Pilpres 2019
Politik Genderuwo Itu Istilah Simbolik Kepada Pihak Yang Selalu Lontarkan Pandangan Pesimistis
Ace Hasan Syadzily menjelaskan politik genderuwo adalah istilah simbolik yang ditunjukan kepada pihak-pihak yang selalu melontarkan pandangan pesimis
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma'ruf Amin, Ace Hasan Syadzily menjelaskan politik genderuwo adalah istilah simbolik yang ditunjukan kepada pihak-pihak yang selalu melontarkan pandangan-pandangan yang pesimistis tentang bangsa ini.
Demikian disampaikan Koordinator Bidang Komunikasi, Media, dan Penggalangan Opini Golkar ini terkait sindiran Jokowi mengenai "politik genderuwo."
Juga politik genderuwo itu, menurut Ace, adalah istilah simbolik yang ditunjukan kepada pihak-pihak yang selalu melontarkan pandangan politik ketidakpastian, pesimisme dan kebohongan.
"Seakan-akan kita akan menghadapi krisis ekonomi yang menakutkan dengan menyebut bahwa harga-harga di pasar mengalami kenaikan. Sehingga mendorong masyarakat menjadi khawatir dengan kondisi ekonomi saat ini," ujar Ace kepada Tribunnews.com, Jumat (9/11/2018).
Padahal, imbuh Ace, kalau dilihat situasi dan kondisinya ya semakin membaik.
Coba lihat saat, dia menjelaskan, dolar Amerika sudah mulai menjinak ke kisaran Rp 14.600-an yang kemarin menembus Rp 15.000-an.
Angka inflasi pun tegas dia, masih dapat dikendalikan.
"Pemerintah diam-diam bekerja dengan sungguh-sungguh dalam menghadapi tekanan ekonomi pasar.," ujar Ace.
Melalui pernyataannya, menurut Ace, Jokowi juga ingin mengingatkan semua pihak bahwa perbedaan politik itu biasa dalam negara demokrasi.
Baca: Wiranto Klaim Aksi Bela Tauhid Ditunggangi HTI
"Kita boleh berbeda pandangan dalam berpolitik. Politik jangan membuat kita semua menjadi terpecah-pecah. Kita harus tetap menjaga persatuan dan kesatuan sebagai bangsa. Demokrasi jangan membuat kita terpecah belah," tegas Ace.
Ace juga menilai, pernyataan Jokowi ini tidak hanya kepada kelompok tertentu, tetapi kepada siapa saja pihak terutama para politisi yang selalu melontarkan pandangan-pandangan dan narasi yang pesimistik, ketakutan dan ketidakpastian.
Presiden Jokowi saat melakukan kunjungan di Kabupaten Tegal, Jumat (9/11/2018), sempat menyindir politikus yang doyan menyebar propaganda dan ketakutan kepada masyarakat di tahun politik ini.
Ia menyebutnya sebagai politikus gerenduwo (genderuwo).
"Ya politikus gerenduwo itu yang melakukan cara- cara berpolitik dengan propaganda. Menakut- nakuti dan menimbulkan kekhawatiran di masyarakat," kata Jokowi.
Jokowi mengemukakan saat ini banyak politikus yang sering melontarkan pernyataan-pernyataan yang menakutkan dan menimbulkan keresahan di masyarakat.