Minggu, 5 Oktober 2025

Pilpres 2019

Demokrat Punya Konstituen Cenderung Terbelah Antara Dukung Jokowi-Ma'ruf Atau Prabowo-Sandi

Djayadi Hanan menjelaskan, akibat efek ekor jas, partai yang punya capres akan memperoleh keuntungan elektoral.

Editor: Johnson Simanjuntak
Tribunnews.com/Rina Ayu
Pakar Politik Djayadi Hanan di kantor DPP PSI Tanah Abang Jakarta Pusat, Sabtu (4/11/2017). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Sikap partai Demokrat adalah konsekuensi dari antisipasi terhadap kemungkinan dampak dari efek ekor jas (coat-tail effect) yang mungkin terjadi di pemilu 2019.

Hal itu disampaikan Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Djayadi Hanan kepada Tribunnews.com, Rabu (14/11/2018).

Karena Djayadi Hanan menjelaskan, akibat efek ekor jas, partai yang punya capres akan memperoleh keuntungan elektoral.

"Dalam konteks koalisi Prabowo-Sandi, Gerindra yang diperkirakan memperoleh limpahan paling banyak dari suara Prabowo," ujar direktur Eksekutif Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) ini kepada Tribunnews.com, Rabu (14/11/2018).

Untuk itulah, kata dia, Partai lain harus mengandalkan kekuatan mesin partai dan caleg mereka di dapil.

Menurut dia, seharusnya ada kesepakatan di tingkat koalisi, bagaimana kerjasama antara capres dan partai pengusung untuk membantu partai yang tak punya capres baik dari segi logistik maupun dari segi strategi.

"Tampaknya kesepakatan kerjasama ini kurang tuntas di kubu Prabowo-Sandi sehingga partai Demokrat membebaskan kadernya di Dapil untuk lebih fokus pada pileg," jelasnya.

Baca: Bupati Indramayu Mundur, Mendagri Bilang Tak Ada Sanksi

Selain itu, lebih lanjut menurut dia, partai Demokrat memang memiliki konstituen yang cenderung terbelah antara mendukung Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma'ruf Amin atau Prabowo-Sandi.

"Sehingga strategi yang dipakai membebaskan, berdasarkan dinamika di masing-masing dapil," ucapnya.

Sebelumnya, Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas mengaku mengetahui ada kader partai yang mendukung pasangan calon (paslon) nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Padahal, Demokrat secara resmi mengusung paslon nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.

"Kami sudah sangat mengetahui, survei internal Partai Demokrat menyatakan memang mayoritas memilih Pak Prabowo, tetapi ada juga yang sesuai dengan kultural wilayah setempat itu memilih Pak Jokowi," kata Ibas saat ditemui di sela-sela acara Pembekalan Caleg DPR RI Partai Demokrat di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (11/11/2018).

Menurut dia, hal itu juga terjadi pada partai lain. Ia menilai, belum tentu seluruh kader mendukung pasangan calon yang diusung secara resmi oleh partai.

Ibas mengatakan, Demokrat adalah partai yang demokratis. Pilihan dukungan untuk pilpres, menurut dia, urusan masing-masing kader sebagai individu.(*)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved