Pilpres 2019
Ziarah ke Makam Sisingamangaraja, Ma'ruf Amin Bicara Soal Pancasila Hingga Dalihan Na Tolu
"Para pendiri bangsa menebus negara ini dengan darah dan air mata. Salah satu pahlawan kita adalah Raja Sisingamangaraja XII."
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ilham Rian Pratama
TRIBUNNEWS.COM, BALIGE - Calon Wakil Presiden RI nomor urut 01, Ma'ruf Amin, menerima ulos dari warga Tanah Batak sebelum melakukan ziarah ke makam raja-raja Sisingamangaraja di Kota Balige, Tapanuli Utara, Jumat (5/10/2018).
Kiai Ma'ruf yang hadir bersama sang istri, Wury Estu Handayani, berziarah ditemani sejumlah kepala daerah di wilayah sekitar Danau Toba.
Baca: Respon Keluarga Korban KM Sinar Bangun Tentang Polemik Rekening Ratna Sarumpaet
Rombongan berziarah dan mengitari kompleks makam.
Usai berziarah, Kiai Ma'ruf mengaku sangat tersanjung dengan kehangatan sambutan dari warga Tapanuli Utara.
Dia mengaku sangat senang diberikan ulos.
Baca: Fadli Zon Beberkan Kronologis Pengakuan Cerita Bohong Ratna Sarumpaet
Kiai Ma'ruf lalu mengajak semua pihak bersyukur atas warisan kemerdekaan para perjuangan dan pendiri bangsa.
"Para pendiri bangsa menebus negara ini dengan darah dan air mata. Salah satu pahlawan kita adalah Raja Sisingamangaraja XII. Mari berterima kasih atas dedikasi dan pengorbanan beliau," kata Kiai Ma'ruf.
Kini, pendiri bangsa sudah mewariskan landasan yang kuat, yakni Pancasila dan UUD 1945.
Disebutnya, Pancasila adalah titik temu.
Baca: Sempat Miliki Dua Janin, Tya Ariestya Hanya Bisa Perjuangankan Satu Kandungan yang Berkembang
Dengan Pancasila, bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai aliran, paham, dan agama, bisa bersatu.
"Pancasila adalah rahmat bagi bangsa Indonesia," ujar Kiai Ma'ruf.
Begitupun UUD 1945 yang merupakan kesepakatan para elemen bangsa dan negara.
Karena keberadaan Pancasila dan Konstitusi itu, Kiai Ma'ruf menyebut Indonesia sebagai negara kesepakatan, atau negara konsensus.
"Karenanya, marilah warisan pendiri bangsa ini kita jaga. keutuhan, kerukunan antar agama, suku, ras," tuturnya.
"Kerukunan bukan barang murah, tapi sebagai bangsa kita bisa menjaganya. Apalagi Masyarakat Batak, yang punya landasan paradigma yakni Dalihan Na Tolu. Dengan Dalihan Na Tolus, bangsa ini bisa kuat dan hebat karena bersatu," imbuhnya.
Selesai acara, Kiai Ma'ruf menerima sejumlah cinderamata dari tokoh adat setempat mulai dari kopi Siborong-borong hingga miniatur rumah adat batak.