Pilpres 2019
Tiga Kali Jadi Peserta Debat Capres, Kali Ini Jusuf Kalla Jadi Penonton
Nama Jusuf Kalla telah menghiasi perhelatan pemilihan pilpres tiga kali berturut-turut.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Nama Jusuf Kalla telah menghiasi perhelatan pemilihan pilpres tiga kali berturut-turut.
Di awali di pilpres 2004 silam, JK yang menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar digandeng Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, untuk maju menjadi capres dan cawapres.
Saat itu kemenangan diraihnya bersama SBY, dan berhasil mengukir namanya menjadi wakil presiden di periode 2004 - 2009, dengan dua kali putaran pilpres dan memperoleh hasil telak yaitu 69.266.350 (60,62%) melawan Megawati-Hasyim dengan 44.990.704 suara (39,38%).
Tak sampai disitu, JK memutuskan maju menjadi calon presiden di pilpres berikutnya yakni tahun 2009-2014.
Tanpa bayang-bayang Partai Demokrat, JK memilih Ketua Umum Partai Hanura Wiranto sebagai cawapresnya, untuk beriringan se visi misi memimpin Indonesia.
Namun di tahun itu, ia gagal melanggeng ke Istana Negara bersama Wiranto. JK dan Wiranto kalah dalam satu putaran dan berada di nomor buncit.
SBY-Boediono memperoleh suara 73.874.562 (60,80%), kemudian Megawati-Prabowo 32.548.105 suara (26,79%) dan JK-Wiranto 15.081.814 (12,41%).
Direntang 2009-2014, dirinya didapuk menjadi Ketua Umum Palang Merah Indonesia melalui Munas Palang Merah Indonesia XIX.
Era SBY dan Boediono selesai di 2014, dan kembali memanggil JK turut ketiga kalinya mengikuti pemilihan presiden.
Kali ini pasangannya adalah Mantan Wali kota Solo dan Mantan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo.
Ia menyanggupi menjadi cawapres Joko Widodo dan kemenangan diraih keduanya dengan pelabelan Presiden dan Wakil Presiden periode 2014-2019.
Jokowi-JK berhasil meraih suara 70.997.833 (53,15 persen), lebih unggul dari pasangan nomor urut satu, Prabowo-Hatta, dengan 62.576.444 suara (46,85 persen).
Masa jabatan wapres JK terhitung sekitar 10 bulan lagi berakhir. Dirinya telah berkomitmen untuk tak maju lagi ke ranah politik.
Selain terbentur aturan undang-undang, dirinya berkeinginan terjun ke dunia sosial.
Dalam pemerintahan, putra kelahiran Bone, Sulawesi Selatan ini, juga diketahui pernah menjabat sebagai Menteri Kordinator Kesejahteraan Rakyat Indonesia (Menko Kesra) tahun 2001-2004.
Lalu juga, menjabat sebagai Menteri Perdagangan dan Perindustrian Indonesia tahun 1999-2000.
Berdasarkan pengalaman yang ia raih, nama Jusuf Kalla ditunjuk sebagai Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (Jokowi-Ma'ruf Amin).
JK disebut Ketua TKN Erick Thohir, sebagai sosok berpengalaman dan mampu menjadi mentor bagi pasangan capres dan cawapres nomor urut 01 itu.
Pada Perhelatan debat perdana pilpres 2019 ini, JK menjadi penonton, setelah 3 kali menjadi peserta debat.
Ia duduk bersama keluarga, staf, kerabat serta awak media, menyaksikan gelaran debat di kediaman dinasnya di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis malam (17/1/2019).
JK menyatakan, dirinya sengaja tak pergi ke lokasi debat, karena memilih bersantai di rumah. "Diundang juga (ke Bidakara), lebih santai kalau di sini, kita bisa menilai," ujar JK pada Kamis malam.
Selama dua jam gelaran, raut wajah JK tampak serius dan fokus mengikuti 6 segmen debat itu.
Ia yang mengenakan baju berwarna biru itu, terlihat melipat kedua tangannya dan sesekali bersandar pada kursi.
JK yang duduk berdampingan dengan sang istri, Mufidah Kalla, juga tak terlihat saling berinteraksi.
Ia tetap fokus. Raut wajahnya serius hingga perhelatan debat selesai.
Ia juga tak memberikan tepukan tangan saat moderator menyatakan kegiatan debat telah selesai dan baru bisa tersenyum usai menemui awak media.
Namun ia mengaku, puas dengan hasil debat pilpres perdana pasangan Jokowi - Ma'ruf.
"Lebih siap(Jokowi-Ma'ruf) beda dengan Pak Prabowo itu artinya situ baru memikirkan pertanyaan. Dan ini pengalaman harus lebih apalagi sudah ada kisi-kisinya sbenarnya jadi itu lebih mudah persiapan," terang dia.
Baca: Jusuf Kalla Kritik KPU: Debat Capres Tak Perlu Banyak Bocoran Soal
Kedepan, ia berharap baik peserta debat maupun penyelenggara pemilu dapat sama-sama memperbaiki diri.
Pertama, bagi peserta debat JK berpesan, agar tim kampanye kedua kubu, lebih siap mempersiapkan diri atas kemungkinan-kemungkinan
pertanyaan dan jawabannya.
Kedua, bagi KPU, ia berharap, penyelenggara pemilu tak banyak memberikan bocoran soal terkait debat.
Sebab ujar JK, tanpa bocoran soal, kemampuan capres dan cawapres terlihat spontan dalam menjawab dan menanggapi pertanyaan dari masing-masing calon.
Selain itu, peserta debat juga terlatih untuk saling berdiskusi.
"Ya sebaiknya jangan terlalu banyak (bocoran soal) pemimpin itu harus mengambil sikap pada waktu debat. Kadang-kadang tidak perlu persiapan. Diskusi ini harus mencerminkan itu. Kalau terjadi begini harus bagaimana," tuturnya.
Debat perdana sendiri mengusung tema hukum, HAM, terorisme, dan korupsi, berlangsung di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan.
KPU sendiri memberikan fasilitas 5 debat, dan kini menyisakan empat debat lainnya, di mana 2 debat untuk pasangan calon,1 debat untuk calon presiden, dan 1 debat untuk calon wakil presiden.