Pilpres 2019
Ucapan Tabok, Hasto Nilai Jokowi Jengkel Diserang Hoaks yang Usang dan Tak Efektif
"Ya namanya serang-menyerang, terbukti yang dulu pun tidak efektif, tapi kalau tahu sudah tidak efektif kenapa dipakai terus," tutur Hasto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, GARUT - Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menilai wajar apabila calon presiden nomor urut 01 (petahana) Joko Widodo atau Jokowi merasa jengkel terkait informasi hoaks di media sosial, sehingga keluarlah pernyataan menabok.
Sebab, Hasto Kristiyanto menilai, hoaks atau disinformasi yang menyerang Jokowi sudah usang, karena pernah beredar di Pilpres 2014 dan sebenarnya sudah tidak efektif.
Baca: Pernyataan Jokowi Ingin Tabok Penyebar Hoaks, Politikus PAN Minta Kedua Belah Pihak Refleksi Diri
"Ya namanya serang-menyerang, terbukti yang dulu pun tidak efektif, tapi kalau tahu sudah tidak efektif kenapa dipakai terus, pak jokowi juga bertanya-tanya jadi jengkel juga," ujar Hasto Kristiyano saat kunjungan ke Garut, Jawa Barat, Sabtu (24/11/2018).
Jokowi, kata Hasto Kristiyanto, telah menyampaikan bahwa politik harus ditunjukkan dengan hal-hal yang sifatnya positif.
"Sehingga, dengan kerja nyata ya mari kita berlomba lomba dengan itu. Enggak usahlah kemudian menggunakan berbagai upaya untuk memfitnah," tutur Hasto Kristiyanto.
Baca: Dahnil Anzar: Pak Jokowi Penting Tabok yang Suka Kriminalisasi
Hasto Kristiyanto mengatakan, apa yang disampaikan Jokowi saat kunjungan kerja ke Lampung kemarin, terutama soal fitnah memfitnah dan kabar hoaks adalah bentuk peringatan.
"Sebagai pemimpin bangsa, beliau (Jokowi) punya tanggung jawab juga untuk membangun peradaban kita, itu kan suatu teguran ya sebenarnya masih kategori halus ya, untuk mengingatkan agar berbagai fitnah dan hoaks itu sebenarnya tidak perlu dilakukan lagi," kata Hasto Kristiyanto.