Pilpres 2019
Prabowo: Ekonomi Lagi Berat, Banyak Rumah Sakit Nombok Biayai Pengobatan Pasien
Prabowo menilai, pengakuan pengusaha yang ditemuinya tersebut mengindikasikan kondisi ekonomi Indonesia saat ini lebih buruk dari kondisi sebelumnya
Laporan Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto mengatakan, tidak bisa dipungkiri bahwa kondisi ekonomi Indonesia saat ini sedang tidak baik.
Jika pun ada yang sedang menikmati kemakmuran, itu hanya menguntungkan segelintir orang.
"Dan Ini bukan Prabowo yang bicara, ini data dan faktanya. Semua lembaga dunia mengatakan itu. Data-data saya itu dari Pemerintah Indonesia sendiri. Dan yang utama adalah rakyat kita merasakan dimana kondisi yang sangat sulit itu. Apalagi emak-emak," kata Prabowo saat memberikan sambutan deklarasi Komando Ulama untuk Pemenangan Prabowo-Sandi ( Koppasandi) di GOR Soemantri Brodjonegoro, Jalan Rasuna Said, Jakarta, Minggu (4/11/2018).
Baca: Pretty Asmara Meninggal, Permintaan Terakhir hingga Pengakuan Vicky Prasetyo
Prabowo membagikan pengalamannya berbincang dengan seorang pengusaha di Kota Semarang. Pengusaha pemilik rumah sakit di kota tersebut mengeluh karena harus nombok Rp 100 miliar untuk menambal biaya pengobatan pasien yang berobat di rumah sakitnya karena BPJS Kesehatan belum kunjung membayar tagihan rumah sakit.
"Dia ini pengusaha lokal dan setempat. Dari mana dia harus nombok 100 miliar? Dan itu rumah sakit, salah satu yang terbesar di Semarang. Dan di mana-mana seperti itu. Jadi sebentar lagi orang sakit bisa ditolak, tidak bisa diterima, karena kalau satu RS harus keluarkan 100 miliar, bagaimana?" kata Prabowo.
Baca: Data Lengkap Insiden Kecelakaan Lion Air dari Tahun ke Tahun
Prabowo menambahkan, pengakuan pengusaha yang ditemuinya tersebut mengindikasikan kondisi ekonomi Indonesia saat ini lebih parah dari kondisi sebelumnya.
Baca: Besok Megawati Soekarnoputri Terima Gelar Kehormatan Ke-8 dari Fujian Normal University
"Dia katakan ke saya, Pak Prabowo saya ini pengusaha. Usaha dia, saya kira, kurang lebih (sudah berlangsung) 50 tahun. Dia mengatakan, Pak Prabowo selama saya jadi pengusaha sudah 30 tahun, belum pernah keadaan separah sekarang," ujar Prabowo mengutip pernyataan pengusaha tersebut.
Baca: Ahmad Syaikhu Siap Jadi Wagub DKI, Bagaiman Tanggapan Anies Baswedan?
Prabowo menambahkan, dirinya juga mendapati informasi, banyak petani di Jawa Tengah mengeluhkan kebijakan pemerintah yang tidak berpihak. Misalnya, saat musim panen padi, pemerintah malah mengimpor beras dari Thailand dan Vietnam.
"Di Klaten baru panen padi. Begitu panen padi, mereka mau jual berasnya, datang impor beras dari luar sekian juta ton. Harganya lebih murah dari berasnya petani kita. Karena beras di Thailand dan Vietnam itu memang ditopang disubsidi oleh negara. Jadi mereka sedang menangis sekarang, tidak bisa jual hasil keringat sekian bulan. Petani tebu juga demikian," ungkap Prabowo Subianto.