Pilpres 2019
Soal Pernyataan Ahmad Basarah, Sekjen Gerindra: Jangan Lupa Prabowo Pernah Jadi Cawapres Megawati
Ahmad Muzani angkat bicara terkait pernyataan Ahmad Basarah yang menyebut mantan mertua Prabowo, Soeharto sebagai guru dari korupsi Indonesia
Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Gerindra Ahmad Muzani angkat bicara terkait pernyataan politikus PDIP Ahmad Basarah yang menyebut mantan mertua Prabowo Subianto, Soeharto sebagai guru dari korupsi Indonesia.
Menurut Muzani tidak menampik bila Prabowo Subianto pernah menjadi menantu Soeharto.
"Saya katakan adalah sebutan bahwa mengaitkan dengan Pak Prabowo yang mantan mertuanya pak prabowo. saya kira itu sebagai sebuah kenyataan betul pak Prabowo pernah menjadi menantu pak Soeharto," ujar Muzani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, (30/11/2018).
Baca: Keluarga Sayangkan Muncul Sejumlah Informasi Hoaks Terkait Rencana Pernikahan Jusup dan Clarissa
Namun, menurut Muzani, jangan lupa Prabowo juga pernah berduet dengan Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri dalam Pemilu Presiden 2009.
Sehingga, bila Prabowo diidentikan dengan Soeharto, maka seharusnya berlaku juga untuk Megawati.
"Harusnya disebut itu juga dong, supaya penyebutannya sama jangan penyebutan pak Prabowo diidentikan ke yang sono, tapi yang ini tak diidentikan, Prabowo pernah jadi Cawapres ibu Megawati, saya ikut tanda tangan waktu itu," katanya.
Baca: Mengintip Kemewahan Vila Hotman Paris di Pulau Dewata, Harga Sewanya Ada yang Capai Rp 12 Juta/Malam
Sebelumnya Basarah merespon pernyataan Prabowo bahwa Korupsi di Indonesia sudah seperti kanker stadium 4.
Menurut Basarah maraknya korupsi dimulai sejak era Presiden Soeharto.
Baca: Tanggapi Netralitas Pemuda Muhammadiyah, Iwan Fals Bongkar Sikap Politiknya Sejak Era Soeharto
Karena itu, menurutnya Soeharto merupakan guru dari korupsi Indonesia.
"Jadi, guru dari korupsi indonesia sesuai TAP MPR Nomor 11 tahun 1998 itu mantan Presiden Soeharto dan itu adalah mantan mertuanya Pak Prabowo," kata Basarah usai diskusi di Megawati Institute, Menteng, Jakarta, Rabu (28/11/2018).