Pilpres 2019
LSI Sebut Debat Capres di Kampus Peluang Galang Dukungan Terpelajar
Pemilih kategori SD hingga SMA sebesar 58,7 persen memilih Jokowi-Ma'ruf, dan 27,9 persen memilih Prabowo-Sandiaga.
Penulis:
Reza Deni
Editor:
Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Ikrama Masloman menyatakan, peluang pasangan Prabowo-Sandi untuk mencari dukungan atau menaikkan elektabilitas dari kaum terpelajar bisa dimanfaatkan bila debat capres-cawapres di kampus dikabulkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Seperti diketahui, dalam hasil survei LSI Denny JA bulan Oktober 2018, pasangan Prabowo-Sandiaga kalah dari pasangan Jokowi-Ma'ruf untuk kategori pendidikan.
Dalam hasil survei tersebut, dipaparkan Ikrama, pemilih kategori SD hingga SMA sebesar 58,7 persen memilih Jokowi-Ma'ruf, dan 27,9 persen memilih Prabowo-Sandiaga.
Sementara untuk kategori perguruan tinggi, sebesar 44 persen memilih Jokowi-Ma'ruf dan 37,4 persen memilih Prabowo-Sandiaga
"Itu (debat di kampus) bisa menjadi peluang sebagaimana pak Prabowo-Sandiaga mampu mengkapitalisasi isu yang sensitif terhadap kelompok terpelajar, misalnya debat di kampus, ekspor kebijakan ekonomi, program konkret ekonomi itu mungkin salah satu program untuk mendongkrak kembali keterpilihan di segmen terpelajar atau pendidikan tinggi," ujarnya di Kantor LSI, Jakarta Timur Selasa (23/10/2018).
Untuk cara lainnya, Ikrama menjelaskan, dengan tetap fokus pada isu ekonomi akan bisa berdampak langsung terhadap publik yang menjadi concern masyarakat.
Hal itu bisa dimanfaatkan tim Prabowo-Sandi untuk mengembalikan citra mereka dari kalangan terpelajar.
"Karena itu, mereka menunggu program tak hanya mengeksploitasi sentimen, apakah agama melalui Ijtima', atau yang lain. Apalagi dengan terpaan hoaks tentu mengurangi kepercayaan publik terhadap strong leadership kedua pasangan calon," tambahnya.
Baca: Insiden Pembakaran Bendera di Garut, Moeldoko Minta Tak Dikaitkan Pilpres
Sebelumnya, Koordinator Jubir Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dahnil Anzar Simanjuntak menyarankan agar debat pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) di gelar di kampus-kampus terpilih.
Nantinya kedua pasangan cukup membawa "badan" saja, tanpa perlu repot-repot membawa suporter.
"Jadi cukup di kampus di gelar, enggak perlu undang pendukung, jadi dikampus di pilih saja di kampus mana," ujar Dahnil, dalam keterangannya, Minggu (21/10/2018).
Jika debat dilakukan di lingkungan kampus, Dahnil juga menyarankan debat diikuti oleh akademisi dan mahasiswa terpilih yang bebas berdialog dan mengupas tuntas visi-misi kedua kandidat.
"Biar yang menelanjangi, biar mengulik itu para dosen-dosen dan akademisi dan mahasiswa ketimbang nanti debat di hotel terus mengundang pendukung, ngundang suporter itu nantinya juga susah, berisik, teriak-teriak," ujar Dahnil.