Pilpres 2019
Romahurmuziy Sebut Mayoritas Rakyat Indonesia Tak Akan Paham Jika Debat Pilpres Pakai Bahasa Inggris
Dalam video yang ia posting, Romahurmuziy menyebutkan tiga poin mengenai usulan tersebut.
TRIBUNWOW.COM - Ketua Umum PPP M. Romahurmuziy buka suara terkait usulan koalisi Prabowo Subianto-Sandiaga Uno agar debat kandidat di Pilpres 2019 ada sesi yang menggunakan bahasa Inggris.
Dilansir TribunWow.com, hal tersebut ia sampaikan melalui akun Instagram @romahurmuziy yang diunggah pada Sabtu (15/9/2018).
Dalam video yang ia posting, Romahurmuziy menyebutkan tiga poin mengenai usulan tersebut.
Pertama, terkait nasionalisme, di mana ia menilai usulan debat menggunakan bahasa asing dalam konteks Pilpres jauh dari nasionalisme.
• Komentari Cuitan Erick Thohir, Faizal Assegaf: Menohok Banget, Semoga Dapat Sadarkan Prabowo-Sandi
"Ada usulan agar perdebatan capres dan cawapres besok dilakukan dalam bahasa inggris.
Usulan ini disebutkan oleh wakil ketua umum Partai Gerindra yang merupakan pengusung Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.
Tentu ini usulan yang anti-nasionalisme.
Karena kita ini bangsa indonesia, dan kontestasi ini juga digunakan di negeri ini.
Untuk apa perdebatan dilakukan dalam bahasa Inggris?
Sehingga usulan ini adalah usulan yang sangat jauh dari nilai-nilai nasionalisme.
Yang kedua, esensi penggunaan bahasa itukan komunikasi, mayoritas rakyat kita tidak mengerti bahasa Inggris.
Jadi kalau kemudian perdebatan itu dilakukan dalam bahasa Inggris, perdebatan itu untuk siapa?
Padahal perdebatan itu mestinya dilakukan untuk membuat mayoritas rakyat kita mengerti.
Dan yang ketiga tentu yang menjadi esensi dari sebuah perdebatan adalah konten atau substansi materinya," ujar Romahurmuziy.
• Mahfud MD: Jadikan Pemilu sebagai Pesta, Bukan sebagai Neraka
Diberitakan dari Kompas.com, koalisi partai politik pengusung bakal capres dan cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mengusulkan agar Komisi Pemilihan Umum (KPU) menggelar satu sesi debat capres-cawapres dengan menggunakan bahasa Inggris.