Pilpres 2019
Isu dari Kubu Jokowi dan Prabowo Belum Menyentuh Milenial
Jumlah yang akan diperebutkan oleh kedua kubu calon presiden, Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pemilihan Umum 2019 diperkirakan diikuti oleh sekitar 40% pemilih usia 17-35 tahun.
Jumlah yang akan diperebutkan oleh kedua kubu calon presiden, Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
Peneliti Lingkaran Survei Indonesia, Adjie Alfarabie mengatakan, suara milenial adalah pemilih potensial yang memiliki kantong suara besar.
Suara milenial dipastikan akan diperebutkan oleh Jokowi dan Prabowo. Tapi, menurut penelitian LSI, kedua kubu belum secara konkret menggagas isu-isu yang menyasar milenial.
"Belum ada isu yang dilempar masing-masing calon dan dikonsumsi secara puas untuk menjadi pertimbangan," ujar Adjie di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (15/9/2018).
Milenial di perkotaan dan di pedesaan, ucap Adjie, memiliki karakteristik yang berbeda. Jika milenial di perkotaan tertarik dengan isu start up, tidak dengan milenial di pedesaan.
"Beda (milenial, -red) di perkotaan dan desa. Ini jadi poin. Artinya capres harus melihat ini, sebagai isu pertama kalau mau berebut simpati milenial," kata Adjie.
Pakar branding milenial, Yuswohady senada dengan apa yang diutarakan oleh Adjie. Generasi milenial cenderung apatis dengan politik. Pendekatan yang dilakukan oleh para calon presiden kepada milenial harus berbeda.
"Pokoknya mikirin 'gua aja'. Boro-boro Jokowi bangun infrastruktur, enggak peduli dia. Mereka enggak suka ngomong politik. Untuk mendekati harus dengan bahasa mereka, bukan bahasa politik," tutur Yuswohady.
Yuswohady mencontohkan, generasi milenial di pedesaan, cenderung lebih peduli dengan pemimpin yang fokus untuk menciptakan lapangan pekerjaan, "Mereka hidup di zaman susah. Makanya butuh lapangan kerja," tutur Yuswohady.