Pilpres 2019
Pengamat: Jokowi-Ma'ruf Harus Berlajar dari Pilkada DKI Ketika Petahana Unggul di Semua Survei
"Kita lihat pelajaran di Jakarta. Di Pilkada Jakarta, semua hasil survei mengatakan Ahok lebih unggul."
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio mengingatkan kubu petahana Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin untuk berkaca dengan Pilkada DKI Jakarta 2017.
Hal tersebut diungkapkan Hendri menanggapi hasil survei yang dirilis SMRC dimana elektabilitas pasangan calon presiden Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin unggul dari pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Baca: 1.096 Narapidana di Sulawesi Tengah Belum Kembali ke Lapas Setelah Gempa
"Sudah bisa diprediksi, sebagai petahana Jokowi pasti bisa unggul," ujar pendiri Lembaga Survei KedaiKOPI ini kepada Tribunnews.com, Senin (8/10/2018).
Ia pun menyebutkan hasil survei KedaiKOPI juga menunjukan keunggulan Jokowi-Ma'ruf Amin dari Prabowo-Sandi dengan keunggulan antara 20-25 persen.
Tapi dia mengingatkan, kondisi saat Pilpres 2019 berbeda dengan Pilpres 2014 lalu.
Baca: Untuk Pengamanan dan Evakuasi IMF-World Bank, Dua Pesawat dan 400 Bus Disiapkan di Banyuwangi
Di Pilpres 2014 lalu, waktu kampanye begitu pendek.
Sedangkan 2019, kata dia, waktu kampanye begitu panjangnya hingga April tahun depan.
Untuk itu, dia berpesan agar kubu Jokowi-Ma'ruf Amin tidak langsung puas sehingga lenggah karena keunggulan di hasil survei.
Pilkada DKI pada 2017, kala petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat melawan Anies Baswedan-Sandiaga Uno jadi cermin yang berarti.
Baca: Amien Rais akan Diperiksa di Polda Metro Jaya, Sekitar 500 Massa PA 212 akan Turut Mengawalnya
"Kita lihat pelajaran di Jakarta. Di Pilkada Jakarta, semua hasil survei mengatakan Ahok lebih unggul. Tidak ada lembaga survei apa pun di awal-awal memprediksi Anies-Sandi menang," dia mencontohkan.
Selain itu, dia melihat Jokowi masih memiliki pekerjaan rumah yang relatif tidak ringan yakni dalam bidang ekonomi dan penegakan hukum.
Khususnya di bidang ekonomi, ketika nilai tukar rupiah melemah atas rupiah.
"Hati-hati jangan sampai terpeleset di ujung jalan," pesannya.