediamannya di Jalan Kertanegara nomor 4, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Sebelum kemudian menuju rumahnya di Hambalang, Bogor, Jawa Barat.

Direktur Materi dan Debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Sudirman Said mengatakan bahwa Prabowo akan beristirahat selama satu dua hari sebelum kemudian fokus kembali dalam pemenangan di Pemilu presiden.

"Nanti kami adakan rapat khusus setelah istirahat 1-2 hari ini," kata Sudirman di kediaman Prabowo.

Selain itu menurutnya sebelum gelaran debat kedua pada 17 Februari 2019 mendatang Prabowo direncanakan menunaikan ibadah umrah.

Hanya saja Sudirman mengaku tidak tahu kapan pastinya Prabowo berangkat umrah.

"Kalau enggak salah dalam waktu dekat mungkin minggu depan (umrah)," katanya.

Dalam debat perdana tersebut, Sudirman mengaku bersyukur karena Prabowo bisa berbagi peran dengan Sandiaga Uno.

Pertanyaan yang dilontarkan moderator dan kubu Jokowi-Maruf dapat dijawab dengan lugas dan tepat waktu.

"Saya mensyukuri pembagian peran keduanya (Capres-Cawapres) kalau masalah unggul atau tidak biar masyarakat yang menilai," ujarnya.

Jokowi Puas
Calon presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku puas menjalani debat pertama dalam kontestasi pemilihan presiden (Pilpres) 2019.

Debat pertama yang terselenggara di Hotel Bidakara, Jakarta, semalam, mengangkat tema Hukum, HAM, Terorisme, dan Korupsi.

Baca: Ahok akan Menikah Usai Bebas dari Penjara, Siapakah Sang Pujaan Hati yang Segera Dipersuntingnya?

"Puas, ya ini kan sebetulnya kita hanya bercerita apa yang telah kita lakukan dan kerjakan. Kalau ada yang kurang itu yang akan kita perbaiki. Intinya ke sana," ujar Jokowi.

Jokowi pun mengaku, memperbaiki kinerja pemerintahan ke depan, jika ada masukan-masukan yang baik dari kubu pasangan nomor dua Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

"Jadi kalau ada kemarin masukan-masukan dari Pak Prabowo-Sandi, ya baik untuk perbaikan-perbaikan ke depan," ucap Jokowi.

Di sisi lain, Jokowi menilai pasangannya yakni cawapres Ma'ruf Amin, sangat membantu dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan.

"Jawab terorisme dari A sampai Z dijawab semua sama Pak Ma'ruf," kata Jokowi.

Dalam kesempatan tersebut Jokowi juga mengaku tidak terima Ma'ruf Amin dinilai kurang aktif alias lebih banyak diam saat debat perdana.

"Diam bagaimana, jawab beberapa kali," ujar Jokowi.

Menurut Jokowi, Ma'ruf Amin telah membantu dirinya dalam menjawab persoalan terkait aksi terorisme di Tanah Air yang selama ini terjadi.

"Jawab terorisme dari A sampai Z, dijawab semua sama Pak Ma'ruf," kata Jokowi.

Seusai debat pertama, banyak pihak yang menilai sosok cawapres nomor urut 01, Ma'ruf Amin irit berbicara selama debat yang terdiri dari enam segmen.

Ma'ruf Amin terlihat tak banyak membantu Jokowi pada sesi menjawab pertanyaan dari panelis.

Calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin mengaku siap untuk berdebat dengan calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno.

Debat antar cawapres Ma'ruf dengan Sandiaga akan berlangsung 16 Maret 2019. Mengangkat tema pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, dan sosial budaya.

Pada debat ketiga ini hanya akan dilakukan oleh calon wakil presiden.

Ma'ruf mengatakan sudah siap membahas tema-tema yang akan diangkat. Namun, masih menunggu kisi-kisi atau pertanyaan dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang akan diberikan kepada kedua cawapres.

"Ya tentu kita kan pertanyaannya apa, kalau secara umum sudah, tapi kan' kita akan terkait dengan pertanyaan yang dibuat oleh KPU," ujar Ma'ruf Amin.

Baca: Pengamat Sebut Kelemahan Dua Paslon saat Debat Pilpres Terkait Masalah Hukum

Ma'ruf tengah membaca data-data mengenai pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, dan sosial budaya.

Sebab, Ma'ruf meyakini kubu lawan akan menanyakan soal kebijakan-kebijakan yang diambil pada pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla.

"Sekarang ini tahapnya tentu mengumpulkan bahan, itu kan' juga tentu yang akan diserang juga kebijakan yang sudah berjalan. Yang saya tidak ikut. Tapi kan saya harus bisa menjelaskan. Karena itu saya mengumpulkan data," tutur Ma'ruf.

"Dan selebihnya kita tunggu pertanyaan-pertanyaan yang akan disampaikan yang dibuat oleh KPU," tambah Ma'ruf.

Membosankan
Pengamat Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno menilai debat pilpres perdana yang berlangsung semalam berjalan membosankan.

Dia beralasan kedua pasangan kandidat tak mampu memperdalam visi-misi jika kelak menjadi pemenang Pilpres.

"Secara umum debat membosankan karena dua paslon (pasangan calon) tak bisa mengelaborasi proposal kebijakan yang akan mereka lakukan 5 tahun ke depan jika mereka menang," kata Adi.

Adi melihat capres-cawapres 01 dan 02 kaku dan saling menjaga image (jaim) satu sama lain.

"Paslon di babak awal terlihat kaku dan jaim. Ini sangat terkait peraturan KPU yang rigit hingga mempersempit ruang manuver paslon," ucapnya.

Terkait penampilan antar capres, Adi menilai Jokowi tampil beda dari biasanya. Adi mengatakan gaya Jokowi dalam debat semalam lebih menyerang ketimbang Prabowo yang kalem.

"Ada pertukaran gaya debat. Jokowi relatif banyak menyerang dengan intonasi dan mimik yang tak biasanya. Sementara Prabowo relatif kalem dan bisa menahan diri. Efek kehati-hatian itu membuat pernyataan Prabowo kurang nendang. Malah Jokowi yang banyak menyerang balik," kata Adi.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menilai pasangan capres-cawapres mengenai komitmen memberantas korupsi masih sangat normatif Keduanya juga belum terlihat extraordinary effort memberantas korupsi.

"Ya masih sangat normatif (komitmen memberantas korupsi), belum terlihat ada extraordinary effort-nya, kalau kita sepakat bahwa korupsi itu extraordinary crime lho ya?" ujar Wakil Ketua KPK Saut Situmorang.

Saut menilai seharusnya masalah korupsi diupayakan luar biasa dalam memberantasnya. Misalnya dengan membenahi UU Tipikor.

"Jadi selalu sadar bahwa korupsi itu extraordinary crime, namun law and order kita tidak dibuat bernilai extraordinary effort, antara lain misalnya mari kita bereskan UU Tipikor kita, korupsi biar ditangani oleh KPK saja siapapun pelakunya, jadi APH (aparat penegak hukum) lain fokus di kriminal umum," katanya.

Dalam debat capres, Prabowo Subianto mengatakan tak jadi masalah jika seseorang yang sudah diproses hukum mencalonkan kembali menjadi anggota legislatif.

Apalagi, menurutnya jika seseorang itu mempunyai kelebihan dan dihendaki oleh rakyat.

Menanggapi pernyataan Prabowo, Saut enggan berkomentar banyak. Menurutnya, semua perdebatan capres biar publik yang menilai.

"Saya enggak boleh komen lebih spesifik tentang itu, saya nggak dalam posisi menilai kedua calon secara parsial, tentang itu biar pemilih yang menilai semua debat tadi malam," ujarnya. (Tribun Network/Taufik/Ilham/seno)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved