Senin, 6 Oktober 2025

Pilpres 2019

Politik Genderuwo Itu Istilah Simbolik Kepada Pihak Yang Selalu Lontarkan Pandangan Pesimistis

Ace Hasan Syadzily menjelaskan politik genderuwo adalah istilah simbolik yang ditunjukan kepada pihak-pihak yang selalu melontarkan pandangan pesimis

Editor: Johnson Simanjuntak
Tribunnews.com
Ketua DPP Partai Golkar bidang Media dan Penggalangan Opini Ace Hasan Syadzily kecam keras adanya indikasi perdagangan perempuan ke China. Pernyataan ini diutarakan Ace, di ruangannya di lantai 12, Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (20/9/2018). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma'ruf Amin, Ace Hasan Syadzily menjelaskan politik genderuwo adalah istilah simbolik yang ditunjukan kepada pihak-pihak yang selalu melontarkan pandangan-pandangan yang pesimistis tentang bangsa ini.

Demikian disampaikan Koordinator Bidang Komunikasi, Media, dan Penggalangan Opini Golkar ini terkait sindiran Jokowi mengenai "politik genderuwo."

Juga politik genderuwo itu, menurut Ace, adalah istilah simbolik yang ditunjukan kepada pihak-pihak yang selalu melontarkan pandangan politik ketidakpastian, pesimisme dan kebohongan.

"Seakan-akan kita akan menghadapi krisis ekonomi yang menakutkan dengan menyebut bahwa harga-harga di pasar mengalami kenaikan. Sehingga mendorong masyarakat menjadi khawatir dengan kondisi ekonomi saat ini," ujar Ace kepada Tribunnews.com, Jumat (9/11/2018).

Padahal, imbuh Ace, kalau dilihat situasi dan kondisinya ya semakin membaik.

Coba lihat saat, dia menjelaskan, dolar Amerika sudah mulai menjinak ke kisaran Rp 14.600-an yang kemarin menembus Rp 15.000-an.

Angka inflasi pun tegas dia, masih dapat dikendalikan.

"Pemerintah diam-diam bekerja dengan sungguh-sungguh dalam menghadapi tekanan ekonomi pasar.," ujar Ace.

Melalui pernyataannya, menurut Ace, Jokowi juga ingin mengingatkan semua pihak bahwa perbedaan politik itu biasa dalam negara demokrasi.

Baca: Wiranto Klaim Aksi Bela Tauhid Ditunggangi HTI

"Kita boleh berbeda pandangan dalam berpolitik. Politik jangan membuat kita semua menjadi terpecah-pecah. Kita harus tetap menjaga persatuan dan kesatuan sebagai bangsa. Demokrasi jangan membuat kita terpecah belah," tegas Ace.

Ace juga menilai, pernyataan Jokowi ini tidak hanya kepada kelompok tertentu, tetapi kepada siapa saja pihak terutama para politisi yang selalu melontarkan pandangan-pandangan dan narasi yang pesimistik, ketakutan dan ketidakpastian.

Presiden Jokowi saat melakukan kunjungan di Kabupaten Tegal, Jumat (9/11/2018), sempat menyindir politikus yang doyan menyebar propaganda dan ketakutan kepada masyarakat di tahun politik ini.

Ia menyebutnya sebagai politikus gerenduwo (genderuwo).

"Ya politikus gerenduwo itu yang melakukan cara- cara berpolitik dengan propaganda. Menakut- nakuti dan menimbulkan kekhawatiran di masyarakat," kata Jokowi.

Jokowi mengemukakan saat ini banyak politikus yang sering melontarkan pernyataan-pernyataan yang menakutkan dan menimbulkan keresahan di masyarakat.

"Coba lihat politik dengan propaganda menakutkan. Membuat takut dan kekhawatiran. Setelah itu membuat sebuah ketidakpastian. Kemudian menjadi keragu raguan di masyarakat," ucapnya usai peresmian tol.

Menurutnya, cara berpolitik semacam itu bukanlah berpolitik yang beretika. Masyarakat digiring ke arah ketakutan sehingga terkesan kondisi Indonesia mencekam.

Cara berpolitik seperti itu dikatakan dapat memecah persatuan bangsa. Sehingga, Jokowi menegaskan masyarakat harus bisa berpikir kritis dan pintar dalam menghadapi situasi.

"Cara berpolitik seperti ini jangan diteruskan lah. Stop," tegas mantan Wali Kota Solo itu.

Ia harapkan politik di Indonesia penuh dengan kegembiraan dan kesenangan, bukan ketakutan.

"Namanya juga pesta demokrasi, yang namanya pesta itu penuh dengan kegembiraan. Biarkan masyarakat dengan kematangan politiknya memberikan suara untuk memilih," ujarnya.

Jokowi mengatakan harus ada hijrah sikap saat tahun politik ini. Hijrah dari pesimisme ke optimisme, hijrah dari kegaduhan ke persatuan dan kerukunan.

Ketika ditanya siapa politikus yang dimaksud, Jokowi hanya tersenyum dan mengatakan sambil lalu, "Ya dicari aja politikusnya," kata dia.(*)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved