Sabtu, 4 Oktober 2025

Pilpres 2019

Dukungan Gusdurian Dinilai Cukup Signifikan Dongkrak Suara Jokowi-Ma'ruf

Direktur Eksekutif INDIKATOR Burhanuddin Muhtadi mengatakan Gusdurian cukup signifikan mendongkrak suara Jokowi-Ma'ruf Amin.

TRIBUN/JEPRIMA
Yenny Wahid (kiri) bersama kyai dan ulama yang tergabung dalam Konsorsium Kader Gus Dur menyatakan sikapnya dalam Pilpres 2019 di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan, Rabu (26/9/2018). Keluarga dan Konsorsium Gus Dur mendeklarasikan dukungannya kepada pasangan Jokowi-Maruf Amin dalam Pilpres 2019 mendatang. TRIBUNNEWS/Jeprima 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Direktur Eksekutif INDIKATOR Burhanuddin Muhtadi mengatakan Gusdurian cukup signifikan mendongkrak suara Jokowi-Ma'ruf Amin.

Menurut data survei INDIKATOR, ia menyebut ada 41 persen orang responden yang beragama islam dan mereka merasa dekat dengan Nahdatul Ulama.

Baca: Penampilan Masa Lalu Denira Wiraguna Pernah Bertubuh Chubby & Berisi, Netizen Dibuat Gemas

Ia mengatakan jika dekat dengan NU, pemilih cenderung dekat dengan pemikiran dan kharisma almarhum Abdurahman Wahid atau Gus Dur

"Menurut saya cukup signifikan, semakin dekat dengan NU, semakin mereka terasosiasi dengan pemikiran jejak serta kharisma seorang almarhum Abdurrahman Wahid. Ini bukan angka yang kecil," kata Burhanuddin, di kantor INDIKATOR, kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (26/9/2018).

Sehingga wajar ujar Burhanuddin, suara Gusdurian menjadi rebutan antara dua kubu, yakni Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandi, di mana Jokowi dan Prabowo datang sowan dan silaturahmi ke Ibu Shinta.

Namun ia tak yakin, Gusdurian dapat terjun langsung ke politik praktis dengan memilih Jokowi.

"Masalahnya adalah apakah pendukung Gus Dur ini bisa ditarik menjadi salah satu kekuatan politik praktis. Mungkin ada aspirasi sebagian kalangan yang ingin membawa kelompok Gus Dur ke salah satu paslon. Tetapi menurut saya sebagian besar Gusdurian itu cenderung otonom dan tidak mau terlibat pada politik praktis," terangnya.

Sejauh ini ia mengatakan, kantong-kantong suara Gusdurian terbesar dan paling banyak di Jawa Timur, kemudian disusul oleh Jawa Tengah, DKI Jakarta, Lampung, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, NTB, dan sebagian Sulut.

"Paling banyak di Jawa Timur, sebenarnya kantong Gus Dur ini beririsan dengan kantong NU, karenanya Jatim jadi pusat jaringan gusdurian, disusul dengan jawa tengah, kemudian menyebar terutama di Jabar dan sebagain Sulut dan timur," tutur Burhanuddin.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved