Minggu, 5 Oktober 2025

Pilpres 2019

Sindir Prabowo, Kubu Jokowi: Haiti-Haiti di Jalan Jangan Nyasar ke Afrika

TKN Joko Widodo-Ma'ruf Amin menyindir pernyataan calon presiden 02 Prabowo Subianto soal menyebut Haiti merupakan satu negara miskin di benua Afrika

Editor: Adi Suhendi
Tribunnews.com/ Chaerul Umam
Arsul Sani. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin menyindir pernyataan calon presiden 02 Prabowo Subianto soal menyebut Haiti merupakan satu negara miskin di benua Afrika.

Wakil Ketua TKN Arsul Sani menyindir Prabowo yang seakan lupa dengan pelajar geografi.

Terutama terkait bahwa Haiti merupakan negara yang masuk ke dalam benua Afrika.

Baca: Eni Maulani Saragih: Uang dari Pengusaha Dana CSR, Bukan Gratifikasi

"Pak Prabowo tampaknya sudah lupa dengan pelajaran geografinya, bahwa Haiti itu ada di benua Amerika, bukan Afrika. Makanya sekarang banyak lelucon 'Haiti-Haiti di jalan jangan nyasar ke Afrika'," ucap Arsul berkelakar di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (26/12/2018).

Ucapan Prabowo saat berpidato di MTA, Solo, Jawa Tengah, ramai menjadi perbincangan di media sosial. Prabowo dianggap salah menyebut Haiti sebagai bagian dari Afrika.

Haiti adalah salah satu negara di Kepulauan Karibia, Amerika.

Baca: KPU Usulkan Enam Moderator untuk Debat Capres-Cawapres, Ada Nama Najwa Shihab dan Ira Koesno

Prabowo berbicara soal setengah pendapatan Indonesia yang menurutnya hanya dinikmati oleh satu persen masyarakat.

Jika satu persen masyarakat atau setengah pendapatan itu dicabut, ucap Prabowo, penghasilan rata-rata rakyat Indonesia ialah US$ 1.900, kurang dari Rp 30.000 per hari atau kurang dari Rp 1 juta dalam satu bulan.

Ia pun berpandangan bahwa Indonesia setingkat negara-negara miskin di Afrika, yakni Rwanda, Sierra Leone, Haiti, Chad, dan pulau-pulau kecil seperti Kiribati.

Mengenai pandangan itu, Arsul mengatakan Prabowo tak membandingkan dengan apple to apple.

Baca: Polisi Benarkan Steve Emmanuel Terlibat Narkoba, Ini Foto Saat Diperiksa

"Saya kira mestinya kalaupun mau dibandingkan, kita minta Pak Prabowo membandingkan negara kita tidak juga, kan' gini kita berkontestasi boleh, berbeda boleh tapi jangan menghina negara kita, jangan mengecilkan negara kita," tutur Arsul.

Menurut Arsul, jika ingin menbandingkan parameter pertumbuhan ekonomi harus menilik dari inflasi, juga pendapatan per kapita. Sehingga, diskusi mengenai pertumbuhan perekonomian lebih sehat, argumentatif, dan berbasis data empiris, tidak berupa lontaran menakutkan.

"Kami TKN yakin teknik propaganda Rusia enggak akan laku di Indonesia. Model komunikasi seperti itu lebih bagus diakhiri, apalagi menyongsong debat capres, pasti data kualitatif dan kuantitatif itu dihadirkan, tidak dengan hanya lontaran apalagi data empirisnya itu keliru, enggak apple to apple," ucap Arsul.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved