Pilpres 2019
Soal Kasus 'Tampang Boyolali', Kubu Jokowi Bela Bupati Seno
Hasto menerangkan semua pihak sebaiknya mengambil pelajaran tersebut bahwa di dalam politik disiplin berbicara dan pemahaman kultur Indonesia sangat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Tim Kampanye Nasional Jokowi-Mar'uf menyatakan gerak cepat masyarakat Boyolali adalah respon atas pernyataan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto yang dinilai melecehkan martabat.
Sekretaris TKN Jokowi-Ma'ruf, Hasto Kristiyanto mengatakan apa yang diutarakan Prabowo soal 'Tampang Boyolali' harus menjadi pelajaran terkait dengan pentingnya pemahaman budaya timur dan tata-krama dalam politik.
“Apa yang disampaikan Pak Prabowo hanya pas dalam budaya barat. Mungkin karena Pak Prabowo lama hidup di luar negeri sehingga tidak memahami tepo sliro dalam budaya Jawa, ataupun kurang paham budaya Indonesia karena masa kecilnya dibesarkan di negara barat," ujar Hasto saat dikonfirmasi wartawan, Selasa (6/11/2018).
Baca: Beredar Video Viral Pesawat Angkut 3 Ton Durian dan Bau Menyengat, Begini Tanggapan Sriwijaya Air
Hasto menerangkan semua pihak sebaiknya mengambil pelajaran tersebut bahwa di dalam politik disiplin berbicara dan pemahaman kultur Indonesia sangat penting. Dalam kontestasi politik yang bermartabat, ucap Hasto, isu terkait perbedaan kelas antara tampang kaya yang bisa masuk hotel, yang dikontraskan dengan lainnya, sebaiknya tidak perlu dilakukan.
Pemimpin, terlebih calon presiden, menurut Hasto, seharusnya menampilkan gagasan positif bagaimana menggelorakan harkat dan martabat rakyatnya, sehingga meskipun secara lahir nampak biasa, namun punya kebanggaan sebagai warga negara Indonesia.
Baca: Permohonan Justice Collaborator Keponakan Setya Novanto Ditolak
"Gaya keras pidato Pak Prabowo dengan model kontrasting kelas kaya dengan sebaliknya adalah kemunduran kualitas demokrasi. Pak Prabowo harus paham bahwa menjadi petani, pedagang pasar, tukang jamu, bahkan tukang sapu adalah kerja yang bermartabat selama dilakukan dengan penuh rasa percaya diri," tutur Hasto.
Sebab dengan bekerja, kata Hasto, disitulah jati diri kemanusiaan untuk berdiri di atas kaki sendiri hadir. Hasto menyontohkan tukang sapu pun punya tugas penting, membawa lingkungan menjadi bersih. Tukang sapu dilihat fungsinya mampu memerindah alam raya, mewayu hayuning bawana.
"Hal inilah yang seharusnya dilihat Pak Prabowo. Sayang Beliau kurang memahami kultur timur seperti ini," kata Hasto.
Hasto pun menganggap respon Bupati Boyolali, Seno Samodro yang hadir di aksi unjuk rasa masih wajar. “Apa yang dilakukan oleh Pak Seno masih wajar. Beliau mengawal rakyatnya. Dengan demikian demonstrasi berlangsung tertib dan damai," kata Hasto.
Hasto mengingatkan Prabowo agar berhati-hati dalam berbicara dan jangan eksploitir kemiskinan rakyat hanya untuk tujuan kekuasaan politik. Gugatan yang ditujukan kepada Bupati Boyolali yang dilakukan oleh Pendukung Prabowo juga dinilai berlebihan.
“Dari kasus tersebut, sebaiknya kita mengambil pelajaran tentang pentingnya tata-krama politik dan perlunya bagi pemimpin politik untuk memahami kultur budaya bangsanya sendiri," kata Hasto.
Sebelumnya, Seno dilaporkan ke Bawaslu oleh Advokat Pendukung Prabowo atas tuduhan keberpihakan terhadap salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden, sehingga menguntungkan pihak tersebut sekaligus merugikan pihak lainnya.
Mereka menuding Seno tak netral karena telah menyerukan kepada masyarakat Boyolali untuk tak memilih Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Pemilu 2019.