Jumat, 3 Oktober 2025

Pilpres 2019

Fahri Hamzah Memuji Pidato Kebangsaan Prabowo Subianto

Pidato tersebut menurut Fahri gagal mengasosiasikan Prabowo sebagai orang yang menakutkan.

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Calon Presiden Prabowo Subianto menyapa tamu sebelum acara Pidato Kebangsaan Prabowo Subianto dengan tema 'Indonesia Menang' di Plenary Hall JCC, Jakarta, Senin (14/1/2019). Orasi kebangsaan ini untuk menyampaikan visi misi Calon Presiden Prabowo Subianto. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah memuji Pidato Kebangsaan Prabowo Subianto yang digelar di JCC, Senayan, Jakarta pada Senin malam, (14/1/2019).

Pidato tersebut menurut Fahri gagal mengasosiasikan Prabowo sebagai orang yang menakutkan.

Pasalnya selama ini ada pihak pihak yang ingin menidentikan Prabowo sebagai seorang yang tempramental dan emosional.

"Saya menganggap itu gagal membuat Prabowo itu tampil menakutkan dan membahayakan. sebab saya menilai ada upaya untuk melumuri pak Prabowo dengan citra yang menakutkan. Prabowo dianggap emosional, dianggap suka marah, tempramental, lalu mengancam orang mengancam transisi demorkasi. Akan mengacaukan yang sudah ada. Itu semua adalah citra yang ingin dilekatkan kepada pribadi pak Prabowo," ujar Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, (15/1/2019).

Baca: Fahri Hamzah Anggap Pidato Prabowo Gagal

Pidato yang disampaikan lebih dari setengah jam tersebut Menurut Fahri, menunjukkan bahwa Prabowo sangat toleran dan akomodatif. Prabowo seorang negarawan yang siap menerima krittikan.

"Faktanya makin panjang dia berbicara ternyata dia orang yang sangat istilahnya tuh toleran, akomodatif, dan sebagai seorang prajurit TNI Jenderal Pangkostrad, Danjen kopassus dan sebagainya, maka semua keraguan orang itu akhirnya dijawab sama dia,"katanya.

Apalagi menurut Fahri, Prabowo menyatakan akan meneruskan program Jokowi yang dinilai baik bila terpilih pada Pemilu mendatang. Hal itu menunjukan Prabowo sangat rekonsiliatif.

"Mungkin buat pendukung dia yang sangat keras, kan ada keinginan kalau bisa dia memimpin yang lain dilupakan. ternyata dia tidak begitu. bahkan dia bilang mohon kedewasaan kita semua bahwa apapun presiden sebelumnya termasuk pak Jokowi pun punya jasa dan punya kerja bagi republik. jadi pidato dia itu rekonsiliatif," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved