Jumat, 3 Oktober 2025

Pilpres 2019

Ma'ruf Amin Ambil Porsi Besar di Isu Terorisme

Dalam sesi debat pertama Pilpres 2019 yang tinggal menghitung jam, Kamis (17/1/2019) malam nanti di Hotel Bidakara.

Tribunnews.com/ Dennis Destryawan
Calon wakil presiden nomor urut 01 Maruf Amin di Rumah Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (16/1/2019). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Theresia Felisiani

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam sesi debat pertama Pilpres 2019 yang tinggal menghitung jam, Kamis (17/1/2019) malam nanti di Hotel Bidakara.

Dua pasangan capres dan cawapres, nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin dan nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga bakal membahas soal hukum, korupsi, HAM dan terorisme.

Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra mengatakan pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin sudah benar-benar mantap menghadapi debat perdana yang digelar oleh KPU.

Terlebih pada Rabu (16/1/2018) malam‎ kemarin, Jokowi dan Ma'ruf Amin telah melakukan pemantapan materi debat di Ballroom Jakarta Theater, Jakarta.

Baca: Anies Baswedan Enggan Tanggapi Acara Debat Capres Nanti Malam, Saya Fokus ke Jakarta Saja

"Kemarin persiapan akhir. ‎Pak Jokowi sudah mantap, saya ini sebenarnya lawyer yang diundang. Walaupun saya bukan bagian dari TKN tapi karena menyangkut hukum tentu saya dilibatkan dan dimintai masukan, serta pendapat terhadap isu di bidang HAM, terorisme juga korupsi," ungkap Yusril.

Yusril menjelaskan isu-isu yang berkembang terutama tentang keadilan dan kepastian hukum yang sudah dilakukan Jokowi selama 4 tahun pemerintahan akan dijelaskan rinci.

Mengenai masalah terorisme, menurut Yusril, Jokowi sudah mengambil peran mengamandemen dengan DPR, UU terorisme yang dibuat pada 2002 yang lalu.

"‎Alhamdulilah ini lebih banyak Pak MA (Ma'ruf Amin) yang akan menjawab nanti pada isu terorisme terutama penekanannya bahwa menghadapi terorisme itu sama sekali tidak berarti bahwa pemerintah memusuhi Islam," terang Yusril.

Yusril juga membocorkan dalam menjawab isu terorisme, Ma'ruf Amin sekaligus membacakan ayat Al-quran.

"Pemerintah menjunjung tinggi agama Islam yang diatur oleh masyarakat yang mayoritas. Tapi beliau ingin sekali ada pemahaman yang perlu diluruskan dalam memahami Islam supaya lebih damai lebih toleran lebih bersahabat kepada yang lain dan itu akan terus dilakukan pada masa-masa yang akan datang," ujar Yusril lagi.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved