Kamis, 2 Oktober 2025

Pilpres 2019

Jumlah Pemilih Prabowo Bisa Berkurang karena Blunder ''Tampang Boyolali''

Muradi menilai, pidato Ketua Umum Gerindra tersebut telah melukai setidaknya 900-an ribu warga Boyolali, di Jawa Tengah.

Editor: Johnson Simanjuntak
Istimewa
Pengamat Politik dari FISIP Unpad, Dr Muradi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua pusat studi politik dan keamanan (PSPK) Universitas Padjadjaran Bandung, Muradi memperkirakan blunder "tampang Boyolali" oleh Calon Presiden Prabowo Subianto akan berdampak pada berkurangnya dukungan pemilih kepada paslon nomor urut 02 di Pilpres 2019.

Karena Muradi menilai, pidato Ketua Umum Gerindra tersebut telah melukai setidaknya 900-an ribu warga Boyolali, di Jawa Tengah.

Belum lagi ditambah warga Boyolali perantau yang jumlahnya bisa menjadi satu jutaan.

"Apa yang dinyatakan oleh Prabowo dalam pidatonya telah melukai 900-an orang Boyolali dan keturunannya dengan ejekan bernada merendahkan, jika digabungkan dengan warga Boyolali yang merantau bisa saja mendekati angka 1 juta orang Boyolali," ujar Muradi kepada Tribunnews.com, Selasa (6/11/2018).

Jumlah itu menurut Muradi, signifikan untuk diraup sebagai pemilih.

"Apakah akan mengurangi jumlah pemilih ke Prabowo, saya kira hal tersebut dimungkinkan sekali dan itu menjadi bagian blunder politik yang seharusnya tidak perlu," jelas Muradi.

Lebih lanjut Muradi menilai, permintaan maaf saja tidak akan cukup mengobati perasaan termarjinalkan dan dianggap bukan siapa-siapa sebagaimana yang dilakukan oleh Prabowo Subianto.

Oleh karena itu, baik bagi Prabowo untuk mencoba mengurangi blunder politik dan mencoba membuka ruang bagi upaya mencari dukungan baru dari yang lain.

Baca: Wajar, Yusril Bela Jokowi, Ini Alasannya

Diantaranya, dia mencontohkan, menawarkan program alternatif baru yang meyakinkan pemilih lebih baik dari petahana Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma'ruf Amin.

"Jika tidak, saya ragu langkah apapun tidak akan mengubah persepsi publik jika pola kampnye dan pendekatan yang dilakukan sama dengan blunder-blunder politik sebelumnya," papar Muradi.

Pidato calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto yang mengucapkan " tampang Boyolali" berbuntut panjang.

Belasan ribu warga Boyolali yang mengatasnamakan Forum Boyolali Bermartabat berkumpul di Balai Sidang Mahesa Boyolali, Jawa Tengah, Minggu (4/11/2018).

Mereka memprotes pernyataan yang disampaikan Prabowo dalam pidatonya karena dianggap telah merendahkan martabat warga Boyolali.

Pidato itu disampaikan Prabowo saat meresmikan posko pemenangan Prabowo-Sandi di Boyolali pada Selasa (30/10/2018).

Ketua DPRD Boyolali, yang juga koordinator aksi protes, S Paryanto mengungkapkan, aksi protes diikuti sekitar 15.000 warga Boyolali.

Menurut dia, aksi dilakukan secara spontan dan tidak ada muatan politik.

"Hari ini spontan warga melakukan aksi protes atas pidato Prabowo. Ini murni riil gerakan masyarakat Boyolali. Tidak ada muatan apa pun. Jadi, jangan ada salah arti, salah persepsi," ujar Paryanto di Balai Sidang Mahesa Boyolali, Jawa Tengah, Minggu.

Warga yang ikut dalam aksi protes tersebut perwakilan dari masing-masing kecamatan di Boyolali. Ada sekitar 19 kecamatan yang tersebar di seluruh wilayah Boyolali.

"Prabowo harus minta maaf kepada warga Boyolali, terlepas Prabowo tidak sengaja atau guyonan. Tapi kita bicara fakta," ujar dia.

Dia menyebutkan, prestasi Boyolali di Indonesia luar biasa. Banyak pejabat penting di pemerintahan yang berasal dari Boyolali, di antaranya, Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Mulyono dan mantan Menteri PU era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) Djoko Kirmanto. (*)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved