Minggu, 5 Oktober 2025

Pilpres 2019

JK Maklumi Ma'ruf Amin Irit Bicara di Debat Perdana

Ma'ruf Amin terlihat tak banyak membantu Jokowi pada sesi menjawab pertanyaan dari panelis.

Editor: Johnson Simanjuntak
Tribunnews.com/Rina Ayu Panca Rini
Wakil Presiden Jusuf Kalla, di kediaman dinas Wapres di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (17/01/2018). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Gelaran debat perdana pilpres 2019 telah usai. Perbincangan kemudian tertuju pada sosok cawapres nomor urut 01, Ma'ruf Amin.

Ma'ruf Amin yang berpasangan dengan calon pertahana Joko Widodo, dianggap irit bicara selama debat yang terdiri dari 6 segmen itu.

Ma'ruf Amin terlihat tak banyak membantu Jokowi pada sesi menjawab pertanyaan dari panelis.

Wakil Presiden sekaligus Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Jusuf Kalla pun memaklumi situasi, jika Jokowi mendominasi dalam debat yang mengusung tema hukum, HAM, terorisme, dan korupsi.

"Kan berbicara juga tadi (Ma'ruf Amin, walaupun ya wakil selalu begitu, maklum nomor 1 (presiden) lebih banyak (ngomongnya) dari nomor 2 (wakilnya)," ujar JK di kediaman dinasnya di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis malam (17/1/2019).

Baca: Prabowo Sebut Gaji Gubernur Rp 8 Juta, Berapa Menurut Aturan Resmi?

Meski demikian, ia mengatakan, kubu Jokowi - Ma'ruf lebih siap menghadapi debat perdana ini.

Ia menilai persiapan tim Jokowi-Ma'ruf lebih baik ketimbang tim Prabowo-Sandi, terlihat dari kematangan pertanyaan Jokowi ke Prabowo.

"Jadi memang sudah disiapin lebih baik, karena itu kita lihat tadi bertanyanya juga lebih siap (Jokowi - Ma'ruf) beda dengan Pak Prabowo itu artinya situ baru memikirkan pertanyaan. Dan ini pengalaman harus lebih apalagi sudah ada kisi-kisinya sebenarnya jadi itu lebih mudah persiapan," terangnya.

Selain itu, ia menambahkan, ketidaktepatan Prabowo dalam menjawab beberapa pertanyaan.

"Tapi karena tidak disiapin buat penuh tapi banyak hal justru banyak bertentangan. Beliau (Prabowo Subianto) dilain pihak ingin membantu pengusaha kecil tapi menaikkan pajak contohnya itu kan agak kontradiktif, terutama juga ada beberapa hal juga," ungkap politisi senior Golkar ini.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved