Pilpres 2019
Pengamat Sebut Jokowi Ikuti Gaya SBY Ketika Maju Sebagai Calon Presiden untuk Periode Kedua
Pengamat politik Hendri Satrio menyebut Joko Widodo mengikuti gaya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat kembali maju sebagai calon presiden.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik Hendri Satrio menyebut Joko Widodo mengikuti gaya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat kembali maju sebagai calon presiden.
Menurutnya, kini Jokowi sedang aktif-aktifnya melakukan peresmian di berbagai lini pembangunan serta menyiapkan berbagai bantuan sosial (bansos) yang akan diluncurkan pada tahun depan.
Hal itu dilakukan juga ketika SBY maju untuk kali kedua sebagai calon presiden pada 2009.
Baca: KPK Telisik Berbagai Suap dan Gratifikasi dari Rekanan Kepada Bupati Malang
"Pak Jokowi sudah mulai mengikuti cara (kampanye) Pak SBY pada saat SBY di periode kedua. Artinya dia (Jokowi) menyiapkan bantuan sosial, dana kelurahan, dana desa yang akan dikeluarkan Januari atau Februari nanti," kata hendri Satrio saat ditemui di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (4/12/2018).
Ia menuturkan, tak salah jika tahun depan agenda Presiden Joko Widodo akan dipenuhi dengan peresmian.
Baca: Soal Kasus Guru Korupsi, Tim Kampanye Jokowi-Maruf Dukung Ahmad Basarah
Hal itu bagi Hendri wajar, sebab dengan melakukan berbagai peresmian dan menebar Bansos, SBY pada 2009 silam bisa kembali menjadi presiden untuk periode kedua.
"Ya kalau menurut saya sih wajar saja, mau menang gak, kalau mau menang ya contoh saja yang sudah menang (SBY). Caranya gimana ya kebijakan-kebijakan populis yang disebarkan. Itu efektif, karena pak Jokowi punya kekuatan blusukan, kalau ditambah peluru itu wah luar biasa dasyhat," kata Hendri.
Baca: 5 Fakta Terbaru Kasus Pembunuhan 31 Pekerja di Papua, Jokowi Pernah Kunjungi Lokasi Kejadian
Lebih lanjut ia menjelaskan soal isu menyangkut ekonomi dan populer lebih mengena di masyarakat.
"Kenapa pada saat Sandi bilang tempe setipis ATM rakyat itu mengerti, kenapa pada saat Sandi pakai petai rakyat merespon, karena mengerti, mereka paham bahas ekonomi yang ingin disampaikan mas Sandi. Kalau kemudian larinya ke angka, ke angka, dan angka memang susah (data)," kata dia.