Pilpres 2019
TKN: Prabowo Gagal Paham soal Terorisme, Jawaban Ma’ruf Tajam
apa yang disampaikan itu menunjukan Ma’ruf Amin menguasai masalah dan juga tangkas menjawab isu hukum dan terorisme.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf, Ace Hasan Syadzily mengatakan, dalam debat capres-cawapres soal isu terorisme, kembali Prabowo menunjukan ketidakpahaman mengenai akar masalah munculnya terorisme.
Walaupun mengklaim bahwa Prabowo berpengalaman, Ace menyebut, Prabowo salah besar kalau mengatakan teroris dikirim dari negara lain serta menyederhanakan masalah terorisme sebagai persoalan ekonomi.
Sebaliknya, Ace menilai, jawaban Ma’ruf Amin sangat tajam dan mengena.
"Berbeda dengan Prabowo, sikap Jokowi-Ma’ruf tegas. 'Terorisme adalah kejahatan. Karenanya harus diberantas ke akar-akarnya. MUI memfatwakan bahwa terorisme bukan jihad. Terorisme adalah perbuatan kerusakan.Terorisme harus dicegah melalui contra-terorisme dan pendekatan deradikalisasi tanpa harus melanggar HAM melalui kerjasama juga dengan ormas'," kata Ace mengutip peryataan Ma'ruf, Jumat (18/1/2019).
Ace bahkan mengatakan, bahwa Ma’ruf Amin bicara konkret dan paham teori terorisme.
Hal itu terkait peryataan Ma’ruf Amin yang menyebutkan deradikalisasi terhadap mereka yang sudah terpapar terorisme ada dua pendekatannya.
"Satu, kalau disebabkan faktor ekonomi, maka pendekatannya adalah pemberian lapangan kerja agar para teroris mendapatkan pekerjaan dan nafkah yg layak. Kedua, jika penyebabnya adalah paham agama yang menyimpang, maka negara wajib membawanya ke jalan yang lurus," papar Ace.
Politisi Golkar ini juga menyampaikan, apa yang disampaikan itu menunjukan Ma’ruf Amin menguasai masalah dan juga tangkas menjawab isu hukum dan terorisme.
"Banyak pihak yg mengunder estimate KH Ma’ruf Amin dalam debat tapi semalam justru dengan ketenangan dan jawabannya yang sistimatis Ma’ruf Amin jadi bintang," ungkap Ace.
Ace mengatakan, Ma’ruf Amin dengan sengaja memberikan ruang yg lebih luas kepada Jokowi untuk menjawab karena Presiden adalah single chief of executive, pemegang kendali pemerintahan tertinggi menurut konstitusi.
"Jadi Pak Jokowi yang perlu lebih banyak menyampaikan visi misi dan juga pandangannya terkait tema debat," tutupnya.