Pilpres 2019
Istana: Hampir Semua Pernyataan Prabowo Berantakan
Menurut Ngabali, boleh saja Prabowo ingin menjadi Presiden, tetapi jangan mengedepankan data-data yang salah dan tidak terlalu memaksanakan diri.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kantor Staf Kepresidenan (KSP) menilai pernyataan calon presiden Prabowo Subianto terkait perekonomian Indonesia, sebagian besar tidak berdasarkan data yang valid.
Hal tersebut disampaikan Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi KSP, Ali Mochtar Ngabalin, merespon ucapan Prabowo bahwa kekayaan Indonesia hanya dikuasai 1 persen penduduk Indonesia.
"Kalau Pak Prabowo, hampir semua pernyataan berantakan, enggak pakai data," ujar Ngabalin di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (19/11/2018).
Menurut Ngabali, boleh saja Prabowo ingin menjadi Presiden, tetapi jangan mengedepankan data-data yang salah dan tidak terlalu memaksanakan diri.
"Boleh jadi penguasa, boleh jadi pemimpin tapi jangan kebelet," ucap politisi Golkar itu.
Baca: Soal Taufik Kurniawan, PAN Diingatkan Pengalaman Demokrat Saat Pileg 2014
Sebelumnya Prabowo mengatakan, 99 persen masyarakat Indonesia hidup pas-pasan dan hal ini merupakan data dari Bank Dunia.
"Hasil ini adalah data, fakta yang diakui oleh Bank Dunia, oleh lembaga-lembaga internasional, yang nikmati kekayaan Indonesia kurng dari 1 persen, yang 99 persen mengalami hidup yang pas-pasan, bahkan sangat sulit," ujar Prabowo.
Namun, pernyataan tersebut telah dibantah oleh Bank Dunia sendiri.
"Bukan data kita, itu bukan perhitungan kita, saya enggak tahu dari siapa," ucap Ekonom Senior Bank Dunia Vivi Alatas.